26

169 30 11
                                    

Mereka memutuskan untuk pergi bersama. Karena bagaimanapun dengan keberadaan ve itu akan sangat menguntungkan. Mengingat veranda bisa mengendalikan penduduk langit dengan kekuasaannya.

Bergegas mereka kembali ke perpustakaan kota. Tentu saja mereka memerlukan penyamaran untuk mempermudah perjalanan mereka. Tapi sayang hal itu kali ini tak mereka bisa lakukan, mengingat tanpa bantuan penduduk langit menyesuaikan pakaian mereka sangatlah tidak mungkin.

"bagaimana sekarang ve? Disana terlalu ramai." tanya kinal.

Kini mereka bersembunyi dari masyarakat sekitar mengingat kejadian pertandingan itu membuat mereka menjadi buronan. Terutama Naomi, dia menjadi buronan dengan harga yang tinggi.

"hujan?" pikir naomi. "yaa bagaimana kita buat hujan? Itu akan mempermudah kita memasuki perpustakaan kota."

Melody menganggu setuju, dan bersiap mengendalikan kekuatan airnya.

"tunggu!" naomi menghentikan melody. "ka, kita harus melakukannya terpisah, jika kita hanya membuat satu titik hujan itu akan memberikan merka sianyal jelas tentang keberadaan kita. Maka dari itu kita lakukan terpisah."

Melody mengerti dengan rencana naomi dan segera bergerak menjauh.

"aku akan membantu mi, aku akan membuat kilat dan awan hitam." ucap ve. Naomi mengangguk.

Veranda bersiap dengan Penotiran, menghembuskan panah ke atas awan yang perlahan mualai kelabu karena suasana hatinya yang memburuk. Busur panas mengkilap itu meletus diantara awan hitam dan berubah menjadi kilatan disertai gemuruh.

Kini naomi bersiap dengan trisulanya. Mengangkat trisulanya keatas, air menguap begitu cepat dan awan awan pun mulai mengeluarkan air.

Tak perlu lama hujan secara menyeluruh terjadi di negeri langit. Membuat para penduduk negri langit berlarian mencari bangunan berteduh. Mereka seakan ketakutan bertemu hujan, bukan hanya karena hubungan mereka yang tak baik dengan negeri laut tapi mereka memang membenci air yang bisa memperlambat pergerakan mereka.

"InicNInic KUricTUricKAN. NEricGEricRInic LAticUTric HAticRUSric MUSricNAHtic." (ini kutukan. negeri laut harus musnah.) suara teriakan menyerukan ujaran kebencian pada negeri laut.

Naomi tersenyum miris. Sesungguhnya, naomi sangat merasa sakit hati dengan hardikan dan ujaran kebencian yang meteka luapkan pada negerinya, karena penduduknya sungguh tidak bersalah. Bahkan ini adalah kegiatannya yang dilakukan bersama sang Bidadari Langit. Dan ini tidak akan terjadi jika mereka penduduk langit mendengarkan kebenarannya.

"aku akan tetap disini. Pergilah!" titah ve. "kau tetap disini Nal, agar aku bisa menjagamu."

"aku ikut bersama naomi saja ve." pinta kinal. "lagi pula, naomi hanya menyimpan bukunya saja kan? Itu tidak akan lama."

Naomi tersenyum, "ya kinal bersamaku saja ve, berbahaya jika bersamamu kamu takkan bisa menyerang rakyatmu. Dan mereka bisa saja menyerang kinal kapan saja."

Akhirnya dengan penjelasan Naomi, ve mengizinkan kinal pergi bersama naomi menuju perpustakaan kota yang jaraknya hanya tinggal dua kilometer lagi. Namun mengingat keadaan hujan, hal yang biasanya mudah dilakukan dinegeri awan menjadi sulit. Ya biasanya dengan kekuatan angin mereka bisa bergerak cepat, namun hujan ini melambatkan mereka.

Naomi dan kinal tetap waspada menuju perpustakan kota, walaupun keadaan kota berubah sepi seakan menjadi tak berpenghuni. Sekalipun ada yang melihat mereka di balik jendela itu takkan mengundang curiga, mengingat semua orang bergerak lambat ketia hujan dan pandangan maya penduduk langit kurang baik ketika hujan.

Waktu yang dibutuhkan mereka menuju perpustakaan kota sekitar 20 menit. Tentu saja mereka tak perlu khawatir dengan perpustakaan kota. Karena perpustakaan kota tempat keramat bagi penduduk langit bila menginjakkan perpustakaan dengan keadaan basah. Jadi tak ada seorangpun yang menjadikan perpustakaan kota tempat berteduh.

Pintu langsung terbuka, sekan menanti kedatangan mereka. Tanpa ragu mereka memasuki ruangan perpusatakaan.

"akhirnya datang juga. Aku sudah menunggumu." ucap aknav sang penjaga perpustakaan yang tak pernah menjauh dari perputakaan ini. "kau tak tertatik dengan milikmu sendiri, tapi kau mengambil buku milik orang lain. Apa itu suatu kebiasaan Negeri Laut?"

Naomi menatap Aknav tak suka. Kata-kata Aknav seakan mengcap semua orang Negeri Laut akan berbuat seperti itu. Dan Bagaimanapun juga Aknav pasti yang melaporkan kehilangan buku ini.

"Kau tak perlu menatapku dengan sesinis itu Dewi Laut, aku sama sekali tak melaporkanmu. Bukankah Dewi Laut sendiri yang mengakuinya di depan prajurit Langit?" Aknav mencoba mengklarifikasi.

Pintu kembali tertutup.

"kita tak bisa membuang waktu naomi dengan bualannya. Ayo simpan buku itu kembali." saran kinal.

Naomi menatap asing dengan perpustakaan ini. Karena  pemandangan ini berbeda dari sebelumnya, semua buku mulai berwarna gelap. Awan kecil sebagai penghias sudah tak terlihat lagi.

Naomi mengeluarkan buku berbalut awan putih halus dari tasnya. Naomi hendak kembali membukanya, namun diurungkannya. Ucapan Tarasque  terngiang di ucapannya.

Takdir akan berubah dengan atau tanpa buku ini.

"naiklah!" aknav menggerakkan awan putih mendekat pada naomi. Seperti sungokong yang menaiki awan putih dengan memegang trisulanya.

Awan itu berhenti pada tempatnya. Tempat kosong yang berdekatan dengan buku takdir miliknya.

Naomi mengerutkan kening. "Sang kegelapan?"

Aknav pun kaget dengan ucapan naomi, jelas buku itu tak mungkin ada kecuali pimpinan kegelapan telah memasuki ruangan ini.

Brak.  Suara sungkuran yang entah dari mana asalnya.

"aaaarghh." teriak naomi. Awan yang dinaiki naomi berubah tak memiliki tenaga, membuatnya terjatuh.

Kinal bergegas membantu Naomi. Memegang Trisula milik naomi dan menolong naomi berdiri. Belum sempat naomi berdiri buku-buku berjatuhan menimpanya.

"Naomi kamuu tidak apa-apa?" tanya kinal memastikan.

Naomi mengangguk. Namun tiba-tiba saja suara alarm menggema, memberikan tanda peringatan. Bukan hanya di dalam ruang perpustakaan namun menyebar di seluruh kota.

Veranda dan Melody yang mendengarnya pun panik. Membuat hujan pun berhenti. Mereka segera menuju ke perpustakaan kota.

Veranda  dan Melody terkejut dengan keadaan perpustakaan yang sudah lebur.

"naomii!" teriak melody, matanya berkaca menggambarkan kesedihannya dan kekesalannya akibat kegagalannya melindungi Dewi Laut.

"Kinaaaaal." teriak ve.

"Ti.. Tidak. Tidak mungkin." mata melody membulat tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya.

Melody terkejut dengan keadaan aknav. Aknav tewas dengan trisula milik Naomi menancap di tubuhnya.

"A..apa mereka di serang??" ucap ve melihat keadaan aknav.


Tbc

Sorry nih udah lama ga update cerita ini, mengingat catatan kecil ttg cerita ini hilang. Tau kan gimana susahnya hidup tanpa catatan untuk cerita ini. Apa mungkin catatannya juga kebawa naomi waktu di perpustakaan kota Negeri Langit?hhaha.
Yaa pokonya gara gra catatan itu aku harus mikir lagii, n baca semuanya dari awal lagi. Nama mereka aja lupa apalagi bahasa alien mereka. Hhe, sorry buat pembaca yang nunggu dari lama bgt soalnya kalo ga salah nulis ini barengan sama nulis rahasia hati dehh.. berarti udah berapa lamaa tuhh?? Tapi pokonya lagi coba ku selesaikan ko,. Semoga masih ada yang baca yaaa

Badai TsunaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang