Part 1

6.1K 211 7
                                    

Rumah dua lantai dengan cat warna putih yg dikelilingi oleh kaca- kaca besar itu terlihat sepi seperti biasa. Sang empunya rumah yg hanya hidup dengan seorang kakak laki- laki yang selalu sibuk bekerja itu selalu saja mengerutu kala rumahnya terlihat sepi, hanya dua orang satpam dan satu pembantu yg setia menemani hari- harinya.

Alunan Musik kesukaannya terdengar mengalun indah menemaninya berdandan di depan meja rias. Rok span warna coklat gelap, kemeja hitam, sepatu Heels hitam setinggi 8cm dan Name Tag karyawan dimana ia bekerja melengkapi penampilannya pagi ini. Setelah di rasa sempurna, ia mengambil Tas dan Blazer yg sudah ia siapkan di atas kasur, mematikan musik dan berjalan keluar kamar.

di lantai bawah seorang wanita paruh baya berjalan terpogoh karena melihat sang nona majikan turun dari tangga menuju meja makan. Suara ketukan Sepatu heelsnya terdengar anggun melangkah dengan pelan, sambil pandangannya merekam suasana pagi di rumahnya.

"Selamat pagi non Prilly, Mau sarapan apa non?"

Yang ditanya tersenyum melihat Bik Surti yg selama ini selalu menemani kesehariannya di rumah.

"Apa aja yg bik Surti bikin Prilly makan kok bik"

Bik Surti tersenyum mendengar jawaban Prilly.
"Si enon.. yaudah tunggu sebentar ya non cantik" jawabnya langsung permisi menuju dapur.

Prilly tertawa mendengar gombalan mbok surti, lumayan..! setidaknya selain kakaknya yg tampan nan sibuk itu ada yg mengatakan kalau dirinya cantik. Menarik kirsi dan duduk manis, Prilly mengeluarkan Handphone yg ada di tas jinjingnya untuk sekedar memeriksa pesan yg ia kirimkan pada kakaknya semalam, apakah sudah mendapatkan balasan atau belum.

"Ini non sarapannya" Bik surti datang membawa roti selai dan segelas Jus Apel Favoritnya.

"Makasih ya bik..oh iya, Prilly minta tolong kasihin kunci mobil ini ke pak Budi ya bik, suruh buat manasin mobil sebelum Prilly berangkat"

"Njih non...permisi" jawab Bik surti menerima kunci dan beranjak mencari sang Satpam rumah.

Saat Prilly menikmati separuh sarapan paginya terdengar suara panggilan masuk, terlihat nama sang kakak di layar Handphone yg membuatnya tersenyum.

"Haii kakak sibuk ku? Udah lupa punya adik cantik disini sampai kakak nggak pulang- pulang haa?"

Yg di ajak bicara di seberang sana langsung terkekeh mendengar sapaan sang adik kesayangannya yg mengomel.

"Belum ngomong udah kena sembur nih kakak?"

"Rasain..kak Bima kapan pulanggg?" Rengeknya manja.

"Kayaknya minggu depan kakak baru bisa pulang nih dek"

Prilly mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban sang kakak, di potong- potong asal Roti yang ada di depannya.

"Nggak usah pulang aja sekalian? Kakak tu udah 2 minggu di Paris! Mo kawin sama bule disana apa?

"Hahahhaa... kamu tu ya, coba tengok kanan!"

Prilly menolehkan kepalanya ke kanan, matanya membulat melihat kakak tampannya berjalan dari pintu masuk menuju ke arahnya.

"Aaaaaaaa...kak Bimaaaaa" sambil berlari ke arah sang kakak Prilly berteriak kencang sampai bima menutup kedua telinganya.

"Heh..kebiasaan banget teriak- teriak, mang kamu pikir ini tu hutan!?"
Bima menghentikan Prilly dengan telunjuknya yang di tekan ke kening Prilly sebelum sampai ke pelukannya.

"Aaaa...kan Prilly kangen kak!" Ucapnya memelas.

"Jadi cewek tu yang elegan dikit dong"

"Dihhh..." Prilly mencebikkan bibirnya lucu.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang