Part 13

1.7K 143 9
                                    

"Boleh saya duduk bersama anda nona?"

Pertanyaan dari lelaki paruh baya yang masih terlihat begitu tampan membuat Prilly menoleh bingung. Bukankah ia adalah orang yang ikut meeting, dan masuk bersama pak Jefri tadi?Akhirnya ia hanya menganggukkan kepalanya sopan dan tersenyum sebagai tanda jawaban.

"Kenapa sendirian?" Tanya Fabian Larez

"Iya pak, kebetulan teman- teman saya sedang dapat bagian untuk mengecek ke pabrik pembuatan" jawab Prilly ramah.

Fabian Larez menganggukan kepalanya mengerti. Dan sepertinya Gadis di depannya ini belum tau siapa dirinya.

"Saya tadi ngeliat saat kamu Presentasi! Sungguh Aset besar Larez Group punya karyawan seperti kamu" pujinya pada Prilly.

"Bapak bisa aja! Yang benar saya yang harus berterimakasih banyak pada perusahaan ini karena disini saya bisa bekerja sesuai Passion saya pak, apalagi nih ya pak, karyawan disini tu solid- solid, jadi mudah buat saya kerjasamanya untuk menghasilkan desain- desain terbaik..hehhehe"

"Eh, kenapa saya jadi curhat ya pak?" Ucap Prilly selanjutnya yang membuat Fabian Larez terbahak.

"Gpp, saya suka orang- orang seperti kamu! Jujur dan tulus"

"Ih si bapak..! Penyanyi kali ah.. Tulus" banyol Prilly.

"Eh..tunggu! bapak mau makan apa biar saya yang pesankan?"tanya Prilly karena hanya melihatnya memegang satu cup kopi.

"Tidak..tidak nak, saya masih kenyang! Saya hanya butuh teman minum kopi, makanya saat melihat kamu duduk sendiri langsung saya datangi"

"Saya Prilly pak, nama saya Prilly" ucap Prilly dengan senyum imutnya.

Fabian menjabat tangan Gadis yang selama meeting tadi di tatap oleh keponakannya.

"Nama yg cantik! Seperti orangnya"

"Hehehhee...bapak orang ke sekian yang bilang saya cantik lho pak"

Fabian Larez tergelak mendengar kepercayaan diri gadis ini. Selain pintar, ternyata Prilly juga lucu. Sepertinya akan cocok kalau di sandingkan dengan anaknya yang Dingin itu. Yang satu Dingin yang satu konyol. Pasangan yang serasi bukan?.

"Si bapak! Kenapa ketawa terus sih?" Tanya Prilly heran.

Fabian Larez mengusap air matanya yang jatuh karena tertawa terlalu kencang.

"Maaf nak, kamu benar- benar lucu sekali" jelasnya kemudian.

"Sudah berapa lama kamu kerja disini? Kenapa saya baru lihat?"

"saya sudah sekitar 1 tahun pak" jelas Prilly sambil meminum Jus Apel pesanannya.

"Emm... masih terhitung baru, tapi belum bisa dikatakan lama"

Suara ribut karyawan yang melihat Aligavi berjalan di luar Kantin kantor terdengar heboh. Karena kantin terbuat dari dinding kaca. Jadi bisa dengan jelas melihat pemandangan luar kantin dari dalam sini.

"Aduhhh.. pak Aligavi makin cakep aja ya! Meleleh gue lihatnya" ucap seorang gadis yang berada di belakang Prilly. Prilly mencebikkan bibirnya.

"Dasar genit" ucap batinnya.

"Kamu kenal dia?" Tanya Fabian Larez pada Prilly.

"Siapa? Yang itu?" Tunjuknya pada Aligavi, yang di jawab anggukan oleh Fabian Larez

"Kenal lah pak, dia itu Aligavi Larez pemilik perusahaan, memangnya bapak ngak tau?" Tanya Prilly yg di tanggapi Fabian Larez dengan senyum.

"Ganteng ya" ucap Fabian Larez kemudian.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang