Tercyduk (offgun)

814 87 5
                                    

🔞🔞🔞🔞

Chimon melambaikan tangannya kearah Nanon yang membawa sepeda motor menjauh darinya. Perlahan Sepeda motor tersebut hilang dari pandangan, setelah itu barulah ia masuk kedalam rumah.

Dahinya sedikit berkerut, sedetik kemudian ia tersenyum senang. Chimon baru menyadari bahwa ada mobil orang tuanya terparkir di depan rumahnya. Berarti itu pertanda bahwa orang tuanya sudah pulang.

Mengetahui hal itu tentu saja membuat Chimon bahagia. Yang tadinya gaya berjalannya biasa saja kini berubah menjadi riang, bak anak kecil yang kegirangan. Kaki kecilnya meloncat loncat sedangkan tangannya ia lambaikan ke atas.

"Papiiiiiiiii" teriaknya ketika sudah memasuki rumah.

Tak ada sautan apapun. Suasana juga tampak sepi, padahal Chimon yakin betul bahwa mobil yang terparkir di depan tadi adalah milik Off. Chimon berusaha berfikir positif, mungkin saja mereka sedang terlelap di kamarnya karena kelelahan.

Kakinya kembali melangkah masuk ke dalam. Niat hati ingin pergi ke kamar. Namun langkahnya tersenti di depan kamar orang tuanya. Entah mengapa rasa rindu pada Off dan Gun kian hari kian menggerogoti hatinya, sebab sudah seminggu tak berjumpa. Sekedar melihat wajahnya tak apa bukan? Hal itu mungkin dapat meredakan rasa rindunya sekejap.

Dengan gerakan perlahan tangan mungilnya berusaha membuka knop pintu. Pelan saja, jika keras orang tuanya bisa saja terbangun.

Ceklek

"Aahhh"

"Mmhhh"

"Shit gun! Kau masih sempit, baby. Aahhh"

"Mm-milik mu yang sangat aaahhh besarrr... anhh"

Plok plok plok

"Astaga...."

Sial! Perkiraannya salah, ia kira Offgun sedang terlelap. Sebab itu ia berani masuk kedalam. Ternyata mereka sedang bercinta. Bodohnya lagi bukannya pergi, Chimon malah berucap. Alhasil kedua orang itu menoleh ke arah Chimon. Orang tua Chimon gelagapan, Chimonnya juga ikut gelagapan. Langsung saja Off menutupi tubuh Gun dengan selimut, bodohnya tubuhnya sendiri ia biarkan telanjang.

"Eeh, anu"

"Chi... se.. sesat kamar pi" setelah mengatakannya cepat Chimon pun menutup kembali pintunya dengan kencang.

Hullfff

Chimon membuang nafasnya kasar lalu sembari mengelap kasar wajahnya. Ya tuhan mata Chimon udah gak suci lagi.

"Kamu sih, di suruh ngunci pintu juga" wajah Gun memarah padam karena malu

"Aku lupa, bii" Off mengecup singkat kening Gun yang penuh keringat. Lalu kembali memeluk sang istri dengan erat.

"Lagian Chimon udah besar, pasti udah serung liat begituan" Gun langsung menepuk mulut Off pelan.

"Aww, bii. Mulai kasar yah?"

"Mau aku kasarin?" Lanjutnya.

"Gak mau! Udahan, aku mau masak"

Baru saja Gun bangkit dari ranjangnya, tangan kekar milik Off sudah menarik paksa tangan Gun hingga tubuh mungil itu kembali terbaring di dada bidang suaminya. Tanpa basa basi, Off langsung melumat bibir Gun dengan kasar. Sedangkan tangannya ia lingkarkan ke pinggang langsing Gun.

"Mmmhh"

Gun menutup rapat bibirnya. Tak memberi izin lidah Off masuk kedalam mulutnya. Namun Off tak akan diam, ia langsung menggigit bibir bawah Gun hingga berdarah.

"Aaahhh" Gun meringis pelan saat gigi Off menacap pada bibirnya. Memberi luka di sana.

Disaat Gun lengah Off segera memasukkan lidahnya ke dalam mulut Gun, mengabsen seluruh gigi rapi sang istri. Sesekali lidahnya ia tautkan dengan lidah Gun. Mau tak mau Gun membalas ciuman tersebut, bermain sebentar tidak papakan? Lagi pula pedangnya sudah tegang di bawah sana.

Setelah mendapat akses dari Gun, Off langsung memngubah posisinya. Dengan Gun di bawah dan Off yang menghimpitnya. Mereka berpindah tanpa melepas ciuman, hingga membuat silvia mereka mengalir ke leher Gun.

"Aaaahhhh" Gun kembali mendesah ketika tangan kiri Off mencubit putingnya kasar. Sedangkan tangan kanannya meremas pantat Gun, sembari menonjolnya lebih dalam membuat dua pedang yang tegang di bawah sana menjadi tergesek.

"Mmmhhhh..... mmhh" Gun memukuk dada bidang. Memcoba memberi tau Off untuk memberhentikan ciumannya, sebab pasokan oksigennya sudah habis. Off mengerti, ia segera melepas tautan tersebut.

Akhirnya Gun bisa bernafas lega. Ia menghirup dalam nafasnya lalu ia keluarkan secara perlahan. Off yang melihat ekspresi Gun pun hanya terkekeh lucu.

"Masih mau lanjut, gak?" Tanya Off tepat di telingan Gun, suaranya serak serak basah dan begitu sensual. Membuat bulu kuduk Gun berdiri. Wajah Gun pun ikut memerah malu, uhh ia menginginkan lagi, tapi ia terlalu gengsi untuk mengatakannya.

"Kenapa diem, hm?" Off memegang pipi Gun yang merah bak delima.

"M-mmau" Gun langsung menundukkan wajahnya.

Samar samar Off tersenyum puas akhirnya ia bisa membuat Gun kembali ingin bercinta dengannya.

"Mau apa? Aku gak paham" Off beralasan.

"Issshh, dah lah" desis Gun tak suka. Off begitu tak peka, Gun ingin yang lebih tapi suaminya tak paham juga.

"Jangan ngambek, aku tanya kamu mau apa?" Off memasang wajah yang serius.

"Mau kamu perkosa lagi" ucap Gun dengan wajah polosnya.

Off terbahak mendengar jawaban Gun. Lihat lah wajah itu, seperti wajah bayi. Off merasa seperti diajak bercinta dengan seorang balita. Kan ia jadi tak tega menyodok Gun.

"Udah ah, aku capek" Off bangkit dari kasurnya Bukan capek sebenarnya, Off hanya tak tega jika Gun mengeluarkan kepolosanya, ia berasa bahwa ia adalah pedofi.

Gun membolakan matanya, apa apaan ini? Gun sudah tegang tapi sang pelaku malah mau kabur. Dengan satu tarikan Off langsung terbaring di badan mungil milik Gun. Seperti Dejavu tapi kali ini Gun lah penjahatnya.

Tanpa mengeluarkan kalimat Gun langsung melumat habis bibir suaminya. Apalah daya Off yang udah sange pun kembali melanjutkan ciumannya dengan Gun.

"Ayo perkosa Gun lagi" Gun berucap di sela ciumannya.

****

Sorry for typo

Dan jan lupa vote.

See u


Best Friend (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang