Heejin berjalan masuk ke kelasnya. Wajahnya pucat, jalannya pun seperti orang yang sedang tidak sehat. Heejin memang sedang tidak sehat saat ini.
Ia masih memikirkan hal yang terjadi sore lalu. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Begitu bangun ia sudah berada diatas kasurnya, padahal jelas sekali sebelum itu ia pergi ke perpustakaan. Bahkan ke basement.
Heejin sangat tidak mengenal suara itu. Ntah siapa pemilik suara itu.
brak!
Heejin meringis sejenak sebelum ia menolehkan kepalanya kebelakang kelas. Tepatnya tidak jauh dari meja lama Heejin.
Heran melihat meja lama nya tampak bersih seperti baru, tepi Heejin lebih tertarik dengan apa yang terjadi di dekat meja nya.
"Udah gila ya?"
Laki laki yang membelakangi Heejin itu tampak melayangkan tendangan ke seseorang yang berada di depannya diikuti oleh tawaan teman temannya.
Heejin tahu betul laki laki itu bernama Hwang Hyunjin.
Heejin melihat seisi kelasnya. Semuanya terlihat tidap peduli, tidak ada sedikitpun inisiatif untuk menghentikan aksi Hyunjin bahkan pura pura tidak tahu menahu apa yang dilakukannya.
Suasananya sama persis seperti dulu ketika Heejin dirundung.
"Ngapain sih ngebersihin meja orang yang udah mati? Ngabisin energi aja, mendingan lo ngerjain pr gue."
Hyunjin lagi lagi menendang orang yang ada di depannya, namun kali ini sepertinya lebih kencang karena suaranya yang dapat didengar oleh seisi kelas.
Tunggu. Apa yang ia bilang?
Membersihkan meja orang yang sudah mati?
Maksudnya anak yang tengah dipukuli itu anak yang membersihkan meja lama Heejin?
"Woy jawab gue setan!"
Hyunjin mengangkat kerah anak itu. Hyunjin mengepalkan tangannya ancang-ancang ingin memukul anak itu.
"Berisik."
Ntah bagaimana satu kata itu lolos dari mulut Heejin. Semua tatapan mata tertuju padanya sekarang. Termasuk Hyunjin dan teman temannya menatap Heejin heran.
"Deh, neng cantik kenapa nih? Mau protes?" Tanya salah satu teman Hyunjin, Sanha.
Heejin menatap Sanha tajam namun tak berniat menjawab pertanyaan Sanha sedikitpun.
Setelah puas menatap Sanha, pandangan Heejin beralih kearah anak yang sedang dirundung karena membersihkan meja lama milik Heejin. Kim Seungmin.
Heejin menghampiri Jeongin, mengambil pergelangan tangan Seungmin memaksanya berdiri dan menariknya keluar kelas.
Sudah cukup jauh dari kelas, Heejin menghempaskan pergelangan tangan Seungmin sehingga anak laki laki itu mundur beberapa langkah dari Heejin.
"Lo ngapain?" Tanya Heejin.
Namun Seungmin hanya diam menunduk tak berani melihat Heejin.
"Jawab gue. Lo bisu?" Tanya Heejin sekali lagi.
Namun masih tidak ada jawaban dari Seungmin. Anak laki laki itu masih menunduk sambil memainkan ujung seragamnya gugup.
Heejin menghela nafasnya muak, "Lo mau jadi penyelamat Heejin? Kenapa ngga dari dulu? Lo sekelas sama dia dari sebelum dia mati kan? Kenapa lo ga jadi pahlawan si pecundang itu sebelum dia mati—"
Ucapan Heejin terpotong saat tangan Seungmin mendorongnya hingga menubruk dinding di belakangnya. Seungmin juga mengunci pergerakan Heejin menahan bahu Heejin agar tetap menempel di dinding
"Jangan pernah panggil Jeon Heejin pecundang." Ucapnya dingin, "Gue tau gue nyesel sama diri gue yang dulu. Nyali gue masih ciut buat nyelamatin dia. Tapi sekali lagi Jeon Heejin bukan pecundang. Dia gadis yang kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT. ME. || Jeon Heejin ft. 00L
Horror[UNCONTINUED] ❝All I want is revenge and then die peacefully.❞ ©smollix; 300121