Part 5

1.9K 159 2
                                    

Masih dengan kekagetannya. Lengan Prilly di senggol oleh Icca yg berada di sebelah kirinya.

"Ya ampun Prill, kenapa ada orang secakep ini Tuhan.....!" ucapnya lirih.

Prilly memutar bola matanya malas.
"Udah deh gak usah lebay, kek gak pernah liat orang cakep aja!"

"Yee...elu yang baru liat, gue mah tiap tahun liat dia"

Obrolan mereka terhenti saat tatap mata Ali tertuju pada seorang gadis mungil yang tadi ia jumpai di Ruftoof.

Jefri sebagai manager memperkenalkan perwakilan staf yg berkompeten di Larez Group.
Di tunjukkannya pada sang Bos besar siapa- siapa saja yang memberikan kontribuai terbaiknya pada perusahaan.

"Dan ini Prilly pak, Desain terbaik di team 6 kemarin yang kita pamerkan di Korea adalah hasil karyanya" tunjuk Jefri pada Prilly.

"Se..selamatt siang Pak" ucap Prilly gagap karena Ali terus menatapnya dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. Sungguh Prilly sangat merasa tidak enak saat di ruftoop tadi sudah membentak sang Bos besar tanpa sengaja.

Ali tersenyum devil dan melangkah ke karyawan lainnya, ia sangat puas bisa melihat ekspresi terkejut Prilly. Mulut wanita itu sedikit terbuka dan matanya membulat saat pertama kali melihat dirinya menginjakkan kaki di lantai ini.

"Ternyata dia karyawan di Devisi ini" batinnya.

Setelah selesai Ali memberikan sepatah kata untuk semua yg berada di devisi desain untuk selalu memberikan dedikasi terbaiknya pada perusahaan. selalu mementingkan tata aturan dalam bekerja dan tentunya etika dan sopan santun.

Merasa tersindir Prilly hanya bisa menundukkan wajah. Sepertinya setelah ini ia harus mandi kembang untuk buang sial karena merasa dari kemarin kesialan selalu mendampinginya.

"Oke semuanya, tetap jaga kesehatan dan terimakasih untuk kerjasamanya" ucap Ali mengahiri, di sambut tepuk tangan semua orang.

Saat berjalan menuju pintu keluar, Ali berhenti di depan Prilly dan menatapnya tajam. Senyum miring yang ia tampilkan justru membuat aura maskulin CEO yang di gandrungi para karyawan perempuan tersebut semakin kuat. Mungkin saat menciptakannya Tuhan sedang dalam kondisi yang murah hati, sehingga lelaki ini tercipta dengan fisik dan wajah yang begitu sempurna.

Prilly mengendus dan memejamkan matanya sesal. Harusnya mulutnya tadi harus lebih bisa dijaga,jadi dia tidak akan merasa semalu ini.

*****

Jam pulang kantor membuat Lift penuh dengan para karyawan yang berdesakan masuk untuk membawa mereka ke lantai bawah. Termaksud Prilly yang sedari tadi diam dan bingung karena merasa malu kalau-kalau setelah hari ini akan bertemu kembali dengan Aligavi. Apa yang akan ia lakukan?

"Lah..ni si kuaci ngapain dari tadi murung kek ayam kehilangan induknya?" Ucap Naya saat melihat Prilly kurang bersemangat seperti biasa.

"Gpp nay...laper gue!" Ucapnya mencari alasan.

"Kirain lemes setelah ketemu bos besar!" Naya tertawa keras tanpa perduli di sekitarnya masih banyak orang yg mengantri Lift.

"Lagian tadi di ajakin makan sok- sokan ngak mau sih, yaudah lah..bentaran lagi juga nyampe rumah! Makan noh yang banyak biar cepet gede"

Ucapan Naya dihadiahi cubitan keras di lengannya oleh Prilly.

*tingg...

Pintu lift terbuka, semua orang berdesakan masuk dan Naya yang masih mengusap lengan karena cubitan Prilly harus tertinggal karena keisengan Prilly lagi yang kemudian menekan tombol lantai lobby.

Senja dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang