"Kemana orang tua lu?" tanya Ohm setelah memasuki rumah Chimon yang tampak sepi.
"Gak ada, keluar kota" Chimon meletakkan belanjaannya di atas meja makan yang ada di dapur.
"Wah.. lu sendirian nih? gak takut gue apa apain apa? tanya Ohm menyeringai. Chimon menyunggingkan senyumannya, ia sama sekali tak takut dengan ucapan Ohm "Siap siap aja di tendang Nanon ke ujung dunia"
"Gue gak peduli, pesetanan dengan nanon! Yang penting gue bisa ngicipin tubuh lo yang seksi ini"
Chimon menatap Ohm galak, bisa bisanya dia bilang ingin mengicipi tubuhnya, dia pikir Chimon makanan apa. Namun, bukannya takut Ohm malah memasang muka muka om pedofil. Sekarang Chimon yang takut.
Ohm mendekatkan tubuhnya ke Chimon kemudian merengkuh pinggang langsing milik Chimon. Hingga mengikis jarak di antara mereka. Sedangkan kedua tangan Chimon menahan dada Ohm agar tidak lebih mendekat. Namun apalah daya, tenaganya tak lebih besar dibanding Ohm, bahkan temannya itu sudah mendekatkan wajahnya pada leher Chimon.
Wajah Chimon memerah ketika merasakan hangatnya nafas Ohm di lehernya. "Selama ini lo taukan kalo gue suka sama lo?" tanya Ohm dengan nada sensual, Chimon tak menjawab, ia bengung sekaligus kesal. Selama ini belum pernah ada seseorang yang begitu intim dengannya kecuali Nanon. Dan temannya Ohm ini? sudah melewati batas.
Ohm terkekeh pelan melihat wajah Chimon yang kesal "canda, Mon! gue masih pengen hidup kali. Bisa bisa dibunuh gue sama Nanon" Pria itu menjauhkan badannya, memberi jarak antara dirinya dan Chimon. Sedangkan tangannya ia letakkan ke atas kepala Chimon, mangacak acak rambut temannya sehingga tak menjadi rapi dari sebelumnya
"LO!!!" ucap Chimon menunjuk wajah Ohm dengan nada marah. Oh No, tidak ada wajah mengerikan, yang ada wajah yang menggemaskan.
"Apa, gue?" Ohm bahkan terlihat santai menanggapi Chimon yang sedang Marah.
"BAJINGAN!!"
"Gue belum pegang pantat lo. Udah di katain bajingan aja" kini Ohm lebih santai dibanding sebelumnya, pria itu bahkan memdudukkan pantatnya di atas meja makan milik Chimon.
"BANGSAT!!"
"Gue juga belum pegang dada lu, apalagi ngemut putingnya" ucap Ohm cuek, pria itu malah asik membongkar plastik belanjaannya. Seperti bukan mengatakan hal hal yang menganu di dalam kalimatnya
Chimon mengepalkan tangannya geram. Mengapa bahasa pria ini begitu vulgar, ohh Chimon malu mendengarnya. Membuat ia terus ingin memaki pria yang ada di hadapannya ini.
Baru saja ingin membuka mulut untuk memaki pria ini, tapi Ohm malah lebih dahulu mengodorkan gantong plastik pada Chimon.
"Nih! Sate padang, bubur kacangnya gak ada"
Chimon mengerucutkan bibirnya, padahal ia ingin bubur kacang.
"Tap-"
"Gak ada tapi tapi an. Makan atau gue bawa balik semua"
Chimon mengendus pasrah "Ish, yadeh yadeh. tunggu bentar gue siapin di piring" Chimon mengambil kantong tersebut dari tangan Ohm dengan kasar kemudian beranjak pergi ke dapur dengan kaki yang sengaja di hentak hentakkan. Sesekali mulutnya menggerutu memaki Ohm dengan tak jelas.
"Dasar Bocil" gumam Ohm.
"Dari pada lu, pedofil" hmm.. masih dengar rupanya dia.
Ohm lebih memilih untuk diam, akan kalah jika ia akan terus berdebat.
Tak berapa lama Chimon datang dengan membawa dua piring yang berisikan sate di atasnya. Kemudian keduanya besiap untuk makan. Namun, baru saja Ohm ingin menyuap pria di hadapannya ini sudah nyerocos duluan

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend (?)
Fanfiction"Nanon punya pacar, tapi bukan Chimon! Chimon itu sahabat Nanon" -chimon. "Pacar Nomer satu, Sahabt Nomer dua" -nanon. Nanon laknat:)