Part 7

1.8K 147 2
                                    

Bulu mata lentik itu mulai terbuka menyesuaikan cahaya yang mulai masuk melalui retinanya. Ya, gadis itu Prilly yang kini baru sadar dari pingsannya setelah 2 jam berada di klinik.

"Eemhh.. dimana nih gue?" Ucapnya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. Seingatnya tadi ia berada di gudang Arsip dan karena merasa lapar dan lemas akhirnya tubuhnya ambruk. Tiba- tiba matanya terbelalak. Kalau tadi ia ambruk di gudang kenapa sekarang ia bisa berada disini? Di tatapnya lagi ruangan yg sepertinya pernah ia datangi. Dan ternyata ini adalah klinik kantor, karena ada Logo Larez Group di sebelah jam dinding di depannya.

Prilly bernafas lega, setidaknya ia sudah tidak berada di gudang itu lagi. Ngomong- ngomong gudang? Siapa yg membawanya kesini? Batinnya bertanya.

Decitan Pintu yg terbuka membuat Prilly menoleh, dan betapa kagetnya karena melihat sang CEO yang pagi tadi menghukumnyalah yang masuk ke kamar inapnya.

"Sudah sadar nona?" Ucap Aligavi dingin.

Prilly hanya diam menatap sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja yang masih mengunakan kemeja putih dengan dasi yang sudah ia lepas dan lengan yang di gulung sampai siku. Tampan! Kata itu lah yg lagi- lagi mengambarkan seorang Aligavi.

"Setelah pingsan anda tidak amnesia kan nona ceroboh?" Kata Ali yg terheran karena Prilly sedari tadi hanya diam dan menatapnya.

Kata- kata dingin dan ketus yang Aligavi ucapkan membuat pujian Tampan yang Prilly lontarkan dalam hati itu luntur seketika.

"Songong!" Ucap Prilly lirih.

"Apa? Apa anda bilang? Coba ulangi sekali lagi?"

"Songong..bapak itu SO - NGONG!"

"KAU!" Aligavi menunjuk Prilly dengan jarinya dan akhirnya mengepalkan tangan kesal"

"Apa? Bapak mau apa? Mau pukul saya? Mau hukum saya lagi? Bapak mau di bilang Bos kejam karena menghukum karyawannya seharian di gudang cuma karena masalah sepele? Sampai- sampai yang di hukum pingsan? Ha?" Terocos Prilly memarahi Aligavi.

"Kau! Berani beraninya Kau!" Bentaknya pada Prilly.

"Apa? Bapak mau pecat saya? Ya sudah pe...awww" keluh Prilly memegang kepalanya yg tiba- tiba sangat sakit setelah mengungkapkan kekesalannya pada sang Bos.

Aligavi yang ikut panik akhirnya mendekat. Di tekannya tombol tanda lonceng berwarna merah yg ada di atas kepala Prilly guna memanggil dokter dan perawat.

"Aww...sakitt" keluh Prilly lirih.

Dokter jaga yang berada di klinik masuk dengan terburu- buru.

Kenapa dengan nona ini pak? Tanya sang Dokter yang ber name tag "Pasya" tersebut.

"Dia baru bangun dari pingsannya dan langsung marah- marah, setelah itu dia mengeluhkan sakit di bagian kepalanya" ucap Aligavi

Di periksanya Prilly oleh sang dokter, merasa tidak ada hal yg serius, dokter itu tersenyum dan mengatakan semuanya baik- baik saja. Sakit di kepala Prilly hanya disebabkan karena darah rendah dan kaget setelah terbangun dari pingsannya.

"Hal seperti ini wajar di alami oleh orang yang baru sadar dari pingsan pak, nona Prilly hanya perlu istirahat dan jangan dulu buru- buru bangun, serta atur dulu emosinya" Dokter tersenyum manis.

"Sebaiknya nona Prilly makan terlebih dahulu agar perutnya terisi, takutnya nanti malah menjadi Penyakit Magh nona" ucap sang Dokter di tanggapi Prilly dengan Anggukan.

"Kalau gitu saya permisi dulu, nona yang tenang, nanti kalau sudah enakan malam ini bisa langsung pulang" imbuhnya.

"Baik dok, terimakasih." Ucap Prilly.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang