#2 Jadi Penerbang...

412 36 14
                                    

“AYO SEMUANYA BANGUN, BANGUN!!!, TIDAK ADA WAKTU UNTUK BERSANTAI SANTAI!!!, SEGERA BERSIAP SIAP DAN NAIKLAH KE PESAWATMU MASING MASING!!!” ujar salah satu kapten dari pangkalan udara itu.

Aku pun terkejut, lah orang aku gak tau apa apa kok, malah tiba tiba ada disini...

“HEI KAU BOCAH TENGIK!, SEGERA KE PESAWATMU SEKARANG!!!” teriak sang kapten tadi...

“baik pak!, segera” ujarku...
Setelah itu aku baru sadar, kenapa aku bisa jago bahasa russia ya?, sensasinya kayak tahun 40 an, terus aku langsung keluar melihat pesawat dengan logo bintang merah yang menandakan angkatan udara uni soviet, lalu aku meyakinkannya dengan melihat bendera yang dikibarkan di sebuah tiang yang tinggi persis di depan asrama tadi yang aku tinggal, berlambang palu arit warna emas di bagian atas sebelah kiri pojok dengan bagian belakang berwarna merah, fixnih, kayaknya ane lagi di uni soviet negerinya slav.

Dan aku melihat pesawat model IL-2, (ilyushin 2, tipe penyerang dan bomber ringan)
Lalu seorang mekanik pesawat tempur memanggilku,”hei kawan, pesawatmu disini nak, dan sudah siap terbang!”.

“baik pak terima kasih banyak (^_^)” ucapku,

Lalu aku langsung naik ke pesawat itu, padahal sebelumnya aku tidak bisa mengendarai pesawat, tiba tiba kepalaku terasa pusing,

“ada apa kawan? Tanya sang mekanik tadi...

“tidak apa apa pak...” jawabku.

Seketika itu juga rasa pusing di kepalaku hilang begitu saja dengan efeknya aku langsung bisa hafal cara mengendalikan pesawat ini.

“siap nak?” tanya sang mekanik dengan semangat.

“siap!!!” jawabku dengan lantang.

“baiklah mari kita mulai dengan mesin, senapan, sayap, amunisi, dan lain lain” kata sang mekanik.
Lalu aku mulai menghidupkan pesawatku secara perlahan...

“bagus, kau sudah siap terbang nak!” teriak sang mekanik.
Lalu aku memberikan isyarat kepada sang mekanik itu dengan mengancungkan jempolku ke arah sang mekanik itu “woke!”.
Dan aku melihat kertas cacatan yang ada di kokpit pesawat dan tertulis;

“flight moskow-stalingrad, south coordinate, bombardier the riverbank”.

Lalu aku mengendarai pesawatku arah runway pangkalan dengan tujuan stalingrad, perjalananku ditemani oleh tiga pesawat lainnya yang sama jenisnya dengan pesawatku, dan aku adalah seorang pilot biasa, aku jelas bukan kaptennya,
Sambil terbang diudara aku pun beribincang bincang dengan para rekanku melalui saluran radio dari pesawat tempur ini;

“hei nak sepertinya kamu anak yang baru itu ya?” tanya pilot 1.

“diakah pilot baru yang dikirimkan dari negeri timur itu?” tanya pilot 2.

“sepertinya iya” jawabku dangan ragu ragu.

“baiklah nak kalau begitu selamat datang di skuardon kami, skuardon ke 28 perkenalkan aku altov sang kapten dari skuardon ini, sebenarnya ini adalah skuardon spesial, jadi hanya terdiri empat pesawat saja yang ada disini termasuk kamu nak” kata sang kapten.

“semoga berhasil ya” jawabku.

“baik kau, juga nak” jawab sang kapten.

“ngomong ngomong, namamu siapa nak?” tanya pilot ke 2.

“aku justine” jawabku.

“wah namamu keren juga” kata pilot 1.

“apa kau benar benar dari negeri timur nak?, namamu juga seperti orang amerika”kata pilot ke2.

“aku tidak tau, itu nama pemberian dari kedua orang tuaku,” jawabku.

“sepertinya kau anak yang menarik nak” kata sang kapten.

“maaf aku lupa memperkenalkan diriku, namaku piroski” jawab pilot ke 2.

“dan aku kronikov” jawab pilot 1.

“dan aku alex” jawab sang kapten.

“senang bertemu dengan kalian semua” jawabku.

“kita juga” jawab mereka serentak.
Lalu pembicaraan pun selesai kemudian kami fokus mengendalikan pesawat hingga ke stalingrad, perjalanan yang ditempuh dari kota moskow ke medan peretmpuran di stalingrad sekitar satu atau dua jam, setelah sekian lama, akhirnya tiba juga di medan pertempuran melawan pasukannya hitler, aku melihat banyak tentara merah sedang melawan para pasukan nazi yang berada di bawah sana, bagaikan semut lagi nyeruduk makanan dan akhirnya mati dibakar sama api,

“baiklah semuanya, kita telah tiba di target, kita gunakan formasi bombardir” kata sang kapten

“baik kapten!!!” kata kami serentak.
Penyerangan pun dimulai dengan menjatuhkan bom ke arah pasukan nazi yang sedang bertempur melawan pasukan merah yang berada di tengah tengah kota, lalu pasukan nazi yang berbaris panjang di sana berhasil kita libas bersih, sisanya hanya melawan artileri musuh dan pesawat pesawat musuh yang sedang menyerang, satu persatu pesawat musuh jatuh, dan lahan perlahan skuardonku dijatuhkan musuh.

“Sepertinya hanya kita yang tersisa nak,” kata sang kapten, dengan kondisi pesawatnya yang sudah rusak parah dan berasap.

“sebaiknya kapten kembali ke pangkalan terdekat” ujarku dengan cemas.

“jangan, aku masih ingin melanjutkan misi ini sampai tuntas”

“tapi kapten”

DUUAAARRRR!!!...

Pesawat kapten pun meledak karena di tembak oleh pesawat musuh.

“wiih, jago juga nih nyamuk satu ini!” ujarku dengan marah.

Lalu kubalas tembakan pesawat yang telah menembak pesawat kaptenku,

akhirnya jatuh juga pesawat itu, dan aku meninggikan lagi pesawat dan ingin segera kembali ke pangkalan udara terdekat karena pesawatku sudah rusak juga, di saat ingin memutar balik arah pesawat malah saya juga kena tembak artileri berat musuh, dan pesawatpun mulai berasap dan rusaknya makin parah, aku juga tidak bisa bernapas di dalam kokpit karena sudah penuh dengan asap, akhirnya aku berusaha melakukan pendaratan darurat di pinggir sungai volga, pesawat pun jatuh dengan cepat dan...
BYUUUUURRR!!!...
Pesawatku nyemplung ke air....

“Aku gak mau mati lagi, dahlah, inilah nasibku, dingiiiiin...”

Aku pun pingsan.

Dan kematianku pun terihindarkan lagi ntah karena apa.

Dan akhirnya aku pun segera di temukan oleh salah satu tentara yang di darat.

New life...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang