○ twenty two

3.1K 278 33
                                    

Vote euy!




WARNING : little bit enci 18+

Renjun mengerjap , namja Beta di hadapanya kini malah menatapnya dalam dengan senyuman manis sambil bertopang dagu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun mengerjap , namja Beta di hadapanya kini malah menatapnya dalam dengan senyuman manis sambil bertopang dagu . Mengabaikan Yangyang yang terbatuk akibat tersedak minumannya . Ini karena Jaemin dengan santai mengucapkan sebuah kalimat pada Renjun .

"Jaem ...!?"

"Iya Renjunie , aku mencintaimu ." Jaemin bahkan mengulanginya lagi .

Renjun kelu , haruskah dia menegaskan bahwa dirinya telah menjadi milik Jeno seutuhnya . Tangan mungilnya mengusap tengkuk dan Jaemin tak melewatkan gelagat itu . Sudah ada tanda disana , dia melihatnya sekilas .

"Aku hanya ingin kau tahu jadi kau tidak perlu menjawabnya , aku mengutarakan isi hatiku ini agar kelak tidak ada penyesalan di hidupku ." Imbuh Jaemin , menghapus suasana canggung .

Renjun merasa lega , kemudian tersenyum merasa berterima kasih kepada Jaemin karena telah mencintai dirinya .

"Kau juga tidak perlu meminta maaf , karena aku telah merelakanmu , jangan meragukan Jeno , dia sangat mencintaimu ." Tuturnya kemudian , bagi Jaemin dia sudah merasa bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia , walau tak memilikinya .

"Iya , aku juga mencintai dia , dan juga memaklumi masa lalunya denganmu ." Akhirnya Renjun menyinggung hal ini juga , walau awalnya saat tahu dia merasa sakit tetapi sekarang dia mencoba memahami .

Jaemin terkesiap , lalu menggeleng pelan sembari tersenyum . Dia perlu meluruskan ini agar tak menjadi salah paham dikemudian hari .

"Renjun , maaf , hubungan kami hanya sekedar 'bisnis' saja , sama sekali tidak melibatkan perasaan ."

"Iya , aku mengerti ."

"Kau adalah masa depan Jeno , jadi yang sudah berlalu biarlah berlalu ." Jaemin tersenyum begitu juga Renjun , mereka sama -sama lega karena telah mengungkapkan isi hati masing -masing .


"Jadi kau memanggil Renjun gee hanya untuk mengatakan hal ini ?" Yangyang menyahut .

"Iya , sekaligus mendapat secangkir Americano gratis ." Ungkap Jaemin terkekeh mengangkat tinggi secangkir kopi favoritnya itu lalu menyesapnya dengan nikmat .

"Dasar !"

"Ohiya Yangyangie , aku ada janji dengan Jeno setelah ini ." Renjun menunjukkan ponselnya , dimana tertera nama Jeno menelephone .

"Ohh ..." Yangyang mengangguk mengerti .

"Baiklah , kalian berdua silakan menikmati hari , aku harus segera pergi ." Usai meninggalkan beberapa lembar uang Renjun pun beranjak meninggalkan area caffe .

Pandangan Beta tak lekang mengiringi kepergian pemilik bahu sempit itu . Jika ditilik dihati yang terdalam rasa itu masih ada . Jaemin tersenyum tipis 'Renjunie' -nya telah menjadi milik orang lain , ah ...sakit .

M.A.T.E || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang