Nafas Gu Yansheng menjadi sedikit panas, dan dia sendiri tidak berharap untuk mencium orang yang dia pikir-kan dengan mabuk ...
Wen Niannan tiba-tiba membeku krn ciuman yg tiba-tiba, dan Gu Yansheng merasakan bulu mata gemetar di tela-pak tangannya. ...
"Hiss…"
Gu Yansheng dengan hati2 menyedot dengan lembut untuk menguji reaksi Wen Niannan, menjulurkan lidahnya sedikit untuk memperdalam ciuman.
Tiba-tiba, ada rasa sakit di bibirnya, dan Gu Yansheng mengerutkan keni-ng kesakitan. Dia merasakan bau da-rah,tetapi dia tidak melepaskannya dan memeluk orang di pelukannya dengan erat.
"Um ... ayo pergi ..."
Gu Yansheng melepaskan tangannya menutupi mata WenNianan, dan meli-hat mata panik Wen Niannan dan air mata jatuh dari sudut matanya ...
Gu Yansheng merasa bahwa jantung-nya disatukan, dan dgn lembut men-gangkat tangannya untuk menyeka Wen Niannan. Air mata di wajah.
"Jangan menangis, jgn menangis ... Aku tidak akan menyentuhmu ..."
Wen Niannan melepaskan diri dan menampar wajah Gu Yansheng, mun-dur beberapa langkah ke dinding.
Gu Yan Sheng tampak digigit di bibir lukanya sendiri, berkata: “Kamu ... tahu apa yang mereka lakukan ... kita bercerai?”
Aliran menghantam mereka basah kuyup, kemeja putih Wen Niannan dan lengket karena air Di tubuhnya, darah Gu Yansheng masih di sudut mulutnya, dan dia bersandar di bak mandi dengan mata merah dan me-natap Gu Yansheng dengan panik.
Dia sama sekali tidak peduli dgn tam-paran yang ditampar, dan menatap Wen Niannan dengan sedikit kedipan.
Baju hitam Gu Yansheng yg dibasahi menempel di tubuhnya, dan rambut disisir rapi yg telah dibasahi dengan air pada hari kerja telah jatuh dan sedikit menutupi matanya, terutama malu, membuat Gu Yansheng terlihat seperti anjing serigala yg ditinggalkan
GuYansheng mengulurkan Tangannya Memegang tangan itu, memandang Wen Niannan di depannya dengan tatapan samar, dia berbisik: "Lalu kenapa kamu menangis? Kenapa kamu menangis jika kamu tidak mencintaiku?"
Wen Niannan menoleh dan meremas-nya tangan, dan berkata dgn lemah: "Itu adalah air yang menetes ... Aku tidak menangis ..."
“Kamu bohong… Kamu bohong sama aku, kamu masih mencintaiku kan?”
“Apa kamu tidak mengerti? Apa arti-nya cinta atau tidak? Setelah mengal-ami begitu banyak, aku punya ... don ' tidak berani berbicara tentang cinta atau tidak? Cinta. " Hati GuYansheng bergetar :" Apa maksudmu ... Apa maksudmu? " Wen Niannan mendoro-ng Gu Yansheng pergi, dan berteriak dengan suara rendah," Gu Yansheng, kamu tidak Aku tidak mengerti ... Aku tidak bisa melupakan hal-hal itu, dan aku tidak bisa melupakan hal-hal yg kamu lakukan padaku. Jatuh! Kita tidak akan bersama lagi, kita sudah berakhir ... tidak mungkin ... tidak pernah lagi ... "
Bahkan jika itu cinta, tidak mungkin untuk bersama bahkan jika Anda ma-sih memiliki dia di hati Anda. Banyak hal telah terjadi ... Lukanya tidak akan pernah sembuh.
GuYansheng menundukkan kepala-nya karena tidak percaya dan diam, dia membuka mulut utk mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.
Wen Niannan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan emosinya, berdiri dan mematikan pancuran, be-rjalan ke pintu kamar mandi, dan ber-kata: "Saya sudah menelepon Paman Xu. Dia akan datang menjemput An-da. Saya memiliki seseorang yg men-unggu. aku. Aku ... pergi dulu."
siapa yang kamu tunggu? lakukan? "Gu Yan Sheng duduk di lantai kamar mandi, kepala menunduk, mata meli-ntas sentuhan emosi tembus pandang.