Seminggu setelah Heejin sadar dari koma nya. Iya. Mereka bilang Heejin kecelakaan lalu koma selama hampir setahun. Namun mereka sama sekali tidak memberitahu Heejin kecelakaan apa dan separah apa sampai dapat membuat Heejin koma. Itu bukan masalah besar, Heejin juga tidak ingin tau.
Kini ia sedang dalam pejalanan menuju rumah yang wanita--ah ralat, yang mama dan papa ceritakan pada Heejin kemarin walaupun sebagian besar tidak Heejin dengarkan.
Dalam perjalanan mama dan papa Heejin asik mengobrol berdua. Mereka juga mengajak Heejin untuk masuk ke topik namun Heejin hanya melamun dan jika mereka bertanya Heejin hanya membalas dengan anggukan atau gelengan.
Sekitar setengah jam perjalanan akhirnya mereka bertiga sampai disebuah rumah yang terlihat seperti rumah biasa tetapi Heejin tidak melihat rumah lain selain rumah itu. Ntahlah, bukan urusan Heejin.
Selagi mama dan papanya sibuk menurunkan barang barang Heejin, Heejin hanya bisa menunggu dan menatap rumah itu dari bawah hingga atas.
Heejin mendapati seseorang sedang mengintip dari jendela yang berada di lantai dua. Seorang gadis, terlihat seumuran dengan Heejin. Heejin tidak bisa melihat jelas wajahnya. Ia mengenakan topeng.
Ketika gadis itu sadar bahwa Heejin sadar akan keberadaanya ia langsung menutup kembali tirai jendela dan melangkah pergi.
Heejin ini punya saudara? Kalau Heejin yang dulu tidak. Heejin anak tunggal.
"Udah selesai liat liatnya? Yuk masuk kedalam sayang" Kata mama lalu mengajak Heejin masuk kedalam rumah diikuti papa yang membawa barang barang Heejin di belakang.
"SHUHUA!"
Heejin meringis saat mama tiba tiba meneriakkan nama seseorang begitu kencang sedangkan papa hanya tersenyum dan terlihat sudah terbiasa dengan hal itu.
Tak lama kemudian seorang gadis yang Heejin lihat tadi menuruni tangga perlahan lahan. Seperti yang Heejin lihat tadi. Ia mengenakan topeng, rambutnya sedikit ikal, memakai kaos rumah biasa dan rok yang panjangnya sampai mata kaki, tak lupa membawa boneka beruang lusuh di pelukannya. Ia menatap Heejin tanpa mengalihkan pandangannya kemanapun.
"Sudah berapa kali mama bilang, LEPASKAN TOPENG ITU!" Mama kembali berteriak seakan tidak suka dengan gadis itu.
Gadis itu kemudian melepas topengnya dan sekarang Heejin dapat melihat wajah aslinya.
Tak kalah cantik.
"Nah Heejin.. Kalau kamu ga ingat, dia Shuhua saudara angkat mu. Ia kami adopsi. Umurnya hanya lebih tua beberapa bulan darimu jadi tidak perlu terlalu formal." Jelas mama.
Heejin dan Shuhua hanya saling menatap dengan wajah datar tidak ada sama sekali niat dari salah satu diantara mereka untuk bersalaman maupun basa basi belaka.
Umurnya tidak terlalu jauh. Bahkan lebih tua dari Heejin. Tetapi Heejin merasa Shuhua terlihat seperti bocah juga boneka yang Shuhua peluk menambah kesan kekanak-kanakannya.
Setelah itu mama mengantar Heejin ke kamarnya yang ada di lantai dua tak jauh dari tangga.
"Kalau butuh apa apa bunyikan saja lonceng itu" Kata mama sambil menunjuk lonceng yang ada tepat di sebelah ranjang, "Dalam beberapa menit bahkan detik Shuhua akan datang. Suruh dia apa saja dia akan menurut."
Mendengar itu Heejin teringat dirinya saat masih menjadi anak buangan di sekolahnya. Sangat persis.
"Suruh dia apa saja dia akan menurut."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT. ME. || Jeon Heejin ft. 00L
Terror[UNCONTINUED] ❝All I want is revenge and then die peacefully.❞ ©smollix; 300121