Your is mine

194 18 7
                                    

"Gue pengin jadi alasan lo tersenyum"
-Valeron-

Kriiiiiiinnnnngggggg
Bel istirahat berbunyi dan semua siswa menuju ke kantin.

"Kantin kuy" ajak Diandra.

"Kuy" all.

"Gue boleh ikut kalian gak?" tanya Rean.

"Boleh lah, ayuk ikut aja, biar rame" Safi.

"Hooh" cecen.

Valeron dkk dan Briya dkk ditambah Rean menuju ke kantin bersama.
Sesampainya di kantin, mereka memilih tempat bagian pojok. Valeron duduk berhadapan dengan Briya, Rakhma berhadapan dengan Athallah, Diandra berhadapan dengan Liodra, Nevin berhadapan dengan Rya, Safi berhadapan dengan cecen, Rean duduk disebelah Valeron.

"Pada mau pesen apaan, biar gue yang mesenin" Marselino.

"Gue batagor sama es teh" Safi.

"Gue samain aja" Rakhma.

"Bakso sama es jeruk" Briya.

"Gue samain kek Briya" Valeron dan Rean saling tatap

"Yodah, samain aja ya semuanya, bakso sama es teh, oke?" Marselino.

5 menit kemudian, pesanan mereka datang dan mereka langsung melahapnya sampai habis lalu membayarnya dan kembali ke kelas.

"Gue ke toilet dulu, kalian duluan aja" Briya.

"Mau gue anterin?" canda Jepe

"Lo mau kepala lo gue tebas?" datar Briya.

"Hehehehe, ampun queen" cengir Jepe

"Ya udah, kita ke kelas duluan ya" Rakhma dan diangguki Briya.

Briya menyusuri koridor menuju ke kamar mandi. Sesampainya dikamar mandi, Briya langsung masuk ke dalam dan mencuci wajahnya melalui wastafel. Tiba-tiba, Briya merasa ada hawa aneh disekitarnya. Briya menengok ke kanan dan ke kiri untuk memastikan. Briya mencoba tetap tenang. Tiba-tiba, lehernya merasa tercekik dan badan Briya terdorong ke belakang dan punggung Briya kini menghantam tembok.

"L lo si apa, le pa sin gu e" Briya mencoba memberontak namun, justru membuatnya kini semakin tercekik dan badannya seakan terangkat dari tanah oleh sosok itu.

Sosok itu adalah seorang cewe dengan seragam putih abu-abu dan rambut panjangnya yang tergerai menutupi wajah sosok itu. Tiba-tiba, sosok itu tertawa hingga membuat Briya semakin takut.

"Le pa sin gu e, gu e gak ada sa lah apa-apa sa ma lo" Briya

Sosok itu semakin mencekik leher Briya. Tiba-tiba, cengkraman di leher Briya merenggang dan perlahan-lahan tubuh Briya ambruk ke lantai kamar mandi dengan napas tersengal-sengal sambil memegangi lehernya yang  memerah. Briya segera bangkit dan keluar dari kamar mandi. Namun, ketika Briya keluar dari kamar mandi, ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya. Briya menoleh dan mendapati Rean berdiri disana dan menahan pergelangan tangannya lalu menarik Briya ke taman belakang sekolah.

"Lepasin tangan gue" ketus Briya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Rean. Rean tidak menggubrisnya.

Sesampainya di taman belakang sekolah, Rean melepaskan cekalan tangannya dari tangan Briya dan duduk dikursi taman.

"Lo duduk dulu, gue mau ngomong sesuatu" Rean.

"Gue gak mau, gue mau ke kelas" Briya.

"Plis, sebentar doang, gue mohon" Rean

My King Valeron (SELESAI✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang