Part 6

1.8K 162 3
                                    

Mata hitam legam dan tajam itu menatap dua orang karyawan perempuan di hadapannya seolah- olah mata itu akan mengeluarkan laser yang siap membunuh orang yang ada di hadapannya. Aura kemarahan sang CEO seolah bersatu dengan ruangan yg di dominasi oleh warna hitam dan putih itu.

"Saya sudah terlalu sering mengatakan untuk menjaga sikap dan Atitude kalian sebagai karyawan disini. Sedangkan apa yg kalian lakukan kemarin sunguh perbuatan yg sama sekali tidak pantas di pertontonkan di depan umum!" Ucap Aligavi tegas. Prilly dan Hilda hanya diam dan menatap ke bawah.

"Maafkan saya pak, saya berjanji itu untuk yang pertama dan yang terakhir kalinya" sanggah Prilly sambil menatap Ali yang hari ini sungguh mempesona memakai Jas berwarna Silver tanpa bisa ia pungkiri.

"Seharusnya anda sebagai karyawan yang terkenal karena kecerdasan dan kedisiplinan anda itu memberikan contoh baik nona!"

"Iya pak sekali lagi saya mohon maaf"

"Dan kau Nona Hilda, apa tidak bisa membaca tata aturan perusahaan di bab pertama? karyawan perempuan harus berpakaian dengan sopan? Bukan pakaian kurang bahan seperti apa yang anda pakai sekarang!"

Gelegar suara Aligavi sungguh membuat Hilda bergidik. Pasalnya baru kali ini ia berhadapan langsung dengan Big Bos. Biasanya ia hanya akan melihatnya di saat- saat tertentu kalau sang Bos melewati Lobby utama.

"Iii..iya pak, maaf besok saya akan menganti pakai..."

"Sekarang! Jangan besok! Cepat keluar dan ganti baju Busuk mu itu sekarang juga!" Teriak Ali marah.

"Iii..iya pak Ali, per..permisi pak" ucap Hilda takut- takut dan langsung keluar menuju pintu.

Dalam hati Prilly tersenyum melihat hilda ngacir ketakutan, baginya Hilda memang pantas mendapat peringatan seperti itu.

"Kenapa senyum- senyum?"

"Ah maaf pak tidak, apakah saya sudah boleh keluar pak?"

Ali menatap tajam Prilly. Berani sekali perempuan ini bertanya seperti itu padanya.

"Tidak! Sebagai hukumanmu anda harus menata ruang Arsip di gudang sesuai nomor yg tertera disana.

Ucapan Ali sungguh membuat Prilly membulatkan mulutnya kaget? Ke gudang? Menata Arsip? Memang dia PU? Sekata- kata nih bos besar!" Batinnya kesal.

"Aa..apa pak? Ke gudang?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya..sekretaris saya yg akan menunjukkan apa yg harus anda kerjakan, dan ingat jangan keluar sebelum jam pulang kantor hari ini selesai dan pekerjaanmu beres!" Tegas Ali sekali lagi.

"Apa? Sampai jam pulang kantor? Mati aja gue! Suruh nata Arsip di gudang yg gedenya seluas rumah gue! Gila kali ni bos!" Ucap Prilly dalam hati dengan kesal.

"Kenapa? Keberatan? Mau saya kasih SP 1?"

"Enggak pak..baik akan saya lakukan" ucap Prilly terpaksa.

Ali tersenyum miring mendengar jawaban Prilly.

"Bagus! Sekarang pergi dan temui sekretris saya!"

Tanpa menjawab perintah Ali, Prilly keluar begitu saja dengan ekspresi kesalnya yang ia sembunyikan.

🌹

Dengan menggerutu Prilly bergelut dengan tatanan Arsip perusahaan. Ia ingin sekali memakan si Bos besarnya itu.

"Gila nih bos ngerjain gue ngak tanggung2! Arsip sebegini banyak suruh nata gue sendiri!"

Di letakkannya Arsip Karyawan yg masuk pada tahun sebelum dirinya bergabung dengan perusahaan di angka tahun yg tertera di rak dengan kasar.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang