4. Hair

296 40 6
                                    

Minju diam tak bergeming membuat Jaemin melirik nya. "Kenapa? Kaget ya?." Jaemin lalu terkekeh melihat ekspresi perempuan itu. Antara kaget dan sedikit tak percaya.

"Apa lo percaya kembaran di dunia tanpa ikatan darah? Itu lo sama pacar gue, persis banget ga ada bedanya sedikit pun. Mulai dari lekuk tubuh, wajah, dan nama lo. Tapi cuman marga yang berbeda." Minju sedikit sulit mencerna kata-kata pemuda, ah tidak pria di sebelahnya ini.

"Serius?." Tanya Minju mencoba yakin, dan mendapat anggukan dari Jaemin.

"Kita abis ini ke kantor dulu, disuruh papa." Ucap Jaemin dan membuat Minju mengangguk tapi tetap dengan ekspresi yang sama.

Mobil Jaemin memasuki area perkantoran milik papanya. Sungguh Minju di buat menganga dengan kemegahan dan betapa luas nya perusahaan ini walaupun dia sudah melihat nya tadi.

Rasanya Minju sedikit tak percaya dan tetap kagum melihat kantor yang se megah ini.

Mereka berdua turun dari mobil. Mereka langsung disambut dengan angin yang menerpa wajah mereka berdua hingga rambut mereka sedikit terbang dan berantakan. Minju melihat sekeliling dan membuat Jaemin teringat.

"Kim Minju, udah sampe." Jaemin sedikit meninggikan suaranya, lalu Minju tersadar dan langsung mematikan handphone nya.

Minju beranjak keluar dari mobil dan langsung disambut angin yang menerpa wajah alaminya. Ya, Minju tak pernah memakai skincare atau make up selama hidupnya. Menyentuh pun dia tak pernah.

Jaemin keluar dari mobil dan mendapati wajah Minju yang diterpa angin. Jaemin diam sejenak dan asik memandangi wajah Minju. Minju sedang meminum air dan sesekali menyisipkan rambutnya. Dia sedang bermain handphone.

"Jaem, ayok masuk." Kata Minju dan langsung membuat Jaemin tersadar.

Jaemin rindu, rindu dengan suara, kejahilan, kesabaran, senyumnya yang selalu menghangatkan hati, ucapan lembut nya, kecupan, pelukan, ketulusan nya mencintai pria brengsek seperti Jaemin.

Jaemin sangat rindu. Andai dia bisa bertukar nyawa dengan Minju pun dia rela asal cinta nya itu tetap hidup. Atau dia ingin secepatnya menyusul Minju di alam sana, tapi tak mungkin karna pasti dia dan Minju berbeda alam. Minju berada di surga karna ketulusan dan kebaikan nya, sedangkan Jaemin? Apakah mungkin dia diterima di surga karna ke brengsek an nya? Apakah tuhan sudah memaafkan segala perbuatan nya di masa lalu?

Jaemin bahkan tidak selembut dan setulus Minju yang bahkan memaafkan dirinya berkali-kali. Apalah dia sudah mendapatkan gelar pria paling brengsek di dunia? Sepertinya dia masuk ke dalam 5 besar pria brengsek.

"Jaemin, ayo masuk." Minju menatap Jaemin yang dari tadi berada di depan pintu mobil sambil merenung. Kini lamunan Jaemin buyar karna kata yang terlontar sari bibir perempuan yang akan menjadi sekertaris nya itu.

"Ya? Ayo." Jaemin lalu berjalan beriringan dengan Minju. Minju sendiri tidak memakai high heels karna takut kakinya keseleo mengingat dia sendiri yang tidak terbiasa memakai sepatu ber hak.

Minju hanya menggunakan sepatu biasa bewarna coklat tanpa hak. Dia menyukai nya dan walaupun tidak memakai high heels dia tetap terlihat seperti sekertaris. Lagipula bos nya tidak mewajibkan karyawan untuk memakai sepatu seperti itu. Menurut Minju, terlalu merepotkan hanya sekadar sepatu.

Pintu lift terbuka dan beberapa orang keluar dari sana. Minju dan Jaemin memasuki lift hanya berdua saja. Minju sempat melihat karyawan sempat membungkuk ke arah Jaemin, tapi Jaemin menjawab

[2] with you - na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang