9

768 103 6
                                    

Jujur aja agak males lanjutin badai tsunaomi. Pertama memang karena sulit membuat ganre fantasi, belajar berpikir hal-hal yang tak masuk akal, padahal aku adalah orang yang berpikir secara realistis. Terus alasan keduanya tentu membuat sedikit bingung akan respon pembaca yang berbanding terbalik cerita baruku yang judulnya topeng jauh lebih laris hahaha, berarti lebih banyak pembaca penggemar cerita mesum..hihi
. Ya walaupun ceritaku tak sebaik cerita rotasi. Tapi tenang aja, bagaimanapun responnya aku takkan membuat cerita tanpa akhir. Mohon dukungannya...

***

Authot pov

"kinaaaalll!"

Makhluk banteng berbadan manusia itu sudah dekat semakin dekat,

Brug.

Darah mengalir. Tapi entah darah siapa.

"ve?" semua terkejut.

Ya itu darah ve. Ve melindungi kinal. Kini bahu kiri ve terluka.

Minotaur itu pun tampak terkejut dengan perlindungan yang diberikan ve. Bukan hanya minotaur tapi binatang lainnya yang kini menatap minotaur kesal hendak menyerang minotaur.

Melody, frieska dan anaya mendekati ve yang terluka dalam dekapan kinal. Kinal tak hentinya menangisi keadaan ve. Walaupun sebenarnya ve dalam keadaan masih sadarkan diri. Kinal menekan bahu kiri ve yang terluka agar darah sucinya tak mengalir banyak.

"aku baik-baik saja nal." ucap ve.

"kau jangan banyak bicara ve. Di tempat ini kita hanyalah manusia biasa tanpa kekuatan apapun. Kalau kau banyak bergerak kau akan kehilangan banyak darah." terang frieska.

Naomi sibuk menenangkan minotaur yang mencoba mencelakai dirinya sendiri. Juga menghentikan tatapan hewan lainnya. Tapi percuma semua itu terlalu konyol dilakukan bahkan sangat tak masuk akal.

"tenanglah. Aku hanya tak ingin ada yang terluka siapapun itu." teriak naomi mulai ftustasi.

Naomi melirik keadaan ve. Sungguh dia sangat khwatir dengan keadaan ve. Naomi belari entah kemana.

"mi kau mau kemana? Kita tak boleh berpencar."

Naomi yang sudah cukup jauh tak mendengar dengan jelas ucapan teh melody. Naomi belari entah kemana tujuannya. Dia hanya belari mengikuti instingnya.

"aku hanya merasakan air di daerah ini. Ve pasti sangat membutuhkan air." pikirnya sambil terus berjalan memasuki hutan yang semakin dalam tak bercahaya.

Arah naomi bukan lagi menuju utara kini dia vergerak ke arah barat . Suara percikan terdengar semakin jelas. Naomi semakin mempercepat lajunya walaupun sebenarnya dia sudah sangat kelelahan.

Tangan naomi menyentuh pepohonan, sedari tadi itulah yang dilakukannya. Menyentuh dari satu pohon ke pohon lain. Naomi tersenyum saat merasakan setiap pohon yang disentuhnya lama kelamaan semakin lembab karena itu artinya dia semakin dekat dengan sumber air. lama kelamaan pohon yang disentuhnya bukan hanya terasa lembab namun mulai terasa basah.

Naomi tersenyum lega saat matanya menangkap hamparan air luas yang berada di kolam awan.

"Semoga ini bukan sekedar fatamorgana." Gumam nya.

Senyumnya semakin mengembang saat segarnya air dapat dirasakan saat menyentuhnya.

"Ve bertahan lah. Aku akan membawakan air untuk mu."

Naomi menampung air dengan awan. Dia menggunakan cara kerja kapas bila bertemu air. Kapas akan menampung dan menyerap air. Dan saat memeratnya air akan keluar dari sana. Begitupun pada awan tersebut Naomi mengharap akan hal yang sama.

Badai TsunaomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang