Chapter 21 : Loop 10

1.6K 158 29
                                    

Aku membawa Tol kembali ke asrama setelah menunggu di UGD sampai ayah Mai tiba. Tol terlihat berpikir keras di sepanjang jalan. Aku melirik Tol berkali-kali, sebelum aku memutuskan untuk memecah keheningan antara aku dan Tol. "Nong Tol, ada apa?"

"Tidak ada apa-apa krup." Tol menjawab.

"Apakah Nong Mai memiliki masalah dengan Tol? Kau terlihat sangat khawatir." Aku mengajukan pertanyaan yang sudah ada dalam pikiranku selama berjam-jam.

"Aku dan Mai berteman sejak kecil. Meskipun kami belajar di sekolah menengah yang berbeda, kami selalu berbicara satu sama lain." Tol menghela napas dalam-dalam. "Mai adalah orang yang cenderung membuat orang lain khawatir. Dan juga, kecantikannya menyebabkan dia selalu memiliki masalah dengan pria. Aku melihat dari jauh, tidak tahu apa yang bisa kulakukan selain menjadi konsultan dan membantu sebanyak yang aku bisa."

"Lalu kenapa Nong Tol tidak mengajak Nong Mai berpacaran?"

"Karena aku... " Tol melihat supercar cantik yang baru saja lewat. "Aku masih belum tahu apa itu cinta."

Aku tercengang. Ketika mobil itu berhenti di depanku, aku berbalik untuk melihat Tol. "Apakah kamu pernah punya pacar sebelumnya?" Aku tahu Tol dulu berkencan dengan banyak orang, tapi aku tidak ingin menakut-nakuti Tol lebih dari ini.

"Aku pernah punya pacar. Aku juga memilih untuk berkencan dengan orang-orang cantik saja. Karena aku tidak tahu alasan lain bagi seseorang untuk berkencan dengan orang lain." Tol mengambil teleponnya. "Aku tidak ingin Mai berada dalam situasi yang sama dengan pacarku sebelumnya. Aku bukan pria yang baik. Aku tidak akan tertarik pada apa pun yang tidak menarik, di mana kadang-kadang pacarku menjadi tidak menarik."

Ohooo... Seolah-olah ia keluar dari drama Korea. Pangeran yang dingin seperti ini. "Lalu apa yang menjadi minat Nong Tol krup?"

"Film, game, mobil, bola." Tol menjawab pendek.

"Lalu apakah nong tertarik dengan phi krup?" Aku dengan cepat mengajukan pertanyaan ini. Tol segera berbalik untuk melihatku.

"Masih saja berusaha. Apakah Phi gay? Pernah berkencan dengan pria sebelumnya?"

Oy oyy, Tol menusuk tanpa ampun. "Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak, Phi juga suka wanita. Mantan pacarku adalah seorang wanita." Aku tersenyum sedih. "Mantan pacarku mengatakan bahwa phi terlalu banyak melakukan sesuatu untuk masyarakat, seperti membuang-buang waktu untuk pergi membantu orang miskin. Dia lalu merasa bahwa dia tidak penting. Phi ditinggalkan karena hal-hal seperti ini."

Tol menatapku diam-diam. "Kita tidak bisa berkorban sepanjang waktu."

Aku tersandung pada kata-kata Tol. Ini adalah kalimat yang sama dengan apa yang Tol katakan kepadaku ketika aku menceritakan kepadanya tentang mantan pacarku sebelumnya. Aku tidak berpikir bahwa Tol akan mengatakannya lagi. Tol sendiri terlihat kaget.

"Deja vu lagi." Tol mengangkat tangannya untuk memijat pelipisnya sendiri. "Oke, aku percaya bahwa aku benar-benar aneh. Jika aku harus pergi menemui psikiater, pada hari apa aku harus datang phi? Dapatkah aku datang sekaligus dengan janji untuk skrining jantung?"

Aku menatap lampu jalan yang terang dengan pandangan kosong. "Nong tidak harus pergi menemui psikiater."

Tol berbalik menatapku dengan ekspresi ragu-ragu. "Mengapa?"

"Nong tidak aneh. Orang yang aneh itu phi." Pada saat ini, tanganku berada di kemudi dengan gemetar. Aku tidak tahu mengapa situasi ini dapat membuatku merasa seperti ini. Tol akan berpacaran dengan Mai. Itu bisa terjadi lebih cepat dari sebelumnya karena Nong Mai telah diserang. Aku mungkin bisa menghentikan serangan jantung Tol jika aku tahu siapa mantan pacar Nong Mai dan memancingnya mendekati Tol malam itu. Tapi aku tidak bisa benar-benar mencegah Tol menjadi pacar Mai. Bahkan jika Tol tidak menyukai Mai dalam aspek itu (T/N : menyukai Mai sebagai pacar), kedekatan yang lama dapat meningkatkan segala kemungkinan untuk berubah. Karena dari apa yang kudengar, Nong Mai tampaknya menjadi wanita yang sangat penting bagi Tol.

Ada kemungkinan Tol dan Mai akan melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih tinggi. Aku harus menjadi orang yang berkorban kan?

"Apa artinya ...?" Tol mungkin memperhatikan perubahan sikapku. "Phi... Apakah ada sesuatu yang salah?"

"Tidak ada... " Aku mengambil napas dalam-dalam. " Tubuhku belum sepenuhnya pulih."

"Phi baru saja keluar dari rumah sakit dan berkeliling seperti ini, sungguh menyenangkan. Apakah phi benar-benar seorang dokter? Mengapa tidak menjaga diri sendiri?" Tol menunjukkan jarinya ke sisi kiriku. "Phi menepilah. Aku yang menyetir."

"Tidak apa-apa. Phi masih bisa menyetir." Aku mencoba mempertahankan kesadaranku. Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa seperti akan patah hati.

"Berhenti phi. Aku tidak ingin mati. Parkir mobilnya, aku akan menyetir." Nong Tol-ku mulai memasuki mode temperamen yang buruk. Akibatnya, aku terpaksa memarkir mobil di pinggir jalan dan bertukar tempat dengan Tol. Tol menutup sisi pintu pengemudi dengan bantingan keras dan kemudian menyesuaikan spion dan kursi dengan terampil.

"Kalau mengantar phi pulang lalu bagaimana Nong mau pulang?" Aku berbalik untuk bertanya pada Tol yang telah menyalakan lampu sein.

"Phi akan tidur di rumahku." Tol membalas dengan tenang. Tapi kalimatnya menyebabkan mataku membesar seperti telur angsa.

"Ta... tapi phi tidak punya pakaian ganti."

"Pakai celana itu lagi. Aku akan meminjamkan bajuku." Kemudian Tol menginjak pedal gas begitu keras sehingga punggungku merosot di kursi. Nong krup! Ini bukan mobil sport Nong! Kurasa cara mengemudi Nong Tol lebih berpeluang membunuh kami dibandingkan jika aku yang mengemudi.

"Tol, pelan-pelan. Pelan-pelan." Kataku dengan ketakutan.

"Tidurlah di rumahku, dan jawab pertanyaanku sampai aku puas. Jika phi melakukan sesuatu padaku walaupun hanya sedikit aku akan memberitahu Mae." Tol menatapku dari sudut matanya. Ekspresinya tenang tapi menakutkan. "Mengerti?"

Mengapa Nong Tol-ku yang sangat manis berubah menjadi iblis? Tidak... Nong Tol adalah iblis dari awal tetapi aku memilih untuk mengabaikannya. Aku melihat Nong Tol mengedipkan matanya berulang kali. Orang ini memiliki sesuatu yang membuatku kagum setiap kali kami bertemu, orang yang membuatku merasa bersemangat setiap saat. Jantungku berdetak kencang. Aku merasa seperti akan pingsan tapi aku mencoba untuk menenangkan diriku.

TRIAGE (Terjemahan Indonesia) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang