Seminggu terakhir ini Mark menghindarinya. Bukan hanya saat berpapasan saja, tapi kini juga Mark mulai menjauhinya. Hari ini dia datang paling pagi setelah Renjun. Setidaknya berniat menyapa pemuda tampan itu, tapi nyatanya Mark justru mengambil kursi di samping Jaemin. Bertukar tempat dengan orang lain. Haechan yang malang.
Sama malangnya seperti sekarang.
Haechan hanya dapat menahan dirinya untuk tak melakukan apapun saat ini. Lee Jeno yang masih saja menempelinya, bahkan hingga ke kantin. Lagi-lagi dihadapan Mark dan Jaemin yang tengah makan di meja seberang mereka. Haechan hanya dapat menunduk, mengaduk makanannya. Jujur ia sedikit takut dengan tatapan Mark yang sedari tadi tertuju padanya. 'Apa dia marah padaku?'
Insiden seminggu yang lalu benar-benar merubah hubungan Haechan dengan Mark. Ahh, ingatkan kedua pemuda Lee itu jika hubungan mereka memang telah berubah bahkan sejak kedatangan Jaemin. Apalagi, ditambah adik tiri Mark yang selalu mengikutinya. Hampir setiap hari pemuda sipit itu hanya berbicara tentang kesepakatan dan kesepakatan. Sebenarnya Haechan tak begitu mengerti apa yang diinginkan Jeno. Kenapa ia bersikeras sekali agar Haechan mau menerima tawarannya, yang katanya dengan tujuan membantu Haechan untuk mendapatkan Mark. Belum sampai kesepakatan itu terjadi saja hubungannya dengan Mark sudah seburuk ini, bagaimana kalau ia menyetujuinya? Lebih burukkah? Atau akan membaikkah?
"Apa kau tidak lelah terus menggangguku, Lee Jeno?!" Sudah diambang batas kekesalannya. Haechan menatap tajam Jeno yang tengah menikmati makan siangnya. Jangan lupakan susu strawberry milik Haechan yang telah di sedot habis oleh pemuda tampan itu.
Jeno menoleh, tak menjawab dan kembali melanjutkan acara makannya. "Yakk!! Lee Jeno!!" Haechan kehabisan stok kesabaran kini.
"Ishh... Berisik sekali." Jeno menghentikan kegiatannya. Menggeser tubuhnya menyamping menghadap Haechan. "Apa?"
"Berhenti mendekatiku."
"Kenapa?"
"Aku tidak suka."
"Aku hanya sedang membantumu."
"Kau menggangguku!" Haechan sedikit menahan suaranya, tak ingin menjadi sorotan ditengah ramainya kantin.
"Tidak. Aku hanya sedang membantumu untuk mendapatkan Mark. Kau menyukainya kan?"
Haechan menghela nafas. "Kau tahu? Yang kau lakukan ini semakin membuatku jauh dari Mark."
Jeno menarik sebelah sudut bibirnya. "Jadi kau mengakui kalau kau menyukai Mark?" Skakmat. Haechan bungkam, Lee Jeno berhasil memancingnya.
"Kalau begitu terima tawaranku."
"Apa yang akan aku dapatkan jika aku menerimanya?" Haechan menaikkan dagunya menantang tawaran Jeno.
"Mark. Tentu saja."
Haechan tertawa remeh. "Apa kau bisa jamin?"
"Tentu saja. Tapi kau harus terima tawaranku dulu, dan aku akan mengatur semuanya."
Pemuda manis itu menyandarkan punggunya pada kursi, matanya tak lepas dari Jeno yang juga menatapnya sekarang. "Kau yakin hanya membantuku? Aku tidak yakin kau tidak meminta imbalan."
"Tenang saja. Tawaranku ini akan sangat menguntungkan untuk kita berdua, jadi aku tak perlu imbalan."
Sejenak Haechan merenung. Ia tak yakin untuk menerima tawaran itu, tapi jika pun ia menolak pasti Jeno tetap akan menguntitnya. Dan akhirnya tak sampai sepuluh menit Haechan dan pemikiran dangkalnya mengangguk menyetujui penawaran Jeno.
"Baiklah. Karena kau sudah menerima kesepakatanku, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah..."
"Kau harus jadi kekasihku....
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Love💕 (markhyuck x markchan)
Hayran KurguDisaat rasa dipaksa menguap oleh realita dan Realita yang memaksanya untuk memendam rasa... "Kurasa sia-sia, karena nyatanya hadirkupun tak dapat menggeser sedikit kuasanya dihatimu" Haechan "Kau berani pergi begitu saja? Setelah mengacaukan hatiku...