Palang Merah Cinta | Kim Sunoo

Melatih Kepercayaan Diri

Soobin, cowok dengan tinggi 185 cm dan wajah yang benar-benar sedap dipandang oleh mata. Apalagi ketika tersenyum, terdapat dua lesung di pipi kanan-kirinya. Definisi bak pujaan banyak warga di sekolah maupun bimbel.

Mungkin, hanya Soya yang bersikap biasa saja ketika dirinya disapa lebih dulu oleh Soobin --kakak kelasnya itu. Tak sedikit siswi yang mengincar perhatian Soobin pun merasa iri dan ada saja yang berani mengerjai Soya hanya karena tak terima kalau cewek itu menjadi perhatian Soobin. Padahal itu belum lama, Soobin memutuskan untuk melupakan Arletta yang sudah bahagia dengan Sunoo.

Contohnya, seperti saat ini. Seharusnya Soya sudah pulang dari tempat bimbelnya sejak beberapa menit lalu. Tapi cewek itu harus membersihkan seragam yang terkena jus ulah kakak kelas, lebih tepatnya teman sekelas Soobin, sebut saja namanya Kesya.

Bukan Soya namanya kalau diam saja. Terbukti saat ini dia tak sendirian, melainkan ada Kesya dan satu temannya yang ada di toilet khusus perempuan. Soya membalasnya dengan menyiram seragam Kesya juga. Sekarang, kakak kelas Soya itu tengah mendengus sebal sambil melirik subjek yang menjadi sasarannya.

"Awas aja lo, tunggu pembalasan dari gue!" ancam Kesya lalu pergi dari sana diikuti oleh temannya.

Sebenarnya Kesya bisa saja langsung membalaskan dendamnya pada Soya, tapi dia urungkan karena tepat di depan pintu toilet wanita ada Jay yang menunggunya. Ya, Jay memergoki perbuatan Kesya pada Soya.

Kesya melewati Jay begitu saja tanpa menoleh atau melirik sekalipun. Cewek satu itu benar-benar muak pada Soya yang bisa dengan mudahnya dekat dengan cowok-cowok keren dan tenar di bimbel. Dua diantaranya ada Soobin dan Jay.

Bahkan Soya sempat terkejut karena Soobin satu tempat les dengannya. Padahal selama ini Soya belum pernah melihat Soobin. Kalau Jay, memang sejak awal Soya mengambil pelajaran tambahan di institut tersebut, sudah ada dia. Biasanya ramai, ada Sunoo, Daniel, Jake dan lainnya.

"Soy, udah belum?" tanya Jay yang menyenderkan punggungnya pada dinding sambil memainkan ujung sepatunya.

Pintu terbuka, menampilkan Soya dengan seragam kemeja yang sedikit basah. Bahkan nampak transparan. Mau tak mau Jay melepas jaketnya dan memberikannya pada Soya. "Pake nih."

"Nggak mau. Ngapain lo di sini? Udah sana pulang aja sama Vivian!" jawab Soya terlihat sangat ketus.

Bukan tanpa sebab, sebelum acara siram-siraman dengan Kesya, Soya sempat melihat Jay sedang berduaan dengan Vivian. Walaupun Soya belum sepenuhnya membuka hati untuk Jay, tetap saja dia tidak suka melihatnya.

Tanpa menunggu ucapan Jay, Soya pergi begitu saja meninggalkan cowok itu. Seharusnya Soya berterima kasih padanya, tapi karena rasa tak suka saat melihat Jay dekat dengan Vivian, membuat Soya melupakan kalau mereka hanya sebatas sahabat.

Melihat Soya melangkahkan tungkainya dengan cepat, Jay bergegas mengejarnya. "Soy! Tunggu!"

Soya mendengarnya, tapi dia abaikan karena malas melihat wajah Jay. Padahal hari ini ulang tahun cewek itu tapi kenapa terasa seperti siksaan khusus. Pertama melihat Jay tersenyum manis pada cewek lain. Kedua, dirinya harus basah kuyup karena ulah kakak kelas yang tak suka padanya. Lalu sekarang dia harus menaiki bus dengan wajah tak bersahabat.

Jay, cowok dengan tubuh tinggi itu bisa dengan mudah mengejar langkah Soya. Dia berhasil menangkap pergelangan tangan cewek itu dan membuatnya berhenti mendadak. "Soy..."

"Apaan sih!" jawabnya.

"Lo kenapa sih? Apa salah gue sampai lo ngambek gitu?" tanya Jay mencoba mengerti perasaan Soya.

Soya menggelengkan kepalanya lalu memalingkan wajah. "Gue nggak apa-apa. Gue mau pulang, lepasin!" pintanya.

"Gue tau tabiat lo gimana, Soy. Jujur sama gue, lo kenapa? Maaf kalau gue telat ngucapin selamat ulang tahun ke lo. Gue udah minta tolong sama Daniel buat manggil lo tadi pas istirahat. Karena gue—"