4

1.1K 146 29
                                    

Melihat tatapan Nanon yang seperti itu membuat Chimon ketakutan, dengan refleks ia bersembunyi di belakang Ohm. Tanpa Chimon sadari hal itu malah tambah membuat Nanon marah. Namun ketika mengingat wajah Chimon yang menangis dalam pelukan Ohm karena takut dirinya marah beberapa waktu lalu membuat Nanon mengurung niatnya untuk memarahi Chimon.

"Chi?" panggil Nanon lembut.

Chimon yang mendengarkan suara nanon pun sedikit keluar dari tempat persembunyiannya, menatap Nanon dengan takut takut.

"Gausah takut, Nanon gak marah kok" pujuk Nanon yang meyakinkan seraya tersenyum manis.

Chimon mengongakkan kepalanya agar dapat melihat wajah Ohm. Ohm yang paham maksud Chimon pun langsung menganggukkan kepalanya, ikut meyakinkan Chimon.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Ohm, akhirnya Chimon benar benar keluar dari persembunyiannya.

"Sorry ya, Non. Gue tadi cuman bercanda sama Chimon"

Nanon mengehela nafasnya berat. Jika karena tak ingin membuat Chimon takut mungkin saja ia sudah memukuli temannya ini. Berani beraninya Ohm memeluk dan menggoda miliknya.

"Hem, gapapa" ucap Nanon dengan Nada tertahan, membuat Chimon dapat bernafas lega.

"Ngan. Gue pulang dulu, Chi. Jangan bergadang, dan buat lo, Non. Jangan marahin Chimon plis"

"Iya, gak bakal kok. Kecuali kalo Chimon nurut ke gue, yakan, Chi?" ucap Nanon seraya merangkul Chimon kemudian mengacak rambut Chimon gemas.

Chimon mengangguk antusias menyetujui perkataan Nanon. Tak dapat dipungkiri, dirinya sangat baper atas perlakuan Nanon yang manis walau hal ini sering terjadi tapi Chimon selalu saja baper.

Sedangkan Ohm menahan sesak di dadanya. Cemburu atas perlakuan Nanon kepada Chimon, ingin marah tapi tak punya hak dan ujung ujungnya ia hanya tersenyum dengan paksa.

"Gue balik" ucap Ohm lalu beranjak pergi. Nanon dan Chimon pun ikut ngantar Ohm hingga sampai keluar.

***

Chimon terbangun dari tidurnya ketika merasakan badannya tak bisa bergerak. Ia membuka matanya perlahan, pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah nanon yang tertidur dengan damai. Ternyata Nanon sedang memeluknya bak guling hingga membuatnya tak bisa bergerak dan sedikit sesak.

"Non?" Panggil Chimon yang bermaksud membangunkan Nanon dengan suara seraknya. Namun tak ada pergerakkan dari cowok itu.

Chimon ngendus kesal. Ia kembali membangunkan Nanon dengan nada yang lebih tinggi "Nanon! Bangun, sesek tau ga?"

Nanon menggeliat sedikit sehingga melonggarkan pelukkannya.

"Hmm?" Nanon berdehem, namun matanya masih sentiasa tertutup.

"Bangun Nonn" ucap Chimon bernada.

Bukannya bangun Nanon malah memeluk erat kembali Chimon. Malahan kepalanya menyerusuk ke leher Chimon. Membuat Chimon menggeliat kegelian.

"Lo wangi, gue suka" tanpa sadar perkataannya itu membuat pipi Chimon bersemu merah dan tertegun.

Merasakan tak ada penolakan dari pria kecilnya, Nanon semakin liar pada leher Chimon, sesekali mencium dan menjilat leher Chimon hingga ke telinga.

"Non,, udah ah! Ntar telat lagi sekolahnya" pinta Chimon kemudian menjauhkan tubuhnya dari Nanon. Nanon menggeleng pelan, ia masih nyaman dengan posisi sekarang.

Chimon hanya mengendus kesal, kembali membiarkan Nanon bermain dengan tubuhnya.

"Kasih gue morning kiss, ya?"

Best Friend (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang