이십 구

1.6K 195 2
                                    

"JENO pergi ke mana? Aku tidak bisa menghubunginya. Ia tidak menjawab telepon seharian ini." Seungmin merengut sambil memandang langit malam, "Mengapa ia membuatku merasa begitu jahat?"

"Hei, apakah kau melihat si lembut?"

Pemuda manis itu menoleh ke arah sumber suara yang tiba-tiba mendekatinya. Hyunjin tampak berjalan santai sembari meletakkan kedua tangannya ke dalam saku jaket.

"Mengapa kau mencarinya?" Seungmin melebarkan matanya ketika Hyunjin melangkah lebih dekat lagi, "Kau! Jangan berani-beraninya mendekatiku!"

"Aku juga tidak akan melakukan itu walaupun kau memintanya sekali pun." Hyunjin menjawab dengan kesal. Seungmin mengubah ekspresi menjadi tersenyum ramah.

"Duduklah di sebelahku."

"Mengapa harus?"

"Ayolah."

"Sekarang apa?" tanya Hyunjin begitu bokongnya hampir menyentuh ayunan yang diduduki Seungmin.

"Jangan mendekatiku!"

Pemuda Hwang itu memegangi kepalanya yang baru saja disakiti oleh Seungmin, "Kau yang memintanya!"

"Bukankah kau berkata bahwa kau tidak akan mendekatiku walaupun aku memintanya?"

"Apa-apaan? Kau memang parah!" Hyunjin mendesah frustrasi menghadapi kelakuan si manis di hadapannya.

"Tampaknya kalian bertengkar dengan penuh cinta seharian ini." Kedua manusia yang selalu berteriak itu menoleh pada ibu Bangchan yang tiba-tiba saja muncul di belakang mereka.

"Tidak!" jawab kedua pemuda itu bersamaan.

"Mengapa berisik sekali?" Mereka semua menoleh ke arah Ten yang tiba-tiba saja keluar dengan pakaian tidurnya, "Jeno dan Jaemin belum kembali? Mereka tidak menelepon dan memberi tahu keberadaan mereka?"

"Begitulah." jawab Hyunjin.

Ten melirik jam di pergelangan tangannya, "Ini aneh. Ayo kita cari mereka."

🦜

"Kurasa kita sudah berjalan cukup lama. Apa kau yakin ini jalan yang tepat?" tanya Jaemin pada Jeno dari atas punggungnya. Jeno tidak langsung menjawab. Ia menatap langit malam yang menaungi mereka, menghela napas, dan membetulkan posisi Jaemin.

"Tampaknya kita tidak bisa kembali."

"Ya ampun. Jangan sampai." Jaemin memekik kecil ketika satu-satunya sumber penerangan mereka mati, "Ah, tampaknya baterai ponselku habis."

"Mari kita ke sebelah sana." Jeno memang tak mengatakan bahwa ia sudah lelah, tetapi Jaemin segera mengetahuinya ketika mereka berdua jatuh terjerembab di atas tanah.

🦜

"Na Jaemin!"

"Jeno~!"

"Kurasa kita tidak bisa mencari seperti ini. Kita harus dipecah. Minhyung ikut aku. Kalian berdua ke sebelah sana dan kalian berdua ke sebelah sini." usul Ten.

"Dengannya?!" tanya Seungmin.

"Aku tidak mau!" Hyunjin ikut membantah.

"Kalian tidak ingin mematuhiku sekarang?!" bentak Ten yang membuat mereka langsung terdiam, "Teleponlah jika ada yang menemukan mereka. Jika sinyalnya jelek, kalian kirimkan sinyal dengan senter saja. Hidupkan dan matikan senter kalian sebanyak tiga kali."

to the beautiful you | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang