"Jadi kau mengencani anak didikmu?"
Nanami tidak mengalihkan pandangannya pada koran yang tengah ia baca, akan tetapi dirinya tentu mendengarkan semua yang Gojo bicarakan sebelumnya.
"Aku tidak menyangka kalau kekonyolanmu akan separah ini," lanjutnya dan sukses membuat Gojo mendecih sebal.
"Bukankah ini tidak apa? Toh umurnya juga sudah legal plus aku bukan predator anak seperti yang kau pikirkan." Gojo menaikkan blindfoldnya kedahi lalu menyenderkan tubuhnya pada sofa, sesekali dirinya juga menatap layar ponselnya yang ia pasangi photo Toge sebagai wallpaper.
"Bagiku kau tetaplah mencurigakan dan jikapun benar kalau kau itu bukan predator, tetap saja orang yang sekadar melihat atau mendengar akan berpikir sebaliknya."
Dalam diam Gojo sebenarnya setuju dengan perkataan Nanami, dalam sepuluh orang pasti akan ada tiga atau empat yang menganggapnya predator anak--- mungkin lebih juga bisa, tidak peduli bahwa Toge sudah legal ataupun hubungan ini disetujui oleh kedua pihak, pasti orang yang tidak suka akan selalu ada.
"Bukankah saat ini kau terlalu gegabah?"
"Benarkah? Yaahh mungkin kau benar juga, tapi bukankah melakukan hal yang memacu adrenalin itu sangatlah menyenangkan?!" Gojo menatap Nanami jenaka, sedangkan pria berkacamata itu cuma menghela napas jengah.
"Berhenti bersikap konyol dan cobalah perhatikan nasib anak itu kedepannya, bukankah jika teman-temannya tahu kalau dia mengencanimu malah akan jadi rumit?" Nanami melipat korannya lalu bangkit dari sofa sembari melanjutkan, "tapi semua kembali padamu, aku juga tidak terlalu peduli dengan hal romansa seperti ini. Kalau begitu aku izin pamit, pekerjaanku disini sudah selesai."
"Oy Nanami, apa tidak mau mampir minum dulu?"
"Terima kasih ajakannya tapi aku lebih memilih pulang ketimbang harus mendengar ocehanmu." Mendengar tolakan dari Nanami, sontak membuat Gojo mencibirnya dengan panggilan 'membosankan.'
Iyaa, Gojo bosan saat ini akan tetapi tidak ada orang yang bisa menemaninya. Sesekali Gojo juga memikirkan apa yang dikatakan Nanami, mungkin memang benar kalau saat ini dirinya terlalu gegabah untuk menjalin hubungan.
Tapi yaa mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur dan Gojo juga tidak mau melepaskan Toge cuma akibat stigma dimasa depan. Toh Gojo juga sudah terbiasa dengan pandangan buruk tak beralasan yang selalu tertuju padanya.
Tapi bagaimana dengan Toge sendiri?
"Ahh mana kutahu." Gojo menutup kembali matanya lalu menatap jam dinding yang kini menunjukan pukul setengah tujuh malam. Seharusnya Toge sudah pulang saat ini.
"Haruskah aku menemuinya?" Gumam Gojo, tapi pada akhirnya dirinya memilih untuk tidak menemui pemuda manis itu. Sepertinya pikiran tentang 'bagaimana Toge nanti' cukup mengganggunya.
Disisi lain Toge yang kini tengah menyusuri koridor bersama Panda dan juga Maki merasa bingung sendiri karena Gojo tidak membalas pesannya.
"Menunggu pesan dari pacarmu ya," ujar Panda menggoda, sontak Toge langsung memasukan ponselnya kesaku.
"O-okaka!"
"Heee jangan malu-maluu~ siapa pacar barumu?" Panda sedikit menyenggol tubuh Toge, sedangkan Toge sendiri sibuk dengan menutup setengah wajahnya yang memerah menggunakan kerah bajunya.
"Inumaki, jadi kau sudah punya pacar baru? Kukira kau dan Fushiguro masih ada hubungan," ucap Maki acuh, jujur saja sebenarnya gadis itu juga penasaran dengan pacar baru Toge yang Panda maksud.
"Okakaa!" Kepala Toge ia gelengkan sekuat tenaga dan kedua tangannya juga ia silangkan didepan dada, Toge pikir belum saatnya teman-temannya tahu hubungan dirinya dan Gojo.
"Astagaaa kini kau mulai main rahasia-rahasiaan ya! Padahal dulu ketika kau pacaran dengan Fushiguro, kau ini terang-terangan sekali--oh! Fushiguro!" Bersamaan dengan Panda yang memanggil nama Fushiguro, Maki maupun Toge seketika menolehkan kepalanya.
Ahh orangnya muncul.
"Kalian baru pulang dari misi?" Fushiguro mendekati sembari basa-basi, sesekali dirinya juga melirik mantan pujaan hati---sebenarnya masih sih.
"Shake." Megumi mengangguk mengerti.
Bisa dibilang Fushiguro dan juga Toge itu putus dengan cara baik-baik, bahkan hubungan mereka masih saja dekat seperti sebelumnya. Tapi tentu saja selalu ada yang berbeda, Fushiguro masih selalu mengajaknya makan malam bersama seperti pas mereka masih berpacaran. Contohnya seperti saat ini.
"Oh iya Inumaki-senpai, apa kau sudah makan malam? Mau makan bersama?"
"Shaa---" sayang sekali, belum juga Toge berhasil mengiyakan Panda terlebih dahulu menutup mulutnya.
"Tidak boleh! Kalau pacarmu tahu, nanti dia bisa cemburu!"
"Eh? Pacar?"
Bersamaan dengan suasana yang kini menghening, Fushiguro juga ikut bergeming. Ternyata mantan kekasihnya itu sudah punya pengganti dirinya, seharusnya Fushiguro memang tidak berhak untuk keberatan hanya saja rasa kesal tiba-tiba muncul begitu saja.
Ternyata diam-diam Fushiguro masih belum rela kalau pemuda yang lebih tua satu tahun dengannya ini dimiliki seseorang.
Omake Inane*
"Astaga, kau ini seorang player ya?" Maki melirik Toge yang kini tengah menggelengkan kepala.
"Inumaki itu sebenarnya cukup populer loh Maki, hanya saja populer dikalangan pria." Toge cemberut sedangan Panda sibuk memeluk gemas pemuda pendek itu.
"Yahh tidak heran juga sih," gumam Maki. Setelah dirinya berpamitan, gadis itu segera memasuki kamarnya. Maki menatap figura yang memajangkan photo dirinya, Toge, Yuuta dan juga Panda. Oh! Jangan lupakan sensei bodohnya yang tersenyum dibelakang mereka.
"Tentu saja populer, toh anak itu memang manis."
Yaa siapapun tahu kalau Toge itu memang sangatlah menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
inane • gojo satoru x inumaki toge
Fanfiction[END] Gojo Satoru itu sebenarnya seorang pecundang, sedangkan Inumaki Toge itu (cukup) hebat dalam percintaan. Ini adalah cerita romansa tentang pasangan dengan masa yang masih seumur jagung untuk mempertahankan hubungan mereka. [ gojo satoru x inu...