"Ah begitu ya," Ucap Heejin lalu menunduk setelah mendengarkan kalimat Seungmin. Heejin berusaha menyembunyikan senyumnya.
"Kalo git—" Triingg-! Heejin belum sempat menyelesaikan kalimatnya, bel pulang lebih dulu berdering.
Beberapa pintu kelas terbuka lalu anak anak murid berhamburan keluar dari kelas melewati Heejin dan Seungmin yang masih bertahan di posisi tadi.
Sadar beberapa pasang mata melempar pandangan aneh kearah mereka berdua, akhirnya Seungmin melepaskan bahu Heejin lalu berdeham canggung.
"Gue duluan." Kata Seungmin berniat meninggalkan Heejin.
"Seungmin tunggu dulu!" Heejin menahan lengan Seungmin mencegah Seungmin pergi meninggalkannya, "Kalo ada waktu—"
"Gaada."
"Sabar! Ini penting" Kata Heejin membuat Seungmin akhirnya menoleh kearahnya, "Temuin gue di taman depan sekolah ya? Gue mau ngomong penting"
Heejin duduk di salah satu kursi taman depan sekolah yang ia katakan tadi sambil menunggu kedatangan Seungmin walaupun Heejin sendiri tidak yakin kalau Seungmin akan menemuinya.
Heejin menghela nafasnya pelan. Sepertinya Seungmin memang tidak akan menemuinya. Sayang sekali.
Sepuluh menit berlalu. Heejin akhirnya berniat untuk pulang.
"Woy" Suara seseorang dari belakang memberhentikan langkah Heejin. Suara Kim Seungmin.
Heejin menoleh. Memang benar itu suara Kim Seungmin.
Heejin tersenyum lalu kembali duduk, ia juga menepuk nepuk tempat di sebelahnya yang kosong mengisyaratkan Seungmin untuk duduk di sebelahnya.
"Mau ngomong apa cepet." Kata Seungmin dingin.
Benar benar dingin. Padahal tadi saat dirundung wajahnya terlihat seperti anak anjing mungil yang ketakutan. Mengingat itu membuat Heejin terkekeh kecil.
"Kok ketawa?"
Heejin berdeham, "Ngga."
"Yaudah cepetan"
"Gue Jeon Heejin.."
"Tau"
"Bukan Jeon Heejin baru! Jeon Heejin lama yang bunuh diri itu! Itu gue, gue berani sumpah!" Kata Heejin berusaha meyakinkan Seungmin yang kelihatan bingung.
"Ngelindur ya?" Tanya nya.
Heejin menghela nafasnya, "Ngga gue serius. Gue juga ngga ngerti. Gue tau gue seharusnya mati hari itu. Tapi setelah badan gue nyentuh tanah, gue bangun di tubuh yang bukan milik gue. Tubuh ini"
Seungmin tidak terlihat kaget sedikitpun, "Oh. Pemindahan jiwa."
"Hah?"
"Lo gatau?" Tanya Seungmin dijawab gelengan Heejin, "Ritual yang udah ada sejak dulu, tapi sekarang jarang ada yang tau. Dulu ritual ini dilakuin buat mencegah orang penting dari kematian dengan memindahkan jiwa atau arwahnya ke tubuh lain"
"Dan lo ga kaget kalo gue masi idup?"
Seungmin menggeleng, "Gue yakin Heejin masih hidup. Dan ternyata bener."
Heejin mengangguk mengerti.
"Gue mau tanya. Kok lo ngebersihin meja gue? Trus pas tadi gue bilang gue pecundang kok lo marah?"
Seungmin terlihat sedikit kaget begitu Heejin meloloskan dua pertanyaannya. Seungmin juga membuang mukanya menghindari kontak mata dengan Heejin.
"Lo kenapa?" Tanya Heejin.
"Ngga. Gue cuma gasuka sama anak anak itu. Mereka keterlaluan" Jawab Seungmin dengan masih memalingkan wajahnya.
Lalu kesunyian berlangsung selama beberapa detik diantara mereka berdua. Seungmin masih memalingkan wajahnya sedangkan Heejin menunduk.
"Seungmin.." Panggil Heejin
"Apa?
"Lo mau bantu gue balas dendam ngga?"
Yaaay double update ♪☆\(^0^\) ♪(/^-^)/☆
Btw soal pemindahan jiwa itu aku ngarang ya, aku ga tau itu benar ada atau ngga;))
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT. ME. || Jeon Heejin ft. 00L
Terror[UNCONTINUED] ❝All I want is revenge and then die peacefully.❞ ©smollix; 300121