○ eleven

3.3K 508 63
                                    

Vote euy !




Dua tubuh shirtless itu saling bertindih dengan bibir yang saling bertaut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua tubuh shirtless itu saling bertindih dengan bibir yang saling bertaut . Sang Beta memimpin , karena pada dasarnya dia agresif . Sentuhannya di bagian sensitif mampu membuat sang Alpha meremang . Tetapi , entah apa yang terjadi , tiba -tiba kegiatan mereka berhenti , Jeno menyudahinya .

"Ada apa ?" Wajah sayu Jaemin mengekori Jeno yang beranjak dan mengenakan kembali kemeja serta hoddie nya .

"Aku lupa kalau ada urusan penting hari ini ."

"Ckk ...!"

Langkah lebar segera diambilnya , keluar meninggalkan apartement si namja pinky . Jeno hanya terdiam berdiri di parkiran . Matanya melirik ke selatan , dimana miliknya telah menggembung . Tak dipungkiri kalau sebenarnya dia horny , dan anehnya yang terlintas dipikiran nya bukan Jaemin ataupun kucing . Melainkan seseorang .

"K-kenapa aku memikirkan nya ?"








*****



Dengan pikiran linglung dan bingung , Jeno bersandar di sisi tembok , memandang sebuah pintu bernomor 23 . Dia sendiri tidak tahu mengapa dia ada di sana dan untuk apa .


Tuk    tuk

Dua kali ketukan dia rasakan di bahu lebarnya . Jeno menoleh dan mendapati senyuman manis yang baru saja mengisi penuh pikiran nya .

"Kau ada disini ?" Renjun yang baru saja usai membuang sampah menyapa Jeno yang terlihat melamun di lorong apartement depan kamarnya .

"Y-ya ."

"Aku tadi melihat kak Mark dan Chanie pergi keluar , mungkin mereka akan lama . Jika kau mau mampirlah ke tempatku ."

Seperti mendapat lotre , Jeno mengangguk -angguk antusias . Dan tak butuh waktu lama , tubuh bongsornya kini duduk nyaman di sebuah sofa empuk . Netra hitamnya berpendar mengamati dekorasi khas China yang mengisi seluruh ruangan .

"Aku memiliki teh herbal dari China , apa kau mau ?" Tawar Renjun .

"Ya , tentu ."

"Baiklah , tunggulah ."

Sedikit lama , Jeno dapat mencium bau wangi yang sedap , kala sepasang kaki jenjang itu muncul sembari membawa sebuah nampan yang berisi dua cangkir teh . Renjun menyajikan nya dengan senyuman ramah .

"Silakan ."

"Wah , baunya wangi sekali ."

"Ya , ini teh dibuat dari dedaunan herbal yang akan membuat rileks pikiran ." Senyum manis itu tak pernah pudar dari wajahnya , bahkan ketika Jeno memperhatikan nya sembari menyesap tehnya .

"Ah , iyaa , ini membuat rileks ." Jeno merasa pikiranya lebih baik dari sebelumnya .

"Kau menyukainya ?"

M.A.T.E || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang