(PERHATIAN! TERDAPAT ADEGAN 17+! )
Ardi mulai terbangun dari pingsan nya. Matanya terbuka perlahan. Hari masih menjelang subuh. Jam menunjukkan pukul 05:12
Ia meraba barang di sekitarnya. Mencoba bangun dari keadaan berbaring. Tubuhnya yang masih lemah terlihat gemulai saat bangun. Ia mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan terhuyung huyung.
Badan nya masih merasa kesakitan akibat demam tinggi kemarin malam. Bibirnya tidak berhenti untuk mengeluarkan suara erangan. Ardi berdiri di depan kaca, seketika matanya terbelalak. Bukan karena kondisi tubuhnya yang memar namun tidak ada yang ia lihat kecuali kaca bening di hadapan nya.
"Apa yang sebenarnya terjadi?," ardi berpikir keras karena hal ini.
Bayangan tubuhnya sama sekali tidak memantul pada kaca bening.
"Apakah aku sedang bermimpi? Atau aku sudah mati?." ardi terlihat panik sambil memegang kepalanya.
'Tapi bukankah aneh jika aku mati tetapi bangkit dengan rasa sakit?' Pikirnya.
"Masa bodoh, sepertinya ini bukan mimpi ataupun khayalan. Mungkin aku sudah berubah sepenuhnya," matanya berubah sayu dan kini harapan satu satunya adalah menemui Hana. Sudah lama sekali semenjak beberapa hari yang lalu ia tidak menemuinya. Ardi kemudian bersiap untuk pergi ke sekolah.
################
Ding dong ding dong
.
.
Suara bel sekolah berbunyi itu artinya pelajaran akan segera dimulai. Para murid langsung menuju ke kelasnya masing masing. Tidak terkecuali Ardi yang langsung menerobos gerbang sekolah saat hampir di tutup oleh penjaga sekolah. Kakinya lebih ringan dari biasanya.
Ia berlari di lorong yang langsung terhubung dengan kelasnya. Saat ia sampai di depan pintu, wali kelas Ardi sudah berada di depan kelas. Ketika mata mereka bertemu reaksi guru Ardi sungguh tidak terduga.
"Ardi! Syukurlah kau sudah sembuh, Hana memberitahu ku bahwa kau sakit selama beberapa hari terakhir ini. Ibu sangat senang melihat mu hadir dikelas lagi." guru Ardi tersenyum haru. Lalu menepuk bahu Ardi pelan.
"Apa kau baik baik saja?,"
Ardi mengangguk perlahan.
"Ya, aku baik baik saja, Bu. Terimakasih sudah mengkhawatirkan." ardi hanya membalas senyuman guru nya.
Wali kelas Ardi pun menyuruh Ardi kembali duduk di bangkunya. Saat Ardi berjalan memasuki kelas aroma wangi menusuk ke hidungnya. Langkah kakinya seperti semakin berat saat melewati banyaknya manusia yang mengelilinginya.
'Kau harus menahan nya, Ardi!' Ucapnya dalam hati.
Ardi lalu duduk di bangku nya. Revan yang memperhatikan gerak gerik Ardi langsung berkata, "Hoi, Ardi sudah lama kita tak bertemu. Tapi kenapa reaksimu seperti itu?," revan menyipitkan matanya.
Dengan ragu Ardi menjawab, "A-aku hanya merasa sedikit asing setelah beberapa hari terakhir tidak kemari."
Revan tampak mengintimidasi. Lalu seketika wajahnya terlihat kembali bersahabat, "Ah, Santai saja! Kau ini hahaha..." revan menyenggol bahu Ardi pelan.
Ardi hanya tersenyum gugup dan hanya mengangguk angguk saja. Pelajaran pun segera dimulai dengan hikmat.
###############
Kringgg..... kringgg.....
Bel istirahat telah berbunyi. Para siswa berhamburan keluar kelas. Ardi menyuruh Revan untuk mengantarkan pesan pada Hana untuk menemuinya di atap sekolah. Hana yang diberitahukan bahwa Ardi hari ini masuk sekolah langsung menghampiri ke atap gedung sekolah. Walau kelas mereka hanya dihalangi dinding pembatas, tapi itu tidak membuat mereka merasa jauh satu sama lain. Dengan cepat Hana menaiki tangga ke atap. Saat pandangan mereka bertemu, moment berpelukan pun tidak terhindari. Hana memeluk Ardi dengan senyuman haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BITE
FanfictionHanya cerita yang terinspirasi dari animasi Nicole Eckert. Namun memiliki jalan cerita yang sedikit berbeda dari animasinya. Berceritakan Seorang Remaja lelaki bernama Ardi yang ingin menjadi pria yang disukai oleh Hana, temen semasa kecilnya. Ardi...