스물 일곱

1.8K 228 12
                                    

JAEMIN sedang berjalan santai mengelilingi pantai di malam hari yang penuh dengan kembang api ketika seorang ibu penjual gelang memanggilnya.

"Hei, anak muda. Kemari dan lihatlah ini."

Si manis Na berjongkok di hadapan wanita paruh baya yang menyodorkan dua buah gelang berlampu padanya, "Apa itu?"

"Berikan ini pada kekasihmu sebagai hadiah. Para omega sangat menyukainya."

"Wah." Jaemin tersenyum mengagumi gelang indah itu.

"Aku yakin kekasihmu akan menyukainya."

Jaemin berubah murung, "Tetapi, saya ini... Maksud saya, saya tidak punya kekasih."

"Takdir adalah sesuatu yang tidak bisa kau ramalkan. Hanya karena saat ini kau tidak bisa melihatnya, bukan berarti kau tidak akan memilikinya. Jadi, meski kau tidak punya kekasih, belilah gelang ini. Jika kau membelinya, kau tidak akan menyesal."

"Berapa harganya?"

🦜

Jeno memejamkan matanya sembari mendengar musik. Ia sedikit bosan sehingga ia membuka ponselnya dan menemukan foto hasil jepretan Jaemin tadi. Sementara itu, yang mengambil fotonya kini sedang berlari-lari kecil memasuki penginapan. Mata bulatnya menangkap Jeno yang sedang terduduk di teras depan.

"Itu Jeno!" Jaemin berbinar. Ia mengeluarkan gelang dari sakunya dan berniat menghampiri Jeno. Tetapi, langkahnya langsung terhenti ketika matanya menangkap sesosok omega lebih dahulu menghampiri pemuda Lee itu sembari menyembunyikan sebuah kotak di belakang punggungnya.

"Jeno~ Sedang apa kau sendirian?" Merasa tak mendapatkan jawaban, Seungmin memegang tangan Jeno, "Ada yang ingin kutunjukkan padamu."

"Tidak bisakah kau membiarkanku sendirian?"

"Kau tidak akan berkata seperti itu lagi setelah melihat apa yang kubawa." Seungmin mengeluarkan kotak dari belakang punggungnya, "Tada!"

"Apa itu?"

"Aku membuatnya untukmu. Saat ibumu masih hidup, kau menyukai kue macadamia. Meski rasanya tidak sama dengan buatan ibumu... Karena aku sering makan buatan ibumu, rasanya pasti mirip!"

Jeno memalingkan wajah. Hal itu membuat Seungmin mendudukkan diri di hadapannya dan membuka kotak berwarna merah muda yang dibawanya, "Makan dan bersemangatlah. Bersikap sombong dan menarik diri memang merupakan daya tarikmu. Tetapi, jika kau berkeliling dengan muka masam, nilaimu menjadi nol besar."

Jaemin menghela napas dengan susah payah, kemudian memasukkan gelang itu kembali ke sakunya. Ia pergi meninggalkan mereka sebelum Jeno menerima dan memakan kue buatan Seungmin.

"Bagaimana? Enak dan manis, bukan?"

"Tidak buruk."

"Caramu mengatakan bahwa ini enak cukup rumit."

"Apa ini?" Jeno mengangkat sebuah kue yang bentuknya tampak aneh.

"Ah, mengapa dua hati itu bergabung menjadi satu? Pasti karena perasaanku padamu berukuran dua kali lipat." Seungmin tersenyum menggoda.

🦜

"Sedang apa kau, Hyunjin?"

"Spa di sini sangat bagus. Kau yakin tidak akan pergi?" tanya Minho sambil mengeringkan rambutnya.

to the beautiful you | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang