Hening. Suasana di dalam mobil mereka dan hanya ada suara mesin mobil. Minju yang masih canggung dan tidak tenang merasa aneh dan gugup akan makan malam bersama keluarga Jaemin mengingat dia bukan bagian dari keluarga kecil tersebut.
"Ga usah canggung." Ucap Jaemin yang membuat Minju menoleh. Gadis di sebelah nya bahkan berkeringat karna terlalu sungkan dan gugup. Minju juga masih tau diri.
"T-tapi..." Minju menggigit jarinya khawatir. Dia takut dan gugup. Minju jika sudah gugup akan seperti ini. Berkeringat dingin dan menggigit jarinya resah.
Setelah sampai di restoran yang di maksud Minju seakan tidak mau keluar dari mobil. Biasanya jika seorang sekertaris mengikuti dan terlibat makan malam dengan keluarga CEO nya mereka akan biasa saja bahkan terlampau senang. Berbeda dengan Minju.
"Ayo turun." Entah Minju yang tidak sadar atau terlalu gugup dia sampai terkejut ketika Jaemin sudah menyembul kan kepala nya dari pintu mobil.
"Ah, males." Jaemin lalu mengusap keringat Minju dengan punggung tangan nya.
"Ga usah gugup, tarik nafas, buang." Instruksi dari Jaemin Minju lakukan secara perlahan. Dan kini dia sudah lebih mendingan.
"Udah ya? Ayo, udah di tunggu sama papa mama." Jaemin mengulurkan tangan nya dan Minju menerima nya. Jaemin merasakan tangan Minju yang begitu dingin menyentuh tangannya.
"Berlebihan." Cibir Jaemin ketika merasakan tangan Minju.
"Y-yaudah ga usah pegangan." Tangan yang hampir di hempasan Minju kini justru di pererat oleh Jaemin.
"Bercanda, baperan." Minju hanya melirik Jaemin sinis dan lalu mengabaikan nya.
Setelah itu mereka berdua mencari keberadaan orang tua Jaemin. Terlihat orang tua Jaemin tengah mengobrol ringan di salah waktu meja yang tak terlalu jauh.
Setelah itu Jaemin menghampiri papa nya dan mama nya.
"Maaf terlalu lama." Ucap Jaemin lalu mendaratkan pantatnya ke kursi yang berada di depan ibu nya.
"Tak apa, mama sudah memesan makanan untuk kita." Ucap ibu Jaemin dengan lembut. Minju sedari tadi hanya tersenyum dan hatinya sedikit tenang.
Sedikit tenang karna dari bawah meja, Jaemin masih menggenggam tangannya yang terasa dingin untuk membuat nya rileks dan usaha nya ternyata bisa walaupun tidak sepenuhnya badan Minju rileks.
Handphone Jaemin bergetar, ada panggilan masuk dari mark.
"Aku akan segera kembali." Ucap Jaemin melepas genggaman nya pada Minju dan berjalan sedikit menjauh dari ketiga oknum itu.
Jaemin berada di parkiran dan menggeser tombol hijau pada layar handphone nya.
"Woy!." Ucap mark dari seberang sana yang membuat Jaemin mengendus.
"Apa? Too the point please!." Jaemin lalu memasukkan tangan ke dalam celananya.
"Gaya lo pake inggris yaudah gue bales affkjskhslajhdushsb."
"Ngomong apa an si bangsat, gua mati in nih!."
"Jangan dong asu, gini lo ini ada waktu kaga?."
"Ada, kenapa?."
"Lo dateng ke kafe yang biasa kita nongkrong buat pesta nya Jeno sama Hyera malan ini."
"Harus banget gitu malam ini?."
"Harus lah, lo kawan gue bukan?."
"Ga maksud nya gue lagi makan bareng ortu sama sekertaris gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] with you - na jaemin
Fanficsquel dari brengsek - jaeminju "Semua kisah itu happy ending, jika masih sad ending artinya cerita itu belum selesai dan harus dilanjutkan." Ready : 19 januari 2021 Finish : - Hai ini book 2 silahkan membaca-!