Author PoV
Ohm dan Chimon memasuki kantin, keadaannya tak begitu ramai namun hampir memenuhi sebagian meja. Mereka berdua memilih meja paling pojok.
"Chi, lo pesen apa?"
"Bubur, minumnya air putih aja"
"Oke kalo gitu gue pesen dulu, lo duduk aja"
Setelah kepergian Ohm, Chimon langsung melengos ke kursi lalu menelungkupkan kepalanya keatas meja.
"Galau ya lo?" Tanya Ohm yang entah kapan datangnya.
"Gak juga"
"Terus kenapa cemberut terus dari tadi?"
Chimon kembali mengangkat kepalanya dan bersandar pada bahu kursi "Lapar, Ohm" ucap Chimon bohong. Ohm hanya mencibir mendengar perkataan Chimon, ia sama sekali tak mempercayainya.
Kemudian keduanya saling diam, Chimon sedang tak ingin berbicara dan Ohm tau itu maka ia memberi waktu untuk Chimon dan dia memutuskan untuk bermain ponselnya. Selang beberapa menit makanan Chimon pun sampai dan Chimon segera menyantapnya sedangkan Ohm sudah sarapan di rumah.
"Lo udah liat postingan Nanon?" pertanyaan Ohm sebagai pembuka bicara setelah sekian lama hening.
"Belum, kenapa?" tanya Chimon kembali dengan nada bingung. Ia tidak membuka ponsel sejak pagi.
"Nanon ngepublish hubungannya sama Prim noh di Ig"
Chimon ngebelalakin matanya. Terus buru buru mengambil hp untuk ngeliat Ignya Nanon.
"Biarin lah mereka" ucap Chimon akhirnya. Sebenarnya ia sudah memikirkannya matang matang, ia tak akan memberi tau kan perasaannya yang sebenarnya pada Nanon. Chimon tau betul bahwa Nanon adalah straigh, karena dari awal Nanon hanya berpacaraan dengan lawan jenis saja."Iklasin aja dan lupain"
'Lemes banget tu moncong' - batin Chimon
"Lu pikir mudah?"
"Ya makanya berusaha"
"Nyenyenye" ejek Chimon dengan kesal, enak sekali Ohm menyuruhnya move on seperti semudah memasak mie instan.
Plak
"Aww"
"Mulut lu jelek"
Chimon mengelus elus bibirnya yang sakit akibat tepukan dari Ohm, mana tangannya bau pandan lagi:)
Ga deng, bercanda
Keduanya larut dalam candaan, Chimon tampaknya juga tidak badmood lagi karena Ohm telah berusaha menghiburnya. Namun begitu, dalam hati Chimon tetap tersirat kesedihan. Ia takut perasaannya semakin lama semakin dalam dan dalam waktu bersamaan Nanon semakin sayang dengan pasangannya.
"Hedeh hedeh, asik pacaran ternyata sampei lupa pulang ke kelas untung guru pada rapat"
Chimon dan Ohm melihat ke arah suara, ternyata teman temannya sedang menghampiri mereka. Termasuk Patrick dan Phuwin, kecuali Nanon.
"Dih, si fiat sirik aja" cibir Ohm.
"Bukan sirik brow, kalo ketahuan sama Nanon kan kasian nyawa lo, haha" sahut Sing yang ikut duduk di sebelah Chimon.
"Kok bawa bawa Nanon? Lagi pula hidup gue ga segalanya bergantung sama Nanon kali" jawab Chimon yang berusaha menyembunyikan kekesalannya.
"Noh, dengerkan? Berarti gue punya kesempatan buat deketin Chimon" sudah pasti Ohm yang mengatakannya.
Mereka semua membulatkan matanya. Mereka tak mengira bahwa Ohm senekat ini.
"Jadi lo beneran mau deketin p'Chimon!!" ucap Phuwin tak santai.
"Yaiyalah, lagian Nanon bakalan sibuk ngurusin pacarnya" ucap Ohm yang tanpa sadar membuat hati Chimon sedikit terluka.
"Chimmy gak boleh pacaran" suara itu membuat suluruh pendengarnya pengarahkan pandangannya pada Nanon. Ya, Nanon si mas posesive. Cowok itu datang entah dari mana lalu membalas perkataan Ohm.
"Terserah gue lah, lo ga ada hak" bantah Chimon tak suka.
"Ga bisa, ga bisa! Lo lupa kalo papi jumpol sama mami gun udah ngasih gue hak buat jagain lo?"
"Sekedar hak buat jagain! Dan lo gak berhak nentuin jalan hidup gue"
"Gue gak mau tau! Kalo gue bilang engga ya engga" ucap Nanon keras.
"Non, lo gak boleh gitu dong! Chimon juga pengen hidup aman damai sama kek lo" ucap fiat menengahi.
"Jadi selama ini Chimon gak damai hidup bareng gue? Gitu?" Nanon tambah nyolot.
"Iya!! Seharusnya lo tu sadar, lo udah banyak ngelarang Chimon ini itu! Lo pikir dia bahagia? Engga!! Mami Papinya aja gak pernah ngelarang sampe segitunya, kok lo yang ribet" kali ini Sing juga kelihatan muak dengan kelakuan Nanon.
"Ya cob-"
"STOP!! Udah? Sadar gak sih kalian diliatin banyak orang?" Chimon berteriak, seketika semuanya diam. Ternyata benar adanya, orang orang di kantin menjadikan mereka tontonan. Berbagai tatapan mereka berikan.
Nanon menatap Chimon dengan sayu. Tak tega melihat sahabatnya membendung tangisan. Ya, Chimon memang sedang menahan tangisnya. Entah apa yang ia tangiskan, tapi tetap saja dadanya sesak. Ia menganggap Nanon Egois. Dalam hidupnya dari kecil hingga saat ini selalu Nanon yang mengatur. Nanon sering melarangnya melakukan ini itu. Nanon cowok yang posesive.
Mata mereka bertemu, mata Nanon dan Chimon. Namun cepat cepat Chimon memutuskan kontak matanya. Ia masih merasa kesal.
"Kalau udah, gue duluan"
Chimon melangkahkan kakinya menjauhi kantin. Teman teman Chimon hanya terdiam. Apalagi Marc, ia tak setuju jika Chimon berpacaran sama Ohm, tapi Nanon juga terlalu keras pada Chimon.
"Ini semua salah lo!" Ohm menunjuk Nanon, sambil menatapnya sinis.
"Gausah ikut campur" kata Nanon dingin. Kemudian beranjak pergi meninggalkan kantin, sudah dapat dipastikan cowok itu ingin mengejak Chimon.
Ohm mendesis kesal. Rasanya ia ingin menghantam orang yang bernama Nanon itu. Baru saja ingin beranjak mengikuti Nanon, tapi sudah di hentikan oleh Fiat.
"Udah Ohm, biarin mereka ngelesain sendiri"
Akhirnya Ohm hanya pasrah di tarik kembali orang Sing, dan duduk bersama teman temannya.
"Dan buat kalian semua. Gak ada lagi yang perlu di tontonin! Kalian bisa balik ketempat masing masing" teriak Sing pada anak anak yang sedari tadi menjadikan mereka tontonan.
Akhirnya mereka semua bubar, menyisakan bisik bisik tentang Chimon dan Nanon, Karena setahu mereka, kedua sahabat itu terbilang jarang bertengkar. Tak sedikit dari mereka yang menyangkut pautkan hal tersebut dengan postingan Nanon tentang Primily dan tak sedikit pula yang menyangkut pautkan dengannya dengan Ohm. Ah sudahlah mereka hanya bisa berdoa semoga kapal tersebut tidak hancur.
***
Alhamdulillah bisa update walau sedikit.
Jangan lupa vote ya♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend (?)
Fanfiction"Nanon punya pacar, tapi bukan Chimon! Chimon itu sahabat Nanon" -chimon. "Pacar Nomer satu, Sahabt Nomer dua" -nanon. Nanon laknat:)