Chapter 33 : Loop 11

2.2K 131 32
                                    

Aku kembali duduk di samping Tol setelah aku selesai mengisi air ke dalam mangkuk kucing. Tol berbaring tengkurap dengan MacBook terbuka di tempat tidur. Aku mendekatkan wajahku untuk melihat apa yang ditonton Tol.
 
"Apakah kamu siap, Phi?" Tol mengarahkan wajahnya ke arahku. Ada semacam halaman web yang menunggu untuk dimuat. Beberapa detik kemudian, layar menampilkan klip video yang aku tahu apa isinya. Wajahku tiba-tiba menjadi panas. Ini adalah penelitian untuk informasi yang Tol telah sebutkan kan?
 
"Serius?" Aku melihat Tol dengan heran. Tol mengangguk meskipun ekspresinya tenang. Dia berbalik untuk mengklik play, lalu adegan di klip dimulai. Ini adalah gambaran dua orang berotot besar yang terlihat seperti teman. Namun pada akhirnya mereka pergi ke kamar tidur, berpelukan dan berciuman dengan mesra. Kemudian mereka mulai melepas pakaian mereka.
 
"Oyy!" Tol menggeram pelan dan mengangkat tangan untuk menutupi wajahnya, sementara sekujur tubuhku mulai terasa panas hingga aku harus menurunkan suhu AC. "Itu tidak terlihat menarik seperti AV wanita."

Aku mencoba untuk menonton lagi. Pria yang terlihat lebih kuat telah didorong ke bawah di tempat tidur dan yang lainnya bergerak untuk mengangkanginya, membungkuk untuk mencium dengan penuh semangat dan membelai alat kelamin pasangannya  (T/N : aku ga tau mau pake kata apa buat nerjemahin). "Kalau begitu bisakah kita menemukan klip lain? Orang Asia ... sesuatu seperti ini, orang Barat mungkin terlihat ... agresif?"
 
"Sama saja." Tol menggulir mouse ke bawah dengan sangat cepat hingga klip video maju dengan cepat. Dia mengklik tepat pada adegan klimaks yang dipenuhi dengan suara erangan dan kulit menampar kulit. Tol menutup monitor yang dapat dilipat dengan suara keras, dan menghela napas panjang. "Menakutkan."
 
Aku berbaring di samping Tol dan berbalik menghadapnya. "Sudah kubilang kita tidak perlu terburu-buru. Phi tidak ingin Tol memaksakan diri." Aku menggunakan punggung tanganku untuk menyentuh pipi Tol dengan lembut. Kita bisa melakukannya perlahan setelah menikah. Tidak bisa hamil sebelum menikah. Tapi Nong yang hamil na, bukan phi. "
 
Aku tertawa, diikuti pukulan tangan Tol di pundakku yang cukup terasa sakit dan gatal. "Tidak mungkin."
 
Leluconku membuat Tol bergerak mengangkangi tubuhku lalu meraih kedua lengan atasku dan menjepitnya di tempat tidur. Aku berhenti tertawa dan menatap Nong Tol dengan heran. Tol balas menatapku dengan tatapan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dia tampak lebih agresif. Tetapi pada saat yang sama ada ketidakpastian dan keraguan yang tersembunyi.
 
"Katakan padaku, Nong. Apa yang kamu ingin phi lakukan? Apa yang kamu inginkan dari phi?" Kataku lembut, mengangkat tangan untuk menyentuh lengan Tol. "Menjadi anjing atau kucing baik-baik saja. Nong hanya perlu tinggal dengan phi seperti ini selamanya na?"
 
Tol menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia melihat tubuhku dari atas ke bawah. Ia meletakkan tangannya di atas baju lengan pendek yang kupakai, mengusap huruf hijau yang menghiasi dada Dr. Tihn Sukprasert. Nafasku mulai tersendat saat dia membungkuk perlahan, menempatkan ciuman di sudut bibirku. Aku memejamkan mata untuk menerima ciuman manis tapi penuh gairah dari Tol. Panas di dalam dadaku perlahan menyebar ke seluruh tubuhku. Aku mengangkat tangan untuk menopang wajah Tol. Ciuman yang terlalu lama membuatku terengah-engah. Tol menarik diri dari ciuman itu dan bergerak ke bawah untuk menanam ciuman di tengkukku.
 
Anak ini aneh. Rasanya aku telah mengatakan ini kepada diriku sendiri berkali-kali. Tol itu seperti kantong plastik biasa tapi diisi dengan banyak barang menarik, tergantung kamu menemukan barang yang kamu cari atau tidak. Tol sendiri hanyalah seorang remaja yang memasuki awal masa dewasa. Dia adalah campuran dari kedewasaan dan pemarah dalam satu orang. Aku tidak heran bahwa Tol sangat ingin mencoba. Aku tidak akan berpikir untuk menolaknya juga. Tugasku mungkin hanya membimbing pikiran nong ke jalur yang benar, dan kemudian memanjakan diri dengan sesuatu yang bisa aku berikan.
 
Tiba-tiba Tol berhenti. Dia mundur dari tubuhku tapi masih mengangkangiku. Aku membuka mataku untuk melihat Tol. Dia tampak lebih bingung dari sebelumnya. Aku tidak tahu kenapa.
 
"Tol?" Aku mengedipkan mataku pada Tol.
 
"Aku tidak bisa melakukannya." Tol mengangkat tangan untuk menyentuh wajahnya. "Phi bukan wanita. Aku tidak bisa ..."
 
Aku tersenyum dari sudut mulutku, mengangkat tangan untuk meraih kedua bahu Tol dan menekannya untuk membiarkannya berbaring di tempat tidur sementara aku mendekatinya. Tol berteriak karena terkejut. Aku menekan pergelangan tangan Tol di tempat tidur dan tersenyum lebar. Tol mencoba melawan tapi kekuatanku jauh lebih kuat darinya. Tubuhnya juga lebih kecil, dan dia mengidap penyakit jantung. Berbaring dengan tenang lebih dari cukup na nong.
 
"Nong tidak bisa melakukannya, tapi phi bisa." Kata-kataku membuat Tol menjadi tenang. "Kamu tahu jawabannya kan?"

TRIAGE (Terjemahan Indonesia) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang