11. Stick

387 40 12
                                    

Kini Minju tengah cemberut kesal pada pria di sampingnya ini. Bukan apa-apa masalahnya dia terus mengganggu, berceloteh agar Minju tidak lagi marah, dan sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Minju.

Minju merasa jantung nya berdegup lebih cepat ketika bersama pria bermarga Na itu. Minju merasa hal aneh saat bersama Jaemin. Tapi Minju menepis perasaannya itu karna tidak mungkin dia jatuh cinta pada Jaemin kan? Mungkin itu hanya perasaan biasa.

"Lo ga capek apa marah terus? Ngomong kek, daritadi diem mulu kaya patung jengah gue liatnya." Jaemin mencibir, tapi Minju tetap tidak bersuara. Jangankan bersuara, menoleh saja tidak.

"Minju ih, hadap sini dong kan gue ga bercanda lagian baperan banget sih." Minju adalah orang sabar, dan dia juga baperan okay Minju menahan diri untuk tidak membenturkan kepala Jaemin ke kaca jendela.

Jaemin menghembuskan napas lelah lalu menepikan mobil nya. Melepaskan sealtbelt lalu menatap wajah Minju dari samping dengan seksama.

Rambut nya yang begitu halus menutupi bagian telinga hingga pucuk mata Minju. Sedangkan Minju masih mempertahankan keterdiaman nya sambil bermain ponsel agar tidak gugup saat ditatap oleh atasannya.

"Minju." Jaemin berucap lembut, tidak seperti biasanya yang terkesan ngegas dan suka mencibir. Minju masih diam sembari menatap layar ponsel yang padahal tidak ada satupun notifikasi masuk.

"Ga usah pura-pura main hp, gue tau ga ada notif di hp lo." Minju ketahuan, baiklah Minju menyerah.

Minju menoleh pada pria di sampingnya ini dengan gerakan pelan dan sebelah alis terangkat.

"Hm?." Minju menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, memberanikan diri menatap pantulan dirinya dari netra sang lawan jenis.

"Jangan ngambek mulu, gue ga suka lagian gue bercanda." Jaemin mengusap pipi Minju pelan dan Minju seakan terbuai dengan sentuhan Jaemin. Sungguh nada bicara dan perlakuan Jaemin saat ini sangat lembut pada nya.

"Udahan ya marahnya? Nanti jelek." Minju lalu tersenyum paksa. Hanya di wajahnya, tapi di hatinya dia sudah berteriak dan sangat gembira.

"Iya." Singkat Minju lalu mendatarkan wajahnya lagi. Dia sebenarnya tidak marah, hanya mengerjai atasannya ini.

Cup

Jaemin mengecup bibir Minju sekilas lalu tersenyum memasang sealtbelt nya lagi.

"Nah gitu dong daritadi, yaudah ayo lanjut jalan." Minju seketika menegang ketika mendapatkan hal seperti itu dari atasannya.

Minju bilang juga apa? Jaemin sangat tidak baik untuk kesehatan jantung.

Mobil kembali berjalan. Jaemin mulai fokus kembali menyetir dan sesekali melirik Minju. Minju sendiri masih diam, jujur dia tidak bisa mengendalikan senyumannya. Dia ingin tersenyum tapi ria menundanya. Cukup dia tersenyum dan berjingkrak-jingkrak dalam hati.

Mobil Jaemin kini mengarah pada salah satu area wisata air terjun yang katanya sangat indah untuk berfoto. Dia mendapat informasi dari Jeno karna pengantin baru itu baru saja ke tempat ini 2 hari lalu.

Memarkirkan mobil lalu membuka pintu mobil. Wajah Jaemin langsung disapu oleh angin semilir, jangan lupakan rambutnya yang terbang karna hembusan angin tersebut.

Disusul Minju yang keluar sembari menenteng tas berisi makanan ringan yang mereka beli tadi. Sebenernya total jumlah belanjaan mereka mencapai 2 tas sedang. 1 tas sisanya, Minju tinggal untuk nanti malam.

Minju sama dengan Jaemin. Wajahnya terkena angin yang sejuk, tidak lupa rambutnya yang sedikit berantakan karenanya. Tangan Minju tergerak untuk menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] with you - na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang