Part 10

1.9K 145 9
                                    

Aligavi mencoba mengingat- ingat lagi apa yang sebenarnya tadi terjadi. Ia mencoba bangun dari pembaringannya yang langsung di bantu oleh Prilly. Pandangan mata mereka bertemu, lensa mata cokelat Prilly bertemu mata hitam legam Ali yang membuatnya salah tingkah dan bangkit untuk menjauh dari Ali setelah Bosnya itu berhasil duduk.

"Saya dimana?" Tanya Ali kemudian.

"Bapak sedang ada di rumah saya, maaf kalau saya lancang membawa bapak kesini. Bapak tadi pingsan, dan kalau ke rumah sakit harus muter arah lebih jauh. Jadi saya putuskan untuk membawa bapak kemari dan memangilkan dokter keluarga saya tadi" ucap Prilly sudah tidak seketus tadi.

Ali memejamkan matanya mengerti, diambilnya kompresan yang tadi jatuh di pangkuannya saat ia bangun. Karena merasa masih pusing Ali memijit pelipisnya pelan.

"Apa yang bapak rasakan? Apa perlu saya antar ke rumah sakit?" Tanya Prilly cemas.

"Tidak..tidak perlu" jawabnya sekenanya.

Prilly tiba- tiba keluar kamar dan beberapa menit kemudian sudah kembali lagi dengan membawa semangkok makanan yang masih mengepul serta segelas Air putih.

"Kata Dokter bapak harus makan, dan minum obat setelah bangun!" Terangnya sambil mendekatkan makanan itu ke depan Ali.

Ali memalingkan wajahnya ke kanan, sepertinya nafsu makannya hilang.

"Bapak harus makan! Bapak sudah kerja seharian dan sepertinya bapak juga kurang tidur!"

Ya, memang tidur Ali beberapa hari ini jam tidurnya berantakan karena harus menyelesaikan banyak pekerjaan. Dan tidak lupa ada Rona yang selalu menganggunya.

Terpaksa Aligavi menerima makanan dari Prilly. Dimakan lah Stup yang tadi Prilly buat, senyum gadis itu terukir dan melangkah ke meja dimana ia meletakkan obat Ali tadi dan menyiapknnya.

Setelah selesai makan, Ali menerima 3 butir obat dan segelas Air putih dari tangan gadis di depannya. Memang aneh gadis ini, baru tadi ia marah- marah dan sekarang ia malah bersikap baik padanya.

"Nah.. sudah!, bapak bisa istirahat. Ngomong- ngomong saya harus menghubungi keluarga bapak kemana supaya bapak bisa di jemput kemari?" Tanya Prilly karena melihat Ali sepertinya sudah lebih baik.

"Rumah saya sedang tidak ada orang, dan Tomi asisten saya sedang saya tugaskan ke luar negeri urusan pekerjaan" jawabnya sambil menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.

Prilly menganggukkan kepalanya mengerti.

"Yaudah..kalau gitu bapak bisa istirahat disini, sampai besok bapak sehat kembali. Maaf karena saya bapak tadi pingsan" ucap Prilly merasa bersalah.

Sekarang Ali mengerti kenapa si ceroboh ini tiba- tiba baik dengannya.

Ali terkekeh pelan. Membuat Prilly heran.

"Saya pingsan karena sudah 3 hari kurang tidur dan istirahat nona! Bukan karena anda" terang Ali masih dengan kekehannya.

Prilly justru tersenyum cantik sama seperti senyum yang Ali lihat saat di Rooftop kantor sore tadi.

"Syukurlah kalau bukan karena saya, saya takut kalau saya jadi tersangka karena bapak kenapa- kenapa tadi" ucapnya membuat Aligavi menatap gadis yg ada di depannya.

Dress kaos rumahan dan sendal lantai bentuk Micky Mouse sungguh- sungguh membuat gadis ini terlihat seperti remaja yang mengemaskan. Hilang sudah kesan anggun yang Prilly tampilkan saat memakai baju kantorannya atau saat mereka bertemu di restoran tadi.

"Sudah..istirahat sana, saya numpang semalaman disini ya" ucapan Ali yang lembut malah membuat jantung Prilly berdetak.

Kedua mata dua orang itu masih saja bertatapan. Prilly menggarukkan kepalanya sendiri salah tingkah.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang