Chapter 27 : Loop 11

1.8K 142 61
                                    

Aku terbangun dengan perasaan yang segar seakan-akan telah tidur nyenyak, di mana hal itu sudah lama tidak kurasakan. Aku bersandar ke sisi kiri, mengedipkan mata ke arah sinar matahari yang melewati tirai tembus pandang. Hari apa ini? Hari ini aku harus pergi ke universitas kan? Sepertinya ada 2 mata pelajaran hari ini. Dan kemudian aku akan mencoba untuk menanyakan Mai tentang siapa mantan pacarnya.

Tunggu. Aku sudah tahu bahwa mantan pacar Mai adalah seorang pria bernama Heart.

Aku langsung duduk. Jantungku berdebar kencang dan hampir keluar dari dadaku. Aku perlahan berbalik untuk melihat lantai di samping tempat tidur. Tempat yang biasanya kosong, di sana ada sesosok tubuh yang berbaring dan seluruh tubuhnya tertutup selimut, bernafas secara teratur seperti sedang tidur. Aku mendorong selimut menjauh dari tubuhku, berdiri dari tempat tidur, dan perlahan-lahan mendekati sosok yang sedang tidur. Apakah dia ...? Itu dia kan ...? Apakah aku berhasil? Apakah aku bisa kembali tepat waktu untuk bertemu P'Tihn? Aku berlutut di samping sosok itu, mengulurkan tanganku untuk memegang selimut dan melihatnya.

Tapi sebelum aku bisa membukanya, badannya tersentak dan langsung duduk tegak. Dia meletakkan tangan di dada kirinya dan berteriak.

Aku melihat orang di depanku dengan heran. Terkejut karena tiba-tiba dia bangun dengan kaget. Dan kedua, kaget karena orang di depanku saat ini adalah orang yang bernama Dokter Tihn, dan masih bernapas.

P'Tihn menoleh ke arahku. Wajahnya pucat, badannya berkeringat, napasnya berat dan cepat seperti baru saja melihat sesuatu yang mengejutkan. "P ... phi mengalami mimpi buruk."

Aku menatap P'Tihn dalam diam. Banyak emosi yang masuk pada saat yang sama sehingga tidak ada ekspresi yang dapat menjelaskannya. Aku merasa shock, senang, marah, dan ingin menangis, sehingga aku hanya bisa menatap P'Tihn seperti ini. Sedangkan P'Tihn tetap diam seolah berusaha memahami apa yang telah terjadi. Dia mengerutkan kening dan kehilangan kata-kata, sebelum dia berkata, "Ini bukan mimpi ...?" Aku menggelengkan kepalaku sedikit, mengepalkan kedua tangan. Aku tidak tahu mengapa air mataku mengalir tak terkendali. P'Tihn menatapku dengan kaget. "Nong ..."

Aku menggosok mataku dengan punggung tanganku. "Mengapa Phi mati?" P'Tihn mengangkat tangannya untuk menyentuh dadanya sendiri.

"Jadi, Phi sudah mati? Dan Nong kembali?"
Aku tidak mau bicara apa-apa lagi karena membicarakannya sekarang mungkin tidak bisa merangkum semuanya. Aku melihat pangkuanku sendiri. Aku pikir aku merasa bahagia. Lalu kenapa aku menangis? Aku mengulurkan tangan untuk menyentuh lengan P'Tihn. Terasa lebih hangat dibandingkan saat P'Tihn ditusuk. Ini menunjukkan bahwa P'Tihn masih hidup. P'Tihn sudah kembali.

Ketika aku menyadarinya lagi, pemilik lengan menarik tubuhku ke dalam pelukan erat. Aku terdiam beberapa saat sebelum menyembunyikan wajahku di bahu lebar P'Tihn. P'Tihn mengangkat tangannya untuk mengelus kepalaku dengan lembut. "Apakah Nong kembali untuk membantu phi krub?"
Aku mengangguk, mengangkat tanganku untuk membalas pelukan P'Tihn. "Phi ... bagaimana kamu ... bisa melalui banyak loop itu ...?"

P'Tihn tertawa kecil. "Benar juga, phi juga tidak tahu. Mungkin karena phi punya harapan. Dan mungkin cinta untuk Nong?"

".... Aku mau muntah." Aku berkata dengan suara teredam karena wajahku masih tersembunyi di bahu phi.
 
-----------------------------------------------------------
 
"Kamu meminta berkah seperti yang dulu phi lakukan?" P'Tihn melebarkan matanya setelah aku memberitahunya tentang apa yang terjadi dalam putaran terakhir. "Itu artinya sampai kita menikah na?"

Aku mengangguk seolah tidak ada gunanya mengelak lagi. "Aku melihat Phi berkata seperti itu dan berhasil, jadi aku ingin mengikuti. Seseorang berkata bahwa tidak semua orang yang meminta berkat akan dikabulkan permintaannya. Jadi aku menyalin kata-kata Phi."

TRIAGE (Terjemahan Indonesia) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang