Prolog;

4.4K 491 78
                                    

"Noo, yah masa gitu aja pingsan!" seru Daniel sambil menepuk pundak Sunoo dah heboh sendiri.

Sedangkan siswa lainnya hanya bisa menontonnya tanpa ada niatan membantunya. Bukan karena tak peduli tapi, mereka tahu yang dilakukan Sunoo hanya akting semata.

Benar saja, bersamaan dengan itu Arletta Anjani melewati kelas XI IPA 1. Ia mengernyitkan dahi lalu menghampiri kerumunan. "Ada apaan sih?" tanyanya.

Arletta menerobos masuk dan mendapati Sunoo yang terkapar di lantai. "Eh dia kenapa? Kok kalian cuma ngeliatin aja sih? Ditolongin itu, bawa ke UKS buruan," ocehnya panik. Ia meminta anak-anak PMR untuk membawkan tandu.

Sedangkan Sunoo menahan senyumnya. Dia senang karena Arletta mengkhawatirkannya. Sedikit mengintip, Sunoo mendapati Daniel yang mengkodenya melalui mata.

"Apaan?" tanya Sunoo tanpa bersuara.

Daniel menunjuk dahi Sunoo. "Itu ada darah, Noo."

"Oh..." Sunoo mengangguk santai. Lalu detik berikutnya ia bangun dan berteriak. "Daraaaah!!!"

Suno kembali terjatuh dan tak sadarkan diri. Kali ini dia benar-benar pingsan akibat ulahnya sendiri. Padahal darah di dahinya hanya sedikit itu pun karena tak sengaja.

"Yah, dia pingsan beneran!" seru Daniel sambil menepuk dahinya pelan.

Arletta mendengar gumaman Daniel. "Maksudnya apaan?"

"Itu lho kak... hm anu..." Daniel kelagapan karena Arletta mendengarnya.

"Jawab yang bener."

Daniel mengerjap. "Sunoo tadinya cuma pura-pura pingsan tapi pas tau dahinya berdarah dia beneran pingsan. Sunoo phobia sama darah kak," jawabnya.

"Astaga, dia punya Hemophobia? Ya udah buruan bawa ke UKS!" titah Arletta.




.


Beberapa menit kemudian, di Ruang Kesehatan terlihat Arletta sedang merapikan data yang ada di atas meja. Lalu dia menatap ke arah Sunoo yang ternyata sudah bangun daritadi.

"Gimana keadaannya?"

Sunoo tersenyum. "Nggak baik teh."

"Hah? Maksudnya gimana?" Arletta tak mengerti maksud Sunoo.

Menyengir malu-malu, Sunoo berkata, "karna jantung gue berdetak lebih cepat pas deket sama teh Letta."

"Jijik anjir!" Arletta melempar Sunoo menggunakan pulpen yang dia pegang tadi. "Bersihin UKS sampe bersih, besok senin jaga di sini!"

"Jangan ngikutin gue! Awas aja," lanjut Arletta sambil mendengus sebal.

Sunoo, bukannya takut atau bagaimana, dia malah cengengesan. Benar-benar sudah tidak waras sepertinya. "Siap teh Letta."

"Mimpi apa gue punya adek kelas macem Sunoo," gumam Arletta sambil bergegas meninggalkan UKS.

-•-

Hai, salam kenal.

Makasih udah mau baca cerita ini dan ninggalin jejak berupa vote maupun komentar. Jangan lupa save di library ya dan reading list kalin kalau suka.

Mohon dukukangnnya untuk Sunoo dan peserta ILAND lainnya (づ ̄ ³ ̄)づ

With Jake,
©Aya, 2k20

Palang Merah Cinta | Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang