Proses (3)

8 3 0
                                    

"Sebenarnya... Apa yang terjadi pada dirimu?," tatapan Hana menatap Ardi lekat lekat.

Ardi tertegun untuk sementara. Ia tidak tahu harus mulai dari mana.

"Maksud ku, kau tidak ada disana, saat kau pingsan." Hana menjelaskan dengan cukup membingungkan.

"Aku tidak ada disana?," gumam Ardi

"Ya, Kau seperti orang yang berbeda. Hey sebenarnya apa yang terjadi? Beritahu aku." Hana memohon sambil memegang tangan Ardi.

"Tapi aku belum mengerti maksud mu, kapan aku bukan diriku?," ardi menyipitkan mata nya dan mengerutkan dahinya.

"Itu...," Hana mulai menceritakan kembali

#################
FLASH BACK ON

Hana POV
.
.

Ardi!!

Aku terus mencari nya kemana mana semenjak ia makan siang bersama ku entah ada dimana dia.

"Dimana dia sebenarnya?," gumam ku resah.

Hingga aku teringat sesuatu bahwa Ardi ingin pergi ke toilet. Dan ia tidak kembali lagi darisana. Mungkin kah?

Tidak! Sebaiknya aku pastikan saja dulu.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kakiku bergema di sepanjang lorong. Untung saja murid murid sudah memasuki kelasnya. Aku tidak memasuki kelas untuk mencari Ardi di area sekolah. Wali kelas kami pun menyetujuinya. Aku dapat mencarinya kemana pun di seluruh area sekolah kami.

Langkah kaki ku berhenti tepat di toilet pria. Dengan ragu ku coba memasuki nya, tentu saja ku pastikan tidak ada orang disana dengan memanggil siapa pun di toilet itu. Karena tidak ada jawaban langsung ku masuki saja.

"Ardi!" Refleks aku berteriak terkejut karena Ardi memang benar pingsan di toilet.

"Ardi, tunggu sebentar aku akan membawa mu ke UKS, oke?," ucap ku lirih.

Aku mencoba berteriak meminta pertolongan. "Siapa saja! Tolong bantu kami!," menggendongnya sendiri ke ruang UKS itu cukup sulit maka dari itulah aku meminta bantuan orang lain.

Aku tidak tahu ini hanya khayalan ku atau tidak namun tanpa sengaja aku melihat Ardi terbangun dari pingsan nya. Mata ku terbelalak antara lega dan khawatir.

"Ardi?!" ucap ku cukup keras.

Mata ardi mencoba terbuka dan menatap ke arah ku. Namun, mata itu berwarna Merah Ruby. Tatapan matanya sayu namun tajam.

Tanpa kupikirkan aku segera membantu Ardi berdiri. Dan membantunya menuju ruang UKS. Lebih mudah jika ia dalam kondisi sadar, bukan begitu?

##############

Setelah kami sampai di UKS...

Ardi langsung berbaring di ranjang pasien. Dokter Anna menghampiri kami dan mulai memeriksa keadaan Ardi. Perasaan khawatir yang amat sangat tidak dapat terhindari. Aku hanya mencoba menunggu keputusan Dokter sambil duduk di kursi samping ranjang Ardi.

Sesaat kemudian Dokter Anna melirik ke arah ku. Apa yang dia pikirkan? gumam ku pelan.

"Hana, kondisi Ardi saat ini sedikit membingungkan, dilihat darimana pun tubuhnya seperti sedang pingsan, Namun aku tidak tahu kenapa jantung nya melemah. Apakah ia mempunyai riwayat penyakit sejak lahir?," Dokter menatap ku serius.

Aku termenung sebentar, kemudian mencoba menjawab nya, "Setahu ku ia sama sekali tidak memiliki penyakit mematikan. Bahkan jika itu jantung." pandangan ku menunduk memperhatikan Ardi sekilas.

LOVE BITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang