1. Miss you

750 71 0
                                    

Jaemin baru saja menginjakkan kakinya di rumah nya yang bernuansa putih bersih yang nyaman. Hari ini adalah hari dimana dia menjadi sarjana dan bertepatan dengan peringatan ke 2 tahun kematian Minju.

Hanya dia yang datang ke makam Minju karna teman-temannya tengah mempersiapkan acara mereka sendiri. Semua teman nya berbahagia hari ini, tapi Jaemin merasa biasa saja bahkan ini merupakan hari tang paling menyedihkan.

Duduk di atas sofa yang empuk dan bersender membuatnya menjadi sedikit rileks. Menghembuskan nafas lelah adalah tanda bahwa harinya sangat padat dan dia baru pulang sore hari ini. Mulai dari acara kelulusan tadi, mengunjungi makam Minju dan sempat mengantar berkas papanya yang tertinggal di rumah saat sebelum berangkat ke kampus pagi tadi. Sungguh melelahkan, apalagi mengingat hari kelulusan itu bukanlah hari dimana dia seorang diri yang menjadi sarjana melainkan ratusan orang. Jadi ya memang se melelahkan itu.

Sebuah figura mengalihkan atensi nya. Menghadap ke kiri dan mendapati foto orang yang amat sangat ia sayangi selain kedua orang tuanya. Orang tua Minju? Jaemin tidak tau dimana mereka, yang jelas orang tua Minju pergi jauh dan tidak mau menapakkan kaki mereka di kota ini lagi karna itu akan membuat orang tua Minju teringat kembali masa-masa dimana mereka masih bersama dengan anak nya.

Kini Minju sudah sehat kembali. Sakit dan beban Minju hilang bersamaan dengan meninggal nya Minju sendiri. Jaemin senang Minju sehat kembali, tapi tetap dia merindukan gadis ini.

"Kapan ke rumah? Aku kangen." Katanya lalu memeluk figura tersebut sambil menangis. Entah dia sudah berapa kali menangis, bahkan hidungnya sudah memerah akibat terlalu sering menangis.

"Hidup ku hampa, lebih hampa dari kegelapan kalo ga ada kamu." Jaemin mengusap figura itu. Mengelap tetesan air bening yang jatuh di atas figura dengan jempol nya.

Terlihat foto itu tengah tersenyum senang menatap kamera. Hal itu terjadi bertepatan dengan meninggal nya Minju di taman tempo lalu. Membuat nya semakin terisak dengan bahu yang bergetar hebat.

Otak nya memutarkan memori saat masih bersama gadis itu. Memori tentang ke brengsek an nya yang membuat Minju tertimpa banyak masalah. Tapi menyalahkan dirinya sendiri pun sudah tidak berguna karna Minju sudah tenang bersama kakak nya di surga.

"Minju, aku kangen." Ucap nya lagi lalu kembali memeluk dan mengusap figura itu dengan kasih sayang seolah memeluk Minju yang masih hidup.

Jaemin meletakkan kembali figura itu di atas laci nakas lalu berjalan ke kamar hendak membersihkan diri dan menyegarkan tubuh nya yang lengket akibat kegiatan sepanjang harinya. Menyalakan shower dengan air hangat membuat nya sedikit merasa tenang dan pikirannya sudah tidak berkecamuk separah tadi.

Setelah dirasa ritual nya selesai, Jaemin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan mandi itu lalu hanya mengenakan handuk dari pinggang hingga lutut. Berjalan menuju lemari lalu hanya memakai piyama bewarna biru navy. Sebentar lagi ibu dan ayah nya akan pulang jadi dia hanya ingin berdiam diri di kasur saja.

Jaemin hanya memainkan ponselnya. Tapi dia bosan dan memilih akan tidur. Menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong dan hembusan nafas yang terdengar jelas membuat dirinya mengerjapkan matanya beberapa kali.

Air mata tadi hendak menetes dari pelupuk matanya. Dia tidak ingin menangis lagi, sudah cukup dan dia tidak mau terus-terusan seperti ini. Mengusap air mata yang telah turun ke pipinya lalu mengusap nya kasar.

Jaemin terkekeh sebentar lalu bergumam. "Ngangenin." Setelah itu dia memposisikan dirinya untuk menuju alam mimpi.














"Jaemin, ayo bangun dan makan malam dulu setelah itu kau bisa tidur lagi." Ucap wanita setengah baya yang berstatus sebagai ibu kandung Na Jaemin. Jaemin mencoba membuka matanya yang masih setengah terpejam itu dengan susah payah.

[2] with you - na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang