Happy reading🤗
"Dor!"
"Dor!"Waktu seakan berhenti berputar. Detak jantung nya seperti tidak terdengar lagi. Terduduk diam sambil memangku tubuh yang lemah itu. Darah segar mengalir deras. Ini hanya mimpi bukan!? Tolong sadarkan dia dari mimpi buruk ini. Dia menepuk pipi nya sendiri. Air matanya sudah mengalir tak terbendung.
"Ini mimpi kan? Bangun bri, lo cuma bercanda kan? Jangan kek gini, gue ga bisa kehilangan lo" teriak Valeron histeris sambil memeluk tubuh Briya dengan sangat erat.
"Gu-gue ga papa Ron... uhuk-uhuk" Briya memaksakan senyum nya.
"Lo yang kuat ya, lo harus bertahan demi keluarga lo, demi temen-temen dan demi gue" Valeron mempererat pelukannya.
"Gue bakal berusaha buat bertahan demi kalian"
Tiba-tiba, Valeron ditarik oleh dua orang berpakaian serba hitam.
"Ron..." Briya berusaha bangkit walaupun perutnya sudah bercucuran darah karena terkena tembakan. Dia memegangi perutnya.
Dua orang itu memukuli Valeron dengan brutal. Muka Valeron sudah dipenuhi lebam dan memar. Sudut bibirnya sobek, pelipisnya mengeluarkan darah, mulutnya terbatuk mengeluarkan darah. Briya masih berusaha membantu Valeron. Tubuh Valeron ambruk ke tanah dengan keadaan yang mengenaskan. Briya merangkak mendekati Valeron.
"Ron, uhuk-uhuk"
"Bri, gu...gue sayang sama lo" Valeron menggenggam tangan Briya.
"Gu..gue juga sayang sama lo Ron.." Briya meringis karena luka tembakan di perutnya membuatnya nyeri.
Bugh
"VALERON!" kedua orang itu kembali memukul Valeron dengan tongkat baseball.
"BERHENTI!" teriak Briya kepada dua orang itu. Dua orang itu tidak menghiraukan nya dan terus memukuli Valeron.
"Uhuk-uhuk" kepala Valeron sudah bersimbah darah. Briya menangis histeris di tempatnya sambil berusaha membantu Valeron.
"Gu-gue ga papa bri" Valeron memaksakan senyumnya menatap Briya.
Briya berdiri dengan sisa tenaganya untuk menghalangi kedua orang itu yang kembali akan memukulkan tongkat baseball nya ke Valeron. Namun malah diri nya lah yang terkena pukulan tongkat baseball di kepala nya. Darah segar bercucuran mengalir di kepala Briya. Tubuh Briya ambruk di tanah, kepala nya terasa sangat nyeri dan matanya mulai menggelap.
"Bri-Briya" Valeron merangkak mendekati Briya.
"Lo-lo bertahan bri" Valeron menggenggam tangan Briya, posisi mereka kini berhadapan, sementara dua orang itu sudah pergi meninggalkan mereka berdua di tengah hutan.
Briya menatap Valeron dengan mata sayu nya. Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.
"Gu-gue udah ga kuat Ron. Kalo nan-tinya gue per-gi, gue min-ta lo ikhlasin gue, Lo ga boleh nangisin gue. Lo ga boleh cengeng...uhuk-uhuk" mata Briya mulai tertutup
"Briya..lo ga boleh ngomong gitu, gu-gue ga bisa kehilangan lo, gu-gue sayang sama lo" air mata Valeron mengalir deras, pandangan matanya juga mulai menggelap.
"Gu-gue juga sayang lo ron, gue sayang keluarga gue, temen-temen gue...tapi kalo takdir emang harus bawa gue pergi jauh dari mereka, gu-gue ikhlas...good bye" matanya tertutup rapat, bibirnya menyunggingkan senyum yang sangat indah, wajahnya pusat pasi.
"Briya...! Jangan tinggalin gu-gue bri, uhuk-uhuk. Kalo lo pergi, gue juga ikut sama lo" Valeron menangis histeris, tangannya semakin menggenggam erat tangan Briya yang sudah dingin.
"Gu-gue juga sayang sama lo bri, bahkan sayang banget, gue bakal nyusul lo....love you bri" mata Valeron juga tertutup rapat, tangan mereka masih bertaut. Mereka sudah bahagia di alam nya.
Good bye world🍃
"Sudah ada kabar tentang mereka berdua?" tanyanya ke bodyguard nya.
"Kami menemukan lokasi mereka tuan" salah satu bodyguard itu memberikan iPad kepada atasan nya.
"Kita kesana sekarang"
"Daddy mau kemana?"
"Daddy sudah menemukan lokasi Briya dan Valeron" ya dia adalah Gastian, daddy Briya.
"Rendy ikut dad"
"Nadeo juga dad"
"Ya sudah, ayo kita kesana sekarang" mereka bergegas ke lokasi
Mereka menemukan nya, namun dengan keadaan yang berbeda.
"Ini mimpi kan?" Gastian menatap kosong ke arah dua tubuh yang masing-masing di tutupi oleh kain putih.
"Ini kenyataan dad, Briya udah pergi ninggalin kita" nadeo menunduk, air matanya tak mampu ia bendung melihat sang adik kecil kesayangannya kini sudah pergi selama-lamanya. Rendy terduduk lemas, pandangan matanya kosong, air matanya mengalir deras. Bunda dan adik Valeron menangis histeris di dekapan ayah valeron.
"Bri, bangun, ga usah becanda deh, kasian tuh mereka pada nangisin lo, bangun yok, jangan buat mereka sedih" Rakhma terkekeh walaupun air mata nya tak berhenti mengalir, Athallah langsung memeluk nya. Liodra, safi, rya, Diandra, cecen, resa, dan anggota king kobra ikut menitikkan air mata.
"Lo juga Ron, jangan becanda deh. Semua anak king kobra pada mewek nih. Kalo lo ga bangun juga, lo gue keluarin dari king kobra" Sagara mengusap air mata nya.
"Kita harus ikhlasin mereka, mereka udah tenang di sana" nadeo berusaha menenangkan semua nya walaupun dirinya juga hancur.
Huwaa
Akhirnya bisa namatin cerita ini juga selama berbulan-bulan ga bisa update.
Gimana ending nya?
Feel nya kurang dapet ya
Hehe
Maklum masih amatir:v
Jangan lupa vote and komen ya
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
My King Valeron (SELESAI✅)
Novela Juvenil"Gue mau, lo jadi milik gue" Valeron "M..maksud lo?" Briya "Iya, sekarang, lo milik gue, gue milik lo" Valeron sambil menggenggam tangan Briya "Em...gimana ya" Briya "Gue gak minta pendapat lo, pokoknya, sekarang lo milik gue" ucap Valeron di teling...