'- Dҽƚҽɾɱιɳαƚισɳ -'

763 140 4
                                    

Memecahkan balon dengan shinsu di kelas wave controller. Semakin banyak balon yang pecah dalam sekali serang. Semakin bagus cara pengendalian shinsu mu. Satu persatu wave controller menembakan shinsunya dengan kemampuan terbaiknya.

Tiba giliran Hoh menembakan shinsunya untuk memecahkan Balon. Dua balon dipecahkannya, kini ia bergantian dengan Bam. Hoh memperhatikan Bam dengan seksama. Dua balon juga di pecahkan oleh Bam yang membuat Hoh bernafas lega.

Saat bagian mu, kau tak sengaja bersin ketika menembakan shinsu. Alhasil tembakan mu meleset jauh dari balon. Ketahuilah itu memang sengaja dilakukan, balon yang hampir dekat dengan serangan mu shinsu mu pecah walau hanya satu.

Shinsu milikmu bersifat area, kau tak bisa mengecilkan area shinsumu lagi. Dalam jarak tertentu, benda di sekitar serangan mu akan ikut hancur lebur jika kau menggunakannya dalam skala besar.

"Nona [Y/n] apa kau baik-baik saja?"

"Aku tak apa Bam, ini hanya bersin."

"Ah begitu..."


·  *̩̩̥͙ -•̩̩͙-ˏˋ⋆     
   ┊       ┊
˚ ༘



Kalian duduk di kursi yang selaras warnanya dengan meja. Bam memulai percakapan dengan berterimakasih kepada Lauroe. Apa yang Lauroe ajarkan, bisa berguna untuk Bam saat kelas tadi.

"Tuan Lauroe, terimakasih telah mengajarkan ku. Awalnya memecahkan satu balon saja sulit. Ini berkat dirimu, tuan Lauroe! Terimakasih!"

Hoh yang bingung pun bertanya tentang alasan Lauroe mau mengajarkan Bam.
"Berkat tuan Lauroe? Apa tuan Lauroe mengajarkan Bam secara rahasia?"

"Dia terkadang menemukan bantal ku. Karena itu, aku mau mengajarinya."

"Kau hebat yah.. tuan Lauroe, mau mengajarkannya padahal ia lawanmu."

"Aku tak peduli, mau bagaimana pun aku pasti lulus."

"Ahahaha benar juga, bagaimana denganmu nona [Y/n]? Apa kau mengajarkan tuan Bam juga?"

"Hm? hanya teorinya saja. Jika kau bertanya mengapa, jawabanku adalah 'aku tak peduli diriku akan lulus apa tidak.' "

Mendengar jawabanmu tentu siapa yang tidak kaget. Peserta lain mengikuti ujian dengan harapan dapat lulus dan naik ke lantai berikutnya. Sedangkan kau, mengikuti ujian tanpa menginginkan apa-apa.

'Lantas untuk apa kau susah-susah mengikuti ujian?' Batin Hoh.

Tiba-tiba Khun datang dengan berita yang ia dengar. Saat itu juga Hoh langsung pergi dari tempat itu juga.

"Hei! Kalian dengar berita itu tidak?"

"Ah— maaf aku harus pergi, ada yang harus aku siapkan. Sampai jumpa tuan Lauroe, tuan Bam, nona [Y/n]."

"Ada apa dengannya?" Tanya Khun

"Entahlah.. sepertinya ia ingin ke kamar mandi." Ucapmu asal seperti biasa.

"Oh.. omong-omong kalian sudah dengar berita tentang dua putri Zahard itu?"

Setelah Khun menceritakannya semua runtutan kejadiannya. Bam yang mendengarnya terkejut serta sedih karena dua putri Zahard terancam gagal. Bam ingin menolong mereka berdua, kau dan Khun menyetujui permintaannya. Tentu saja.

Khun memiliki ide untuk menjadikan kedua putri Zahard mau mengisi daftar pertemanan. Karena dua putri Zahard kekurangan poin, pasti mereka tak bisa membeli makanan. Khun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk membujuk mereka dengan makanan gratis. Pertama dari Endorsi yang Bam belikan seporsi menu belut dari restoran. Bam menggunakan katrol untuk menaruh makanan milik Endorsi.

Jika Endorsi belum menandatangani daftar pertemanannya. Makanan yang berada di atas papan dan diikat pada katrol. Akan naik saat Endorsi hendak mengambilnya. Bam lah yang memegang kuasa atas katrol tersebut.

"Menu belut bagus untuk stamina mu, jadi isilah daftar ini terlebih dahulu. Nona Endorsi." Bujuk Bam.

"Aku tak akan terpengaruh hanya dengan makanan." Jawab Endorsi.

"Nona Endorsi, ku lihat sepatumu rusak. Jika hanya kau lem saja, sepatu itu suatu saat akan rusak kembali. Mau aku benarkan? Tentu gratis kok." Ucapmu dengan senyuman ramah.

"Uuhh...... kalian ini memaksa sekali, cepat berikan daftarnya."

Kau dan Bam keluar dari kamar Endorsi dengan membawa sepatunya. Kini tinggal satu lagi putri Zahard yang belum mengisi daftarnya. Kau berniat untuk membuat Pai ayam.


Bernegosiasi dengan penjaga restoran untuk meminjam dapurnya. mempertaruhkan 1000 poin untuk istilah kasarnya menyogok sang penjaga restoran. Kau akhirnya diizinkan untuk meminjam dapur miliknya.

Setelah kau selesai, hendak membawa hasil masakan mu ke kamar sang putri. Melihat Shibisu yang telah gagal untuk membujuk sang putri. Anaak tak berhasil di bujuk dengan cara yang digunakan kepada Endorsi.

Kau datang dengan membawa pai ayam ke kamarnya. Ia terlihat berbinar sebentar namun segera menetralkan mimik wajahnya kembali.

"Untuk apa kau kemari, rambut putih?"

"Wah.. aku punya nama loh.. putri kadal~"

"Katakan saja apa mau mu."

"Aku hanya ingin kau menandatangani daftar pertemanan ini. Lalu kau akan ku beri Pai ini, bukankah pertukaran ini menguntungkan?"

"Aku tak akan menandatangani kertas bodoh itu. Cepat berikan pai nya."

"Apa semua putri Zahard selalu se angkuh ini? Kalau kau tak mau menandatangani daftar ini. Aku tak akan memberikan pai ini, ku bagikan saja kepada yang lain~"

Anaak yang kesal akhirnya menyetujui tawaranmu. "Tch akan ku tanda tangani."
Setelah Anaak menandatangani daftarnya, sesuai janji. Kau memberinya pai ayam yang kau buat.

"Ini pai mu putri~"

"Kau menyebalkan."

"Aku tau itu, terimakasih pujiannya." 

"Kau gila."










..


Michi pen cepet-cepet nulis S2 ngab. Semuga Michi bisa produktif wkwk. Up seminggu 2 kali lah yak. Moga aja Michi ga males. Y🙏

-' աʀօռɢ ๑ αɳʂɯҽɾ '- ᵀᵒʷᵉʳ ᵒᶠ ᴳᵒᵈ ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang