"Eh, Jaemin." Suara berat seorang pria tak membuat pandangan Jaemin tertuju padanya. Justru dia semakin lekat menatap seseorang di samping ayahnya.
"Jaem?." Itu suara ayahnya. Terlihat raut muka bingung dari wajah sang ayah begitu juga Minju.
Tuan Na menatap Minju sebentar. Tuan Na memberi isyarat agar dirinya segera keluar karna hawa Jaemin berbeda dari biasanya. Tuan Na akhirnya mendahului Minju untuk keluar dari ruangan.
Tapi langkah Tuan Na terhenti di ambang pintu lalu menoleh ke belakang -ke arah Minju- dengan membenarkan kacamata nya.
"Minju ayo, saya ada pekerjaan untukmu." Minju lantas mengangguk dan mengikuti langkah Tuan Na keluar dari ruangan Jaemin tak lupa menutup pintunya membiarkan Jaemin bersama seorang gadis di dalam sana.
"Ngapain lo disi--" Jaemin terkejut saat tubuh gadis tersebut menubruk tubuh nya dan merengkuh nya erat.
"Aku kangen, udah 8 tahun kita ga ketemu ya." Gadis itu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jaemin yang masih terbalut jas hitam nya.
Jaemin masih belum mengingat jelas siapa gadis ini. Bahkan dia seperti lupa dengan gadis ini. Tak secuil pun memori tentangnya teringat di kepala nya.
"Jaem? Kamu lupa aku?." Gadis itu menjauhkan dirinya 2 langkah dari Jaemin. Dan menunjuk dirinya sendiri bingung.
Jaemin jujur saja. Dia menggeleng sebagai jawaban dan kenibgnya bahkan terlihat berkerut dalam semakin keras dia mengingat masa semasa bersama gadis di depannya ini.
"Ini aku, Heejin. Masa ga kenal?." Jaemin kembali memcoba mengingat masa ketika bersama Heejin, gadis di depannya.
"Ga tau." Heejin kini mengendus kesal lalu kembali menatap Jaemin.
"Aku Heejin, your friends oh no, your bestie. Jeon Heejin, sahabat masa kecil mu." Kini wajah Jaemin terlihat sumringah dan terkejut.
"H-heejin?!." Heejin mengangguk gembira dan langsung mendapat rengkuhan hangat dari Jaemin.
Jeon Heejin, atau kerap dipanggil Heejin itu adalah sahabat kecil Jaemin. Mereka terpisah 8 tahun lamanya dikarenakan ayah Heejin mau agar Heejin melanjutkan sekolahnya di luar negri, tepatnya di Australia.
Karna cita-cita Heejin adalah menjadi seorang dokter, dia harus belajar dengan giat agar bisa menjadi seorang dokter. Namun harapannya menjadi seorang dokter terpaksa hangus karna perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut. Dan dengan berat hati Heejin yang merupakan anak tunggal harus melanjutkan usaha sang ayah.
Tapi dia kembali bersedih karna ayahnya sudah menyusul ibunya di atas. Kini Heejin hidup seorang diri dan mengurus dirinya sendiri. Tanpa ada orang lain yang membantu.
"Kabar lo gimana? Om sama tante ke mana?." Raut muka Heejin yang tadi gembira kini berubah lesu dan tidak bersemangat.
"Udah ga ada." Heejin tersenyum, membuat Jaemin merasa bersalah karna menanyakan hal ini. Sangat jelas senyum yang Heejin tampilkan bukan senyum senang, melainkan kesedihan.
"Eh!." Jaemin lalu merengkuh tubuh Heejin karna mulai terdengar isakan kecil dari gadis tersebut.
"M-maaf jin, gue gatau." Jaemin mengusap air mata Heejin lalu beralih ke rambutnya.
"Gapapa, santai aja Jaem." Heejin tersenyum lalu mengendurkan pelukan Jaemin.
"Kamu tau ga? Aku kesepian pas di luar negeri." Heejin memajukan bibirnya. Terlihat lucu bak seekor kucing bagi Jaemin.
"Iya tau, tapi kan ada gue disini ga kesepian lagi kan?." Jaemin krmbali mengusap rambut Heejin. Mrmbuat sang gadis itu mengangguk sembari tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] with you - na jaemin
Fanfictionsquel dari brengsek - jaeminju "Semua kisah itu happy ending, jika masih sad ending artinya cerita itu belum selesai dan harus dilanjutkan." Ready : 19 januari 2021 Finish : - Hai ini book 2 silahkan membaca-!