19

695 100 16
                                    

Swine. Berikeras menuduh Nayo mencuri. Namun Ve dan yang lainnya tetap berada di depan nayo.

Sampai senyum licik swine terlihat memunculkan Jormungand.

"Makhluk macam apa lagi ini?" Kaget naomi melihat ular raksasa bersisik naga yang sangat besar, bukan satu tapi 3.

"Ini hukuman untuk kalian para pengganggu." Ucap swine menakuti mereka. "Ku beri kalian waktu untuk melarikan diri, dan menyerahkan pencuri macam dia." Menunjuk Nayo dengan ekor tajamnya yang tiba-tiba melesat melewati perlindungan ve sehingga ekor bak pedang itu tepat berada di leher nayo.

Nayo menegakkan kepala. Keringat keluar. Naomi hendak bergerak membantu namun tiba tiba saja salah satu Jormungand melilitnya kuat membuatnya tak bisa bergerak.

"Arghhh" teriak naomi sesaat ditarik dan merasakan tubuhnya melemah dalam lilitan tersebut.

"Ka naomi"
"Naomi!"
Seruan ve dan anaya secara bersamaan.

Anaya belari mendekati naomi mencoba melawan makhluk besar itu. Tapi apa yang di dapatnya. Kini keadaannya sama persis dengan keadaan naomi. Jormungand lain melilit anaya.

"Bidadari negeri Langit. Hanya tersisa kau. Apa kau ingin merasakan apa yang dirasan mereka? Atau segeralah pergi dari sini membebaskan dari stage ini seorang diri." Ancam swine.

Ve menunduk memejamkan matanya. Mencengkram kuat tongkatnya. Menghentakkan tongkatnya sekaligus. Matanya terbuka menatap swine tanpa gentar. Mata elangnya mentap tajam. Ya khas Zeus diwarisinya.

"Lawan aku!" Tombak ve mengacung pada swine menantang sang babi aneh itu.

Swine terkejut dengan tatapan ve. Namun tersenyum. "Ingatlah pewaris kekuatan Zeus. Kau dilarang menggunakan kekuatanmu."

"Aku akan menang walau tanpa kekuatan itu. Aku takkan mempermalukan leluhurku." Jawab ve penuh keyakinan.

"Ve jangan gila!" Teriak naomi memperingati. Naomi mencoba bergerak namun semakin banyak dia bergerak cengkraman ular itu semakin mencekiknya.

"Kamu tak perlu khawatir. Aku akan bersenang-senang." Jawab ve santai.

Nayo masih menegang terlebih lagi ekor swine bercabang tiga tajam tepat pada lehernya. Bergerak sedikit nyawanya dalam bahaya.

Ve memejamkan mata telinganya merasakan pergerakan disekitarnya. Dia tau getakannya kalah cepat tapi insting indra pendengarannya tidak mungkin salah. Dia sudah membaca ketukan tempo ular naga lilit itu. Telah membaca kecepatan gerakannya yang habergerak mencapai tiga secound untuk mencapai tempatnya. Begiulah ketukan yang di dengarnya. Gerakan berbeda setiap detituknya dapat dirasakannya.

Serangan jormungand ada di......

Jleb.

Tombak ve mengenai ekor jormungand. Jormungand yang menyerangnya dari arah barat daya.

Ular bersisik naga besar itu meringis kesakitan kekuatannya memang terletak dibagian ekornya. Ekor yang digunakan untuk melilit yang mematikan kini tak bisa dipergunakan lagi.

Ular bersisik naga iyu membuka nulutnya menyemburkan api biru membuat ve refleks menggunakan tombak sebagai perisainya. Tombak itu di lepas ve ketika merasakan panas.

Tombak melebur jadi abu. Namun leburan bukan menghitam tapi berwarna emas. Bahkan bukan tenggelam ke dasar laut. Butiran butiran emas itu melayang. Sampai siluet emas menyilaukan di keluarkannya merubanya menjadi busur panah, yang perlahan bergerak mendekati sang pemilik. Veranda sang keturunan Zeus. Busur panah petir.

"Penotiran?" Ucap anaya takjub.

Ya Penotiran. Senjata legendaris yang hanya akan dimikiki oleh kerurunan zeus yang tulus. Penotiran. Panah petir. Mengeluarkan petir berbagai skala kekuatan.

Badai TsunaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang