십칠

7.9K 886 65
                                    

MINHYUNG dan seorang siswa laki-laki yang mendapat giliran lari pertama bersamanya di pelatihan kali ini sudah dalam posisi bersedia. Mereka mulai mengangkat tubuh mereka ketika pelatih Sehun mengatakan, "Siap." dan mereka mulai berlari ketika Sehun meniup peluitnya.

Jaemin dan Minho adalah dua pelari yang mendapat giliran kedua pada sesi pelatihan itu. Sehun berjalan menghampiri Jaemin yang sudah dalam posisi bersedia.

"Aku dengar rekor terbaikmu untuk 100 meter adalah 10 detik? Itu cukup mengesankan untuk seorang alpha kecil."

Pemuda Na itu mendongakkan kepalanya untuk menatap sang pelatih sembari tersenyum, "Bukan hal yang besar. Aku hanya beruntung ketika aku mendapat rekor itu."

Sehun balas tersenyum, "Bagaimanapun, aku memiliki ekspektasi besar. Larilah dengan nyaman."

"Betapa pembual besarnya kau." ujar Minho pada Jaemin ketika Sehun mulai kembali ke posisi awalnya, "Aku sudah bisa menebak, kau pasti akan mengekor di belakang pantatku, tapi itu tidak akan menjenuhkan untukmu karena aku memiliki penampakan belakang yang sempurna."

Jaemin hanya tersenyum mendengar perkataan Minho tanpa menjawabnya.

"Siap."

Kedua laki-laki itu mulai mengangkat tubuh mereka dan langsung berlari ketika Sehun meniup pluit. Mereka berlari dengan kecepatan yang sama pada awalnya dan Jaemin pun berhasil menyusul Minho pada akhirnya. Sayangnya itu tidak berlangsung lama karena Minho kembali membuat Jaemin terjatuh. Mereka berdua jatuh terguling-guling bersamaan. Sehun segera mengampiri mereka dan berjongkok di antara keduanya.

"Hey, apa kau baik-baik saja?" tanya pelatih itu pada Jaemin.

"Ya, aku baik-baik saja." jawab Jaemin sambil menahan rasa sakitnya.

"Kau baik-baik saja?" Kini Sehun bertanya pada Minho.

"Aku baik-baik saja." jawab Minho pelan sambil menatap Jaemin, "Maaf. Itu menyakitkan, bukan? Bagaimana ya?"

"Tidak perlu minta maaf. Itu hanya kecelakaan." Jaemin terengah-engah, "Tidak apa-apa."

"Ini tidak terlihat baik." kata Sehun ketika melihat Jaemin yang tampak kesakitan, "Segera periksa ke klinik."

🦜

TOK TOK

Jaemin memutuskan untuk membuka pintu klinik sekolah ketika tidak mendapatkan jawaban, "Apakah ada orang di sini?"

Karena masih tidak mendapatkan jawaban, Jaemin pun memutuskan untuk mengambil obat sendiri. Ketika memilih-milih obat yang kira-kira cocok untuk dipakaikan pada kakinya yang terluka, tiba-tiba suara Ten terdengar dari luar klinik.

"Apakah kau tahu sudah berapa lama aku mencari informasi tentangmu?"

Lelaki manis itu segera bersembunyi di balik gorden untuk mendengarkan pembicaraan Ten yang masuk ke dalam klinik bersama Lee Jeno.

"Kau ingin minum?"

"Tidak. Aku baik-baik saja." jawab Jeno.

Ten berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya dan ia tak sengaja melihat sepasang sepatu yang berada di bawah gorden. Tampaknya Jaemin tidak sadar bahwa gorden itu tidak menjuntai sampai bawah. Ten cukup kesal dengan penyusup seperti itu, tetapi ia memilih untuk membiarkannya dan kembali berbicara dengan Jeno.

"Apakah kau merasakan sakit? Lebih baik kau jujur padaku karena aku bisa membantumu dengan itu."

Jeno melirik ke arah lain, kemudian menatap Ten ragu.

"Apakah kau merasakan kesakitan?" tanya Ten sekali lagi.

"Ya."

Dokter kecil itu membalik badan dan duduk di kursi kerjanya, "Ini hanya perkiraanku saja. Apakah kau pernah mendengar tentang yips syndrome?"

Jeno mendudukkan diri di hadapan Ten sedangkan Jaemin di balik gorden terkejut ketika mendengar itu.

"Itu adalah suatu gejala di mana tanpa alasan yang jelas kau tidak akan bisa melakukan olahraga apa pun baik itu kasti maupun golf. Biasanya itu terjadi pada olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi dengan banyak tekanan, tapi kasusmu kali ini berbeda."

"Jadi, maksud Anda saya akan mengalami penurunan tinggi badan?"

"Ini berbeda dari yang kau katakan. Situasi ini tidak ada cara penyembuhannya."

Jeno menurunkan tatapannya ke bawah.

"Tidak perlu merasa kecewa karena ini baru perkiraan saja."

"Aku tidak tahu apakah ini karena aku tidak memiliki ekspektasi, tetapi aku tidak merasa kecewa." Jeno bangkit berdiri dan membungkukkan badannya sedikit pada Ten, "Bagaimanapun terima kasih atas perhatian Anda."

Dan begitu Jeno keluar dari ruangan itu, Ten pun mulai berbicara sambil merapikan berkas-berkasnya, "Sampai kapan kau akan berada di situ? Keluar sebelum aku menarikmu keluar."

Mau tak mau Jaemin pun keluar dari tempat persembunyiannya sambil memeluk obat yang tadi ia ambil dari rak Ten.

🦄

to the beautiful you | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang