17

911 102 19
                                    

Naomi pov

Aku menjauh dari teman-temanku. Membuka ranselku. Kuambil sebuah buku putih yang ada didalamnnya. Kulirik kanan dan kiriku. Saat aku merasa aman dengan sekelilingku, ku buka buku itu. Ku baca secara perlahan kalimatnya yang lebih banyak mengandung unsur tanda tanya yang membuatku berpikir untuk mengerti kalimat-kalimat itu.

Beberapa cerita berubah. Maksudku saat pertama kali aku membacanya dan sekarang aku membacanya ada alur cerita yang berubah. Kenpa bisa? Karena aku telah mengubah jalan cerita sesungguhnya.

"Berhati-hatilah kawan dan musuh itu sulit dibedakan. Begitupun perasaan cinta dan benci."

"Ka naomi lagi apa?"

Bruk.

Suara anaya membuatku terkejut dan menjatuhkan buku itu. Jangan sampai anaya melihatnya.

Sial.
Karena gugup aku jadi kalah cepat.

Anaya mengambil buku itu, dan mengamatinya. Aku langsung merebutnya, bisa bahaya jika dia menyadari buku yang baru saja di lihatnya.

"Itu.." Ucapnnya terlihat berpikir. "Itu kan buku takdir?"

Sial. Anaya menyadarinya.

"Kakak mencurinya? Ini pelanggran berat?" Ucapnya mengingatkanku. "Orang yang mengambil buku takdir takkan termaafkan tanpa basa-basi tersangka akan dibuang kelembah kegelapan."

"Aku tak mengerti yang kamu bicaralan anaya." Elakku menyimpan buku itu dalam tas.

"Itu buku takdir ka ve kan?" Tanya anaya,

Kok dia bisa tahu?

"Ya aku tahu. Buku takdir tetinggi itu khas, sampulnya berlapislan awan. Semua buku memang putih tapi setiap orang di buku takdir itu memiliki tekstur berbeda." Ucap anaya membungkamkanku.

Ya aku memang mencuri buku ini. Buktinya buku ini berguna. Bahkan sangat berguna. Aku berhasil mengubah beberapa kejadian. Ya aku mengubah takdir. Mungkin bukan menyubah, karena aku sama sekali tak membuka buku takdir itu saat ainas menawatiku, jadi takdirku tak terhubung dan tak diketahui. Dan itu kumanfaatkan untuk pertahanan selama perjalanan kami.

Salah satu contohnya adalah Frieska. Aku berhasil menyelamatkan frieska. Awalnya dituliskan kematian frieska, namun sekarang berubah frieska dalam keadaan koma.
Tapi kedatangan anaya yang terlalu cepat dan sangat menejutkanku membuatku tak tahu kelanjutan dari moment selanjutnya atau hal yang akan kami hadapi di sini.

Namun ada sesuatu yang mengganjal pada kejadian tersebut. Frieska diserang aned dibagian depan, namun saat aku mencoba mengalirkan aliran cakraku. Karusakan parahnya ada di organ vital bagian belakang, ginjal dan sumsum tulung belakang. Sekan frieska diserang dari belakang bukan dari depan. Ya kerusakan sumsum tulanglah yang membuatnya tak saarkan diri.

Kalian tahu betapa pentingnya sumsum tulang belakang itu? Mereka adalah pengatur darah muda atau pada bagian itu terjadi prosea pembentukan sel-sel darah muda, dari meiloblas ukuran eritrosit besar dan berubah menjadi hingga menjadi eritrosit yang berukuran hanya 5 mikron.

"Kalian ada masalah?" Tanya melody yang tiba-tiba berada di dekat kami.

"Ti..tidak teh." Elakku penuh kegugupan.

"Kal Mel, ka naomi...." Aku membungkam mulut anaya cepat dengan tanganku. Melody menatapku bingung seakan menginginkan penjelasan.

"A..anaya bilang sedikit gugup dengan pertandingan nanti apalagi teteh gak menemani kami." Ucapku sekenanya.

"Kalian bertiga hati-hati. Kalian harus saling melindungi. Lindungi anaya. Tak seharusnya kita membawanya dalam masalah seberat ini. Dan kita memiliki kewajiban mengembalikan anaya secara utuh pada ainas." Terang melody aku mengangguk mengerti.

Badai TsunaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang