Kejahilan Sunoo;

704 138 12
                                    

Di kediaman Diningrat. Terlihat dua anak laki-laki yang sedang sibuk belajar dengan didampingi guru privat yang ada di depannya.

Dari kejauhan --lebih tepatnya dari sofa yang ada di ruang tamu, sang Bapak --Suho sedang memantaunya. Pantas saja kedua anak laki-laki itu sangat patuh dan mengerjakan semua soal yang diberikan oleh gurunya itu dengan sangat baik.

Namun berbeda, saat Suhoo sudah meninggalkan tempatnya. Sunoo dan Jungwon akan berulah --berujung dengan surat pengunduran diri dari sang guru privat tersebut.

Seperti saat ini. Sunoo mulai mengerjai guru privatnya dengan memasukkan obat pencahar ke dalam minumannya, setelah Suho pergi untuk ke kantor karena ada hal mendesak.

Tugas Jungwon adalah mengunci semua toilet yang ada di rumah dan menyembunyikannya di tempat yang aman. Sekadar informasi saja, Jungwon ini merupakan sepupu Sunoo. Jadi, Jungwon sering stay di kediaman Diningrat untuk menemani Sunoo belajar.

Kedua anak laki-laki itu berhigh five ria setelah mendapati sang guru privat izin untuk pulang dan mengatakan tidak akan mengajar mereka berdua lagi. Astaga, ada-ada saja kelakuan Sunoo dan Jungwon.

"Won! Lo tau nggak kalau Soya itu suka sama orang lain, bukan lo!" ucap Sunoo mengompori sepupunya itu.

Astaga Sunoo, padahal Soya menyukai dirinya. Tapi dia malah mengatakan hal-hal seperti itu dan beranggapan bahwa Soya sukanya sama Jay.

Jungwon yang memiliki sifat cuek, hanya menggedikkan kedua bahunya acuh. "Apa hubungannya sama gue?" sahutnya.

"Lo yakin nggak cemburu? Bukannya lo suka sama Soya? Bener 'kan?" goda Sunoo sambil menunjuk-nunjuk Jungwon.

Mereka berdua --Sunoo dan Jungwon sedang duduk di sofa yang ada di ruang belajar mereka.

"Sok tempe banget lu! Gue dan Soya cuma temenan. Lagi pula dia cuma suka sama Jay kali?" sahut Jungwon dengan malas.

Sunoo mengernyitkan dahinya dan menengadahkan kepala, sambil menopang dagunya dengan satu tangan. "Masa sih? Jay temen kita 'kan? Gimana bisa Soya suka sama cowok yang modelannya kayak Jay?" jawabnya.

"Modelan kek gitu, sahabat lu juga malih! Udah ah gue gak mau ambil pusing. Biarin cinta gue ini cukup gue yang ngerasain!" Jungwon mengatakan itu sambil melempar bantal sofa ke arah Sunoo.

Sunoo mendengus sebal dan mengenyahkan bantalan sofa tersebut. "Udah sana Won! Pura-pura tidur buruan! Gue nanti kasih tau ke bapak, kalau lo nggak enak badan. Makanya guru privat kita pulang. Cepet!"

Membuat Jungwon mendengus kesal karena usul yang merepotkan itu. Dia hanya tak ingin dijadikan kambing hitam oleh sepupunya --Sunoo. Alhasil, bantalan sofa lainnya melayang ke arah Sunoo lagi.

***

Tadi sore saat di sekolah --koridor.

"Soy, lo mau pulang sekarang?" tanya Jungwon pada Soya, sahabat dari kecilnya.

Soya mengangguk. "Tapi, gue mau ke kelas dulu. Lo masih mau nungguin gue kan?" jawabnya.

"Mau ngapan? Ada yang ketinggalan?" tanya Jungwon.

"Bukan, ada yang harus gue sampein ke Jay. Tunggu ya, Won?"

Jungwon sedikit tak suka. Hampir tiap saat, ketika Soya sedang bersamanya... pasti gadis itu selalu menceritakan tentang sahabatnya. Soya benar-benar menyukai Jay, di mata Jungwon.

Menepis rasa cemburu, Jungwon mengangguk ragu. "Ya udah. Gue tunggu di parkiran sekolah ya. Oh iya, liat Sunoo nggak?" sahutnya.

"Ada di parkiran kayaknya. Gue sempet liat tadi, pas nganterin buku ke perpus," jawab Soya dengan terburu-buru.

"Dah gue ke kelas dulu ya Won," lanjutnya dan berlari meninggalkan Jungwon yang menatapnya dengan sendu.



"Kamu sudah pulang Bin?" tanya Seulgi --sang Ibu.

Soobin mengangguk. "Di mana Sunghoon, bun?"

"Ada di kamarnya? Ada apa?"

"Nggak bun, ya udah kalau begitu... Bin mau bersih-bersih," sahut Soobin.

Sebelum Soobin pergi melangkah. Seulgi menghentikannya. "Bin, ada yang ingin bunda katakan padamu."

"... Ayahmu kembali. Dia ada di kamarmu."

Soobin menoleh ke arah Seulgi sepenuhnya dengan mata yang membulat. "Bunda serius? Ayah udah pulang?"

Seulgi tersenyum lalu mengangguk. "Sana temui ayahmu. Bunda tau, kamu sangat merindukannya 'kan? Sunghoon sudah melepas rindunya tadi."

"Baik bun, aku ke kamar yaaa..." sahut Soobin sambil berlari ke lantai dua --kamarnya.

Sedangkan Seulgi hanya tersenyum melihat kedua putranya yang tak pernah mengeluh mengenai Ayahnya yang jarang pulang.

"Buatlah waktu berkualitas kalian dengan Ayah kalian, sebelum Ayah pergi lagi bulan depan."

***

With Jake,©Aya, 2k20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

With Jake,
©Aya, 2k20

Palang Merah Cinta | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang