Chapter 2

67 47 14
                                    


BRUUUGGHHH...!!!!

Tubuh Celline terpental cukup jauh. Tubuhnya bersimbah darah sangat banyak. Semua ini terjadi karena menyelamatkan adiknya.

Ayahnyapun sangat terkejut seolah tak percaya apa yang dilihatnya."CELLIN..." Ia langsung berlari ke arah Celline dan meletakan kepala Celline ke pangkuanya.

"Nak, Celline bangun nak ini ayah!!" ucap ayah panik. Semua orang yang ada disitu menghampiri kecelakaan itu dan menangkap pelakunya. Salah satu warga mengecek denyut nadi dan napas Celline dan ternyata Celline Meninggal di tempat.

"CELLIIIN..."Teriak Ayah Bima lagi lagi ia harus kehilangan orang tersayangnya.

Langit pun menangis lagi lagi ia menjadi penyebab kepergian kakaknya.

Setelah pemakaman Celline, Langit dan Ayahnya pulang kerumah mereka. Ayah Bima masih merasa sangat terpukul atas kepergian putrinya.

Ayah Bima menarik tangan Langit dan menuju ke loteng lalu melempar Langit ke lantai.

"Saya itu salah apa sih sama kamu sampai kamu mengambil semua yang saya punya? Dulu istri saya sekarang putri saya, kenapa bukan kamu aja sih yang mati? Jangan jangan habis ini kamu mau bunuh saya juga? hah,iya?Dasar anak pembawa sial. Udah,udah cukup. Kemas barang barang kamu dan pergi dari rumah saya  sekarang juga!cepat!!! " Teriak Ayah Bima.Ia pun meninggalkan Langit sambil membanting pintu.

"BRUGH"

Langit hanya bisa menangis sambil mengemas pakaianya. Ia pun keluar sambil menarik kopernya. Saat turun tangga ia melihat ayahnya duduk di sofa sambil menatap foto istri dan anaknya. Langit berniat ingin pamit kepada ayahnya untuk terakhir kalinya.

"Pah, La-" Belum juga Langit selesai bicara Ayahnya meninggalkan Langit ke kamar.

Sialnya hari ini hujan deras Langit tak tahu harus kemana, ia hanya berjalan menyusuri jalanan tanpa arah. Tubuhnya menggigil kedinginan, kakinya sudah lemas tak kuat berjalan lagi.

Ditengah jalan ia bertemu dengan Bi Inah pembantunya.

"Den Langit, ai aden mau kemana hujan hujan gini?" Tanya Bi Inah.

"Saya ga tau bi. Saya diusir dari  rumah, Ayah bilang Langit penyebab ibu dan kak celline meninggal. Katanya saya anak pembawa sial." Jawab Langit sambil menangis.

"Ya ampun tega banget bapak ke aden, yaudah aden tinggal dirumah bibi aja ya?" Ucap bi inah.

"Iya bi. Makasih." Jawab Langit.

Mulai malam ini Langit tinggal dirumah Bi Inah. Setidaknya Langit masih mempunyai Bi Inah yang baik kepadanya dan menganggap Langit sebagai anaknya sendiri.

Tapi tak lama Bi Inah harus meninggal karena penyakit jantung koroner yang di deritanya. Lagi-lagi orang yang menyayanginya meninggalkannya sendirian. Baginya takdir ini sangat kejam, kehidupan pun merupakan sebuah penderitaan baginya.

********

7  TAHUN KEMUDIAN

Kini Langit berusia 16 tahun.Langit duduk di kelas 12 SMA Bintang Bangsa, ia mendapat beasiswa untuk masuk ke sekolah ternama itu.

Ia sangat tampan dan murid yang sangat berprestasi,tetapi cerita tentang masa lalunya menyebar ke sekolah barunya itu karena teman satu SD nya dulu, Steven Aprilio, keluarganya kaya raya sampai sampai satu sekolah nyebut dia Prince.

(Tapi kalau keluarga Langit baik baik aja, Langit loh yang harusnya dapat
julukan Prince,ganteng, pintar, kaya, paling muda lagi, Paket komplit).

Banyak banget cewek yang suka sama dia sampai sampai banyak yang minta foto sama dia, tapi Langit selalu tolak.

Suatu hari...

Langit sedang berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Salah satu siswi berkata, "Langit..boleh minta foto bareng ga? sekali aja? "

"Aku ga tertarik buat foto bareng." Jawab Langit lanjut jalan ke perpustakaan.

Siswi itu lalu bicara dengan temanya.

"Sombong banget sih. Emang sih ganteng, pintar, tapi pembawa sial tetap aja pembawa sial." Ucap Siswi itu.

"Iya. Katanya ibu dan kakaknya mati gara gara dia terus diusir sama ayahnya." Tambah siswi yang lainnya.

Langit yang mendengar ucapan mereka pun hanya bisa terdiam, dibalas juga gak ada gunanya kan.

Bagi Langit kata-kata seperti itu sudah menjadi makananya. Setiap hari, setiap waktu dan dimanapun, orang-orang selalu membicarakanya. Bahkan saat langit berjalan orang orang selalu melihat kearahnya dengan tatapan sinis.

Ditambah lagi Steven dan gengnya selalu mengganggunya. Sore ini saat pulang sekolah Langit dipukul oleh Steven dan gengnya. Sudut kiri bibirnya memar dan jidatnya berdarah. Tapi Langit sama sekali tidak melawan karena ayah Steven termasuk donatur terbesar di sekolahnya.

Seharusnya setiap hari sepulang sekolah ia kerja part time di Cafe Kenanga, tetapi karena ia terluka ia izin untuk tidak bekerja selama 2 hari saja.

Ia bekerja untuk membiayai hidupnya setelah Bi Inah meninggal. Kehidupan terus berjalan siap tidak siap tetap harus dihadapi dan melangkah maju meski terasa berat dan perih.





My Girlfriend The Moon GoddessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang