bruk!
Heejin membuka matanya. Keningnya berkeringat, nafasnya terengah-engah. Heejin shock berat.
Heejin pikir Heejin benar benar terjun dari atap sekolah. Ternyata itu hanya mimpi. Walaupun Heejin dapat merasakan sakitnya setelah tubuhnya bertemu dengan aspal di mimpinya. Badannya terasa remuk dan hancur berkeping-keping.
Ia mengganti posisi berbaringnya menjadi posisi duduk lalu menatap sekitar. Asing. Ini bukan kamar Heejin maupun bilik UKS sekolahnya.
Tiba tiba seorang wanita berpakaian rapi bersama dengan seorang pria di belakangnya masuk kedalam ruangan.
"Heejin sayang astaga akhirnya kamu bangun!!" Wanita itu dengan cepat menghampiri Heejin lalu memeluk Heejin erat.
Heejin bingung. Heejin tidak tau apa yang sedang terjadi. Heejin juga tidak mengenal siapa wanita dari pria ini. Siapa mereka? Atau. Siapa Heejin sekarang?
Tidak lama kemudian seorang dokter masuk lalu memeriksa keadaan Heejin.
"Keadaannya sudah membaik walaupun masih harus dirawat beberapa hari kedepan" Ucap dokter membuat wanita dan pria yang sepertinya pasangan itu senang. Namun kalimat selanjutnya yang dikeluarkan oleh dokter membuat senyuman mereka pudar.
"Namun mungkin ananda Heejin tidak dapat mengingat apa apa atau bisa dibilang ia amnesia."
Amnesia apanya? Jelas jelas Heejin ingat nama ibunya, Heejin ingat apa yang terjadi terakhir kali. Heejin ingat semuanya. Tidak mungkin Heejin amnesia.
"Kalau begitu.. Heejin, kamu tau saya siapa?" Heejin menggeleng. Kalau soal itu Heejin memang tidak tau.
"Heejin, sekarang tanggal berapa?" Tanya wanita itu lagi.
Mungkin kali ini Heejin bisa menjawab.
"7 Februari 2016?"
Wajah wanita dan pria itu tampak kecewa dan sedih setelah mendengar jawaban Heejin. Apa Heejin salah? Memangnya sekarang tanggal berapa? Jelas jelas Heejin terjun dari atap sekolah persis pada tanggal yang Heejin sebutkan tadi.
Ah benar. Itu cuma mimpi. Mimpi yang begitu jelas. Sangat jelas. Juga sangat aneh. Apa maksudnya mimpi itu? Jadi ibu nya dan ingatannya saat kecil juga mimpi? Jadi Heejin orang yang berbeda di mimpi itu?
Kepala Heejin terasa berat seketika setelah memikirkan apa yang terjadi. Heejin meremas rambutnya untuk meredakan rasa sakitnya namun rasa sakitnya tidak kunjung hilang. Heejin meringis kesakitan sampai wanita dan pria dan juga dokter yang ada didalam ruangan panik.
"Heejin lepasin jambakannya sayang nanti makin sakit. Mama tau kamu nyoba nginget semua nya. Ga perlu Heejin ga perlu.."
Rasa sakitnya langsung hilang. Heejin melepaskan genggaman tangannya dari rambutnya.
Mama? Jadi wanita itu mama nya? Dan pria itu papa nya? Tidak. Tidak mungkin. Heejin tidak punya papa. Juga Heejin tidak pernah memanggil ibunya dengan sebutan mama. Lagipula ibu Heejin miskin, tidak mungkin ia memakai pakaian yang terlihat mahal. Ditambah wajahnya yang tidak dapat Heejin kenali. Wajah ibunya terbayang jelas di benaknya, dan ia sangat berbeda dengan wanita yang mengaku 'mama' nya barusan.
"Aku siapa? Kamu bukan mama ku. Aku juga tidak punya papa! AKU BUKAN HEEJIN KALIAN!"
Wanita dan pria itu terkejut untuk beberapa detik. Namun wajahnya kembali normal karena mereka pikir itu akibat amnesianya.
Wanita itu mengusap pucuk kepala Heejin, "Kamu Heejin. Jeon Heejin. Anak kandung mama sama papa."
Heejin tidak percaya. Ia buru buru bangkit dari ranjangnya tidak peduli seberapa mati rasa tubuhnya ia tetap memaksakan diri untuk melihat cermin di kamar mandi.
Ntah bagaimana air mata Heejin lolos begitu saja. Siapa orang yang sedang ia tatap saat ini? Jelas itu orang itu bukan pantulan wajah Heejin.
Heejin tidak secantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT. ME. || Jeon Heejin ft. 00L
Terror[UNCONTINUED] ❝All I want is revenge and then die peacefully.❞ ©smollix; 300121