Episode 7

484 64 1
                                    

"Tubuhmu ternyata indah juga jika diperhatikan."

Tubuh Baekhyun menegang kala ia merasakan hembusan nafas panas mendera di bagian lehernya. Dengan perlahan ia menaikan pandangan matanya menuju cermin di depannya dan ia melihat jika Chanyeol sudah berada tepat di belakangnya, menghadap ke arahnya dan pandangan mata mereka bertemu satu sama lainnya.

"Aku berbohong kalau aku bilang tubuhmu gak menarik untuk kulihat, Baek." Suara serak Chanyeol mendominasi pendengaran Baekhyun. Tanpa pikir panjang, Chanyeol menangkap tubuhnya yang tadi sempat merosot ke bawah dan saat ini keduanya bisa merasakan hawa panas melalui gesekan kulit keduanya. Baekhyun bisa melihat tatapan Chanyeol berubah, ada semacam percikan gairah asing yang ia rasakan.

Tanpa banyak bicara, Chanyeol membawa tubuh Baekhyun berbalik ke arahnya dan menyerang bibir tipisnya tanpa permisi. Ia melumat bibir baekhyun perlahan, meresapi bibir kecil yang berwarna cherry itu dan terasa manis di bibirnya sendiri.

"Eumhh.. "

Baekhyun sendiri sudah merasakan lemas pada tungkai kakinya, mungkin jika Chanyeol tidak menopang tubuhnya bisa dipastikan ia akan terjatuh. Akal sehatnya mengatakan jika yang sedang ia lakukan dengan Chanyeol itu salah, mereka hanya berpura-pura menjadi kekasih sementara tetapi entah mengapa alam sadarnya menyuruh ia untuk ikut membalas semua perlakuan Chanyeol itu. Bahkan tanpa ia sadari, lengannya sudah menggantung dengan sempurna di perpotongan leher Chanyeol dan membalas dengan melumat secara perlahan bibir penuh dihadapannya. Tanpa diketahui jika itu membuat Chanyeol semakin bersemangat, karena mendapatkan lampu hijau dari si mungil. Tangannya yang bebas menjalar ke belakang tubuh Baekhyun sedangkan yang satunya masih setia merengkuh pinggul ramping itu. Tanpa Baekhyun tau, tangan Chanyeol sudah bergerilya di pantatnya yang penuh itu.

"Hmm.. eugh!"

Mendengar lenguhan Baekhyun bukannya memadamkan gairah berdua tetapi semakin membuat Chanyeol dengan kasar memasukkan lidahnya lebih dalam, memainkan organ tak bertulang itu semakin gencar.

"Eumhh.. Ahh! Sud-ahh sudyah.."

Baekhyun mulai sadar dengan perlakuan Chanyeol yang terasa sudah memainkan hasratnya, dengan sekuat tenaga ia menarik rambut Chanyeol kebelakang bermaksud menghentikan aksinya. Mau tidak mau Chanyeol melepas pagutannya dari bibir yang entah sejak kapan menjadi candunya itu.

"Aiish! Lagi asik juga. Apaan sih?!" protes Chanyeol karena Baekhyun menghentikan kegiatan mereka.

"Apa-apaan anjir! Gak ngotak ya lu! Ngapain cium-cium gue, hah?!" teriak Baekhyun geram, sumpah ya ini buto ijo di depannya gak ada otak atau otaknya baru saja tercecer di lantai?

"Yaelah, kan lagi enak. Sini lagi..." kata Chanyeol sambil menarik wajah Baekhyun lagi untuk bermaksud melanjutkan ciumannya tadi. Tetapi dengan kuat Baekhyun memberikan pukulan di kepalanya.

"Mati lu! Mati lu! Argh!!" Baekhyun terus melancarkan pukulannya tetapi dengan cepat Chanyeol menangkap pergelangan tangannya dan mulai membenamkan wajahnya di leher Baekhyun.

"ARRGH, SI-SIALAN!!" Teriakan Baekhyun terdengar saat Chanyeol menjilati lehernya dan menyedot dengan kuat.

Dengan perlahan perlawanan Baekhyun akhirnya berhenti, ia bisa melihat wajahnya melalui cermin besar yang mengelilingi ruang kecil itu. Saat Chanyeol masih dengan fokus memberikan tanda pada lehernya, Baekhyun hanya bisa meremas lengan berotot milik Chanyeol.

⎔⎔⎔

Di sebuah rumah yang berada di perumahan elit, orang-orang sibuk berlalu-lalang mempersiapkan pesta perayaan yang akan dilakukan oleh tuan rumah itu. Sedangkan di lantai dua -lebih tepatnya di sebuah ruangan yang merupakan kantor rumahan itu diisi oleh tiga orang sedari tadi membicarakan tentang perencanaan yang akan mereka lakukan sebagai 'perayaan' yang sebenarnya.

"Jadi, apa rencanamu?"

"Kau tenang saja, aku akan membuat pestamu lebih meriah lagi dengan kejadian yang tidak akan disangka-sangka oleh orang lain." jawab perempuan yang sedang duduk di salah satu sofa di hadapannya itu sambil memperlihatkan seringai jahatnya.

Rose tersenyum puas akan jawaban Joy, ia tidak sabar untuk menunggu hari esok dimana mereka akan menyingkirkan Baekhyun dari sisi Chanyeol-nya itu. Dengan perlahan ia mengalihkan pandangannya kepada orang satu lagi yang berada di ujung sofa itu.

"Apa yang akan kamu berikan untukku di ulang tahunku sekarang, sayang?" ucap Rose dengan nada menggoda, sedangkan pria yang diajak bicara itu menjadi gugup saat cinta pertamanya memberikan kesempatan untuknya membuktikan cintanya yang sudah lama dipendamnya itu.

"A-aku akan memberikan hadiah yang paling ma-manis untukmu. Aku pastikan ji-jika Chanyeol akan meninggalkan Baekhyun di hari ul-ulang tahunmu." jawabnya terbata-bata dengan senyuman yang menurut Rose sangat mengerikan.

Ah, untuk apa ia menerima cinta dari si culun ini jika Chanyeol bisa didapatkannya. Pria culun itu ada disini hanya dijadikannya sebagai budak untuk melancarkan niatan Rose juga Joy menyingkirkan si Byun itu. Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau, siap-siap saja si culun ini didepak dari hadapannya.

⎔⎔⎔

"KAU GILA, HAH?!" Teriak Baekhyun saat mereka berdua sudah berada di mobil untuk perjalanan pulang. Sungguh, ia merasa malu saat keluar dari ruang ganti tadi. Bagaimana tidak, beberapa pegawai yang bekerja di bawah nama brand-nya menangkap basah mereka saat keduanya keluar dalam keadaan wajah memerah juga rambutnya yang sudah acak-acakan karena kelakuan Chanyeol. Sedangkan si tinggi itu tanpa tau mau hanya tersenyum seolah-olah tidak terjadi apapun di dalam sana.

"Gak usah pura-pura, bukannya kamu juga menikmati. Gimana, ciuman aku dahsyat kan?" tanya Chanyeol sambil menarik-turunkan alisnya dengan sebal.

Baekhyun hanya bisa mendesah frustasi dengan kelakuan dari 'kekasih' palsunya itu. Bahkan sekarang ia harus mengingat nama tempat yang barusan ia kunjungi agar suatu saat ia tidak akan pernah menginjakkan kakinya lagi disana. Demi Tuhan, ia malu sekali saat Yoona menggoda mereka saat Chanyeol memberikan Black Card-nya untuk membayar semua belanjaannya.

"Tidak perlu malu begitu, Baek. Memang biasanya jika pasangan yang kasmaran jarang bisa melihat waktu dan tempat untuk bermesraan dan kami bisa memaklumi. Tenang saja, tidak ada yang akan melaporkan kejadian ini pada orang tuamu."

Ucapan Yoona itu terus menerus bergema di pendengarannya. Gila! Untuk apa ia menikah dengan Jerapah Kelebihan Hormon ini!

"Ah iya, Baek. Apa kamu beneran yakin untuk kita datang besok malam?" tanya Chanyeol yang sudah kembali fokus menyetir.

"Hmm, sebenarnya sih malas. Tetapi lebih baik aku harus menunjukkan pada si jalang itu siapa sebenarnya Byun Baekhyun. Jika ia menginginkanmu, ya ambil saja jika bisa tidak perlu mengibarkan bendera perang padaku. Dipikir aku takut!" jawab Baekhyun bergebu-gebu.

"Iya, tapi perasaanku entah kenapa tidak enak, Baek."

Perkataan Chanyeol sentak membuat Baekhyun tertawa, "Badanmu segede kingkong tetapi kau ini penakut sekali."

"Bukan diriku yang kutakutkan ada apa-apa, tetapi dirimu. Kita berdua sama-sama tau bagaimana tipikal wanita seperti Rose, dan kita gak tau apa yang akan dilakukannya." kata Chanyeol memegang satu tangan Baekhyun menyalurkan rasa gelisahnya.

Melihat itu, Baekhyun tersenyum dan meletakkan tangan satunya lagi diatas tangan Chanyeol. "Kau percaya padaku, kan?" tanyanya yang langsung dijawab anggukan oleh Chanyeol.

"Percayakan saja padaku, aku hanya butuh kau disisiku. Jangan tinggalkan aku barang sedikitpun." ucap Baekhyun yang lebih terdengar seperti perintah mutlak di telinga Chanyeol.

"Aku berjanji, aku akan selalu ada disampingmu tanpa melepaskan tanganmu." jawab Chanyeol sambil tersenyum ke arah Baekhyun yang juga membalas senyumannya itu.

[✓] 𝐂𝐁 [𝟑] 𝐀𝐋𝐖𝐀𝐘𝐒 𝐓𝐑𝐀𝐏𝐏𝐄𝐃 𝐁𝐘 𝐔!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang