16.YMETM

589 96 20
                                    

Setelah empat hari Jisoo berlatih kini tengah berusaha mencetak poin waktu berjalan 1 menit, Jisoo telah berhasil memasukan 17 bola dalam ring dan itu cukup memuaskan, ternyata belajar basket gak susah-susah amat pikirnya.

Prittt!

Saat Jisoo ingin menge-Shoot bolanya lagi bunyi peluit Pak Kai sudah berbunyi, keringat bercucuran dari pelipis, dahi, hingga turun keleher Jisoo, cewek itu mendekat kearah Pak Kai.

"Gimana pak nilai saya masih anjlok?" tanyanya.

Pak Kai tersenyum. "Nilai kamu diatas rata-rata, bagus tingkatkan lagi".

"Yaudah kamu boleh istirahat" ujarnya.

Jisoo mengangguk. Lalu cewek itu pergi kekantin berjalan melewati koridor kelas 11 yang tidak terlalu ramai.

Tuk

Jisoo berbalik dan dan mendapati seseorang cewek dengan baju bebas.

"Ada apa ya?" tanya Jisoo.

"Ah gue mau minta tolong buat anterin ke ruangan kepala sekolah, soalnya daritadi gue nyari gak ketemu" ujar cewek itu.

"Lo anak baru ya?".

Cewek itu mengangguk lalu mengulurkan tangannya. "Gue Herin, lo?".

Jisoo tersenyum manis membalas uluran. "Gue Jisoo".

"Ruangan kepala sekolah ada disana" ujar Jisoo nunjuk arah selatan. "Yang ada gorden warna ijo".

Cewek itu mangut-mangut mengerti. "Oh oke thanks".

"Yaudah gue duluam ya bhay Herin!!" ujar Jisoo lalu pergi berlawanan. Herin sedaritadi menatap kepergian Jisoo, mata cewek itu tak beralih sedikitpun karena dia sempet melihat ada cewek yang menyenggol Jisoo.

Dengan acuh Herin melangkah keruangan kepala sekolah.

***

Dug. Bruk!.

"Akh-- Asuw!!" umpat Jisoo saat bahunya disenggol kasar oleh seseorang, dengan kondisi lelah dengan mudah tubuhnya terpental hingga membentur tembok.

"Ck." Yuju berdecak. "Disenggol gitu aja Lemah lo, cih!" ucap Yuju sinis pada Jisoo.

Jisoo menggeram kesal. "Mau lo apasih hah!".

Yuju mendekati kearah Jisoo lalu mencengkram dagu cewek itu. "Gue, mau gue!" ucapnya penuh penekanan. "Gue mau lo jauh-jauh dari Neo!, lo tau gak, GUE TUH MUAK SAMA LO!" desisnya tajam.

Dia sungguh muak dengan Jisoo entahlah dimata Yuju, Jisoo adalah rival terbesar baginnya sekaligus penghalang dirinya yang ingin mendapatkan Neo. Kemarin dia melihat Neo yang mengusap bibir Jisoo dengan mesra karena saat itu dia mengikuti keduanya. Dan hal itu membuatnya menggeram kesal, lagi-lagi dia kalah dengan cewek kampungan ini.

Jisoo menepis kasar tangan Yuju lalu mendekatkan wajahnya. "Kalau gue gak mau gimana?, lo mau apa!. Mau nampar, mau jambak rambut gue kaya yang lo lakuin sama adek kelas yang ngefans sama Neo. Iya..." ujar Jisoo mengejek.

"Sadar heh lo bukan siapa-siapannya dia, jadi lo gak usah ngatur-ngatur gue".

"Kurang ajar!. Lo bener-bener ya---" geram Yuju marah, tangannya hendak menampar Jisoo namun terhenti karena ditarik oleh seseorang, badan Yuju pun ikut terbalik.

Yuju kaget dengan orang yang menarik tangannya tadi.

"Ne--neo".

Neo menatap Yuju tak percaya, sorot mata Neo menggambarkan jika cowok itu kecewa, Neo menggeleng prihatin. "Gue gak nyangka lo kaya gini".

You Mean Everything To Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang