십일

8.3K 1.3K 95
                                    

"HEY! Na Jaemin!" Hyunjin berlari bersama Jeno ke tempat di mana Jaemin dan Minho tergeletak.

"Na Jaemin!" Jeno yang lebih dulu tiba langsung mengguncang tubuh Jaemin pelan ketika laki-laki itu tidak kunjung bangkit juga padahal Minho sudah berdiri dengan tegap.

"Hey! Na Jaemin! Apa kau baik-baik saja?" tanya Hyunjin sambil berlutut di sebelah Jaemin.

"Apa yang kau lakukan?" Jeno menoleh ke arah Hyunjin, "Cepat beri tahu klinik!"

Hyunjin mengangguk dan berlari sementara Jeno menggendong Jaemin ala bridal. Jaemin langsung ditidurkan di ranjang UKS dengan Ten yang memeriksanya.

"Kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Nafasnya normal. Ia hanya pingsan karena gegar otak ringan." Ten meninggalkan mereka bertiga. Jeno menghela nafas lega dan Hyunjin tersenyum senang. Setelah itu, Jeno mengecek ponselnya yang tiba-tiba saja berbunyi. Sebuah pesan dari Doyoung terpampang di layar ponsel pintar itu.

Semua persiapan telah selesai. Aku sudah menghubungi sekolah, jadi datanglah ke gedung olahraga sekarang juga. Pelatih Horton bersamaku.

Jeno segera berlari tanpa berpamitan pada Hyunjin dan Jaemin. Ia berhenti ketika sudah dekat dengan gedung olahraga, mengeluarkan sebuah kalung dari balik pakaiannya dan menggenggamnya erat.

Ini mungkin benar-benar menjadi kesempatan terakhirku. Batin Jeno sambil memasukkan kembali kalungnya.

🦜

Gedung olahraga sudah ramai oleh kru-kru yang akan membantu Jeno dalam proses pemotretannya. Jeno melakukan pemotretan dengan sangat profesional. Pelatih Horton, Doyoung, dan Seungmin memperhatikan dari belakang, bahkan ayah Jeno pun diam-diam datang untuk melihat putranya.

"Jeno! Berjuang!" Seungmin berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya, tetapi Doyoung segera menghentikannya.

"Maaf. Tolong jaga anak ini sebentar." kata Doyoung pada kru yang berada paling dekat dengan dirinya dan Seungmin. Laki-laki cantik bertubuh jangkung itu berjalan mendekati Jeno dan tersenyum sambil menanyakan kebersediaan Jeno untuk melompat. Jeno menjawabnya dengan anggukan dan senyuman kecil yang mana membuat manajernya ikut tersenyum. Doyoung menepuk bahu kekar Jeno sebelum berjalan meninggalkannya. Jeno mengambil ancang-ancang untuk melompat, tetapi yang terjadi setelah itu sungguh mengecewakan.

🦜

Sementara itu, Jaemin baru saja siuman. Ia memegangi kepalanya dan mengerjapkan matanya guna membiasakan diri dengan cahaya. Ten yang sedang sibuk dengan pekerjaannya langsung menghampiri Jaemin karena mendengar pergerakan anak itu.

"Apakah kau sudah bisa memulai?"

Jaemin yang mendengar suara itu langsung terlonjak. Ia pikir ia sendirian di dalam ruangan itu.

"Maaf?" tanya Jaemin, "Mengapa aku ada di sini?"

"Kau pingsan saat pertandingan." jawab Ten. Pandangannya masih terarah pada berkas-berkas di tangannya.

Jaemin mengedip-ngedipkan matanya bingung sambil memegangi kepalanya yang masih terasa sakit.

"Tapi...." Ten meletakkan berkasnya ke atas meja dan berjalan menghampiri Jaemin sambil tersenyum aneh, "Ada sesuatu yang sedikit menarik."

Semakin Ten mendekat pada Jaemin, semakin laki-laki manis itu menundukkan kepalanya. Ia benar-benar takut rahasianya akan terbongkar.

"Katakan padaku." Ten mendekatkan wajahnya pada Jaemin, "Mengapa ada seorang omega di sekolah khusus alpha?"

🦜

Maaf ya ini pendek karena bingung mau motong chapternya di mana lagi kalau bukan di sini hehe ✌️

🦄

to the beautiful you | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang