Sinar mentari pagi masuk melalui celah gorden kamar gadis cantik yang masih tertidur pulas. Panas sinar matahari kini menusuk kulitnya dan membuatnya menggeliat kecil.
Membangunkan posisi lalu meregangkan otot tubuhnya perlahan hingga terdengar suara seperti tulang patah. Tidak sakit hanya membiasakan otot seperti pemanasan sebelum melakukan kegiatan nya.
Hari ini adalah hari pernikahan teman Jaemin yang berwajah sangat dingin itu. Siapa namanya? Minju lupa.
Gadis itu bergegas mandi lalu mengenakan pakaian terbaik nya. Omong-omong, dia tinggal sendirian di rumah nya. Dia tidak seperti gadis lain yang masih tinggal bersama orang tuanya.
Minju terkadang menangis mengingat masa selama ibu nya masih hidup. Tapi Minju pikir, percuma dia menangisi hal yang tidak akan kembali lagi seperti dulu. Sejujurnya walaupun ibu dari gadis itu memperlakukan dirinya dengan tidak selayaknya nya anak sendiri tapi Minju yakin masih terselip kasih sayang di setiap perkataan dan lubuk hati nya.
Walaupun ibunya memperlakukan dirinya seperti pembantu, tapi Minju tidak menyimpan dendam sedikit pun. Dikarenakan dia sudah terbiasa dengan hal itu dan menganggap nya wajar. Hingga di hari terakhir dia bertemu ibu nya, ibu nya meminta maaf atas segala perbuatan yang menyakiti Minju.
Minju hanya menerima lagipula dia merasa sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk membantu orang tua nya.
Minju mengambil tas selempang hitam yang tergantung di balik pintu. Dia hanya menjepit rambut coklat gelap nya dengan penjepit kecil di samping kiri dan kanan nya.
Melangkah kan kaki putih mulus nya menuju ke gerbang hitam tinggi di depan rumah nya. Membuka nya lalu melihat sekitar. Mengedarkan pandang dan dia menemukan suatu objek yang tidak terlihat asing.
"Eh?." Minju bersuara berhasil menyadarkan seorang pria yang sedari tadi bermain ponsel sembari bersandar pada pintu mobil.
"Ayo." Jaemin mematikan ponsel nya lalu berjalan menuju bagian depan kemudi. Minju menutup gerbang lalu ikut masuk ke dalam mobil.
Jaemin melangkahkan kaki nya ke bagian pengemudi lalu masuk ke dalam mobil diikuti sang gadis.
"Habis ke pernikahan nya temen lo, kita mau ke mana?." Tanya Minju yang membuat Jaemin melirik nya sekilas.
"Ke kantor." Ucapan singkat yang terlontar dari bibir sang pria membuat Minju mengangguk saja dan tidak ada niatan membalas nya.
Jaemin yang tengah fokus menyetir, kini pandangan nya teralihkan pada gedung universitas yang ia pernah berkuliah di sana.
Memori nya kembali teringat. Oh tuhan kenapa semua kejadian mengingat kan dirinya pada gadis yang sangat berarti dalam hidup nya? Kini semua tentang Minju.
Jaemin menggelengkan kepala nya pelan lalu kembali fokus. Saat mobil nya melewati bagian depan sekolah dia kembali teringat. Moment ketika masih bersama kekasih nya.
Okay, kau harus melupakan Minju Jaemin.
Jaemin membelokkan setir ke arah gedung besar mewah yang sangat ramai. Jaemin memarkirkan mobil nya lalu melepas sabuk pengaman yang sedari tadi melilitnya.
Jaemin dan Minju masih sama-sama diam. Lalu tangan Minju melingkar di lengan Jaemin membuat Jaemin menoleh.
"Tangan lo." Jaemin menatap tangan Minju.
"Katanya biar ga keliatan jomblo gimana sih?." Ujar sang gadis yang membuat Jaemin berpikir sejenak lalu mengangguk cepat.
Setelah itu dia memasuki gedung pernikahan nya. Sungguh ini sangat mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] with you - na jaemin
Fanfictionsquel dari brengsek - jaeminju "Semua kisah itu happy ending, jika masih sad ending artinya cerita itu belum selesai dan harus dilanjutkan." Ready : 19 januari 2021 Finish : - Hai ini book 2 silahkan membaca-!