1

5.7K 227 6
                                    

Seorang pria tampak turun dari dalam mobil mewahnya menggunakan pakaian serba hitam dan tak lupa kaca mata hitamnya, di iringi oleh beberapa orang dengan badan kekar berjalan menuju pemakaman yang tampak di hadiri banyak orang.

Semua orang memberinya jalan, dia berdiri tepat di samping liang lahat, melihat peti mati yang di turunkan. Tak ada seorang pun yang menangis, aneh bukan di pemakaman seseorang seperti ini begitu banyak orang tapi tak ada satu pun yang meneteskan air mata.

Pemakaman berlangsung hening, pria itu hanya terus berdiri memandang gundukan tanah dihadapannya, perlahan semua orang meninggalkannya.

"Ku pikir kau tak akan datang sing"  Suara seorang pria sambil menepuk bahu nya

"Bagai mana mungkin aku tak mengantarkan pho ketempat peristirahatan terakhirnya phii arm"

"Aku tahu kah pasti terpukul atas kejadian semalam" Dia hanya mengangguk dan mengingat kejadian semalam yang telah merenggut nyawa pho angkat nya.

Flashback On
.
.

Malam ini tampak begitu ramai di kediaman Ruangroj sekaligus markas dari mafia terbesar dan terkejam didunia yaitu "Bloods"

Mereka memiliki semua kekuasaan  dan mempunyai banyak akses di dunia gelap yang membuatnya memiliki kerajaan bisnis terbesar di Thailand.

Malam ini merupakan malam spesial dimana anak angkat dari ketua mafia akan dinobatkan sebagai penerusnya kelak.

Namun semuanya berantakan, ada penyusup di antara tamu undangan. Membabi buta menembaki orang yang ada, bukan hanya satu penyusup tetap ada lebih dari puluhan.

Mereka saling mengadu tembakan di dalam ruangan, tembok putih yang awalnya putih mulai terkena percikan darah merah pekat.

"Singto selamatkan dirimu nak, kau adalah penerus ku" Teriak Boondrod Ayah Singto

"Tidak lho, aku akan menghabisi mereka semua" Ucapnya penuh dengan amarah di matanya

Dia terus menembaki lawannya dibantu oleh anggotanya yang lain. Saat semua sibuk bertempur salah satu musuh berhasil menembakan timah panas mengenai dada ayah Singto.

"Phoo" Teriak Singto menghampiri ayahnya

"Phoo bertahan lah sing akan membawa pho pergi dari sini" Sinto berusaha tegar dan mengangkat ayahnya

"Waktu ku sudah habis nak, sekarang waktu mu. Kau harus kuat danvtak terkalah kan habisi mereka balas kan dendam kita"

"Tidak phoo bertahan lah sing akan menyelamat kan pho"

"Selamat kan diri mu sing, kau satu satunya penerus ku. Jangan terlihat lemah dengan menangis"
Boondrod lalu tersenyum dan menutup kedua matanya untuk selamanya. Singto berusaha menahan air matanya mengingat perkataan terakhir ayahnya.

Kali ini dia sangat marah, seperti ada sesuatu yang menutup mata lalu menusuk dadanya hingga dia membabi buta menembaki semua musuhnya.

Tanpa dia sadari seseorang membidiknya di balik tembok, menembakan peluru terakhir yang ada di dalam senjatanya

Dorr...

Suara tembakan itu lepas, jatuh bersimpu di atas lantai dengan darah segar mengalir.

I Love Daddy (SK)🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang