3. Memories

338 47 5
                                    

"Ah, iya ayo masuk." Jaemin dan Minju lalu melangkah memasuki toko pakaian tersebut. Disambut hangat oleh para pelayan yang berada di sana.

Mereka menaiki tangga menuju lantai dua karna lantai satu hanya berisi pakaian anak-anak dan remaja serta pakaian yang tengah trend tahun ini. Menaiki tangga satu persatu dengan derap sepatu Jaemin dan Minju yang bersatu mendominasi seiring langkah mereka.

Setelah menginjakkan kaki di lantai dua, Jaemin dan Minju menuju ke sebuah deretan pakaian yang berisi dengan pakaian kantoran namun juga terkesan tidak terlalu formal.

"Pilih sendiri baju nya." Jaemin lalu bersender pada tembok belakang nya. Minju mengangguk lalu berkeliling mencari pakaian yang pas untuk nya.

Jaemin mencari tempat duduk di sekitarnya. Dan menemukan sofa kosong di sebelah jam kuno besar namun memiliki nilai jual yang tinggi itu. Jaemin bahkan tidak yakin ini toko pakaian biasa, pasalnya disini berfasilitas seperti butik atau wedding organizer. Hanya tidak ada baju pengantin disini.

Minju kebingungan karna pakaian disini sangat bagus. Minju memilih satu pakaian lengan panjang yang mirip seperti baju rajut bewarna pink, kemeja putih, pakaian bewarna biru berlengan panjang juga, dan pakaian bewarna putih dengan panjang lengan se siku.

Tak lupa Minju juga mengambil rok yang berukuran 3/4 agar lebih panjang mengingat perintah Tuan Na yang menyuruh agar lebih menjaga cara berpakaian nya. Minju mengambil sekitar 4 baju lengan panjang, 1 kemeja putih, 3 rok, dan rompi dengan panjang se pinggang.

Minju lalu meletakkan semua barang nya di meja yang terletak di depan Jaemin. Minju lalu menghembuskan nafas lelah lalu memijat pelipis nya karna rasa bingung yang melanda dirinya.

"Jaem, bantuin pilih in dong. Gue bingung nih." Minju lalu duduk di sebelah Jaemin dengan kasar lalu membuat Jaemin terdiam mengingat suatu memori yang membuat nya merindukan seseorang.

"Lo ga mau pilih novel?." Jaemin bertanya pada Minju yang masih berdiri di hadapannya. Minju menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Ck, gue pilihan aja." Jaemin lalu beranjak ke rak penuh dengan novel. Dia memilihkan 3 sampai 6 novel untuk Minju. Minju terlonjak saat Jaemin meletakkan 7 novel di meja mereka.

Kini mereka membeli 10 buku untuk Minju. "Kenapa banyak banget Jaem? Buat apa? Lagian juga gue ga butuh novel." Ucap Minju karna menurutnya ini terlalu berlebihan.

"Ga butuh lo bilang? Minju lo itu butuh hiburan, bukan ngerjain tugas mulu. Sekarang ga boleh nolak okay?." Ucap Jaemin ya walaupun sedikit tegas dan terkesan memaksa.

Minju hanya menunduk dan pasrah dengan keadaan. Mau tak mau dia menerima semua buku pemberian Jaemin. Minju lalu mengangguk ragu dan membuat Jaemin tersenyum tipis.

Jaemin mengulas senyum mengingat hal itu lalu terkekeh pelan. Ya walaupun itu di toko buku, tetap saja otak nya memutarkan memori tersebut bak sebuah film dokumenter.

"Jaemin, lo denger gue ga si?." Tanya Minju kesal karna sedari tadi Jaemin hanya diam dan tidak mendengarkannya berbicara selama Jaemin melamun. Bahkan Jaemin sempat terkekeh dan tersenyum saat dia bicara. Memang benar-benar mengesalkan.

"A-apa?." Tanya Jaemin balik karna dia tidak mendengar perkataan Minju sedari tadi. Dia merindukan kekasih nya dan melamun mengingat saat dirinya masih berkuliah bersama dengan Minju yang ia cintai. Dulu.

"Ih, ngeselin!." Ujar Minju lalu memalingkan mukanya kesal dengan oknum yang berada di sampingnya ini. Tidak menghiraukan pandangan orang-orang yang menatap nya aneh. Bersedekap dada dan cemberut memberi kesan menggemaskan pada gadis itu.

[2] with you - na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang